-Enam-

61 37 14
                                    

Suara gemercik air terdengar bising sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara gemercik air terdengar bising sedari tadi. Sesekali gemuruh guntur mendentum memberikan suara yang memecah keheningan di dalam kamar. Reanda masih tertidur di ranjangnya, ia sangat lelah seharian memantau distronya yang ramai akan pembeli.

Ketukan pintu kemudian terdengar, Reanda yang sadar akan hal itu kembali menutup telinganya menggunakan bantal sama seperti ketika guntur mengamuk tadi. Ketukan tersebut terdengar semakin keras.

Sepertinya bukan Mama nih yang ngetuk..

Batin Reanda. Ia kemudian bangkit dari tidurnya, duduk di tepi ranjang yang dilapisi seprai bercorak tim pemain sepakbola asal negara spanyol.

"Rean!" pekik suara laki - laki dari luar pintu.

Reanda mengenali sang empunya suara. Reanda kemudian beralih ke depan cermin untuk membenahi rambutnya yang acak - acakan, sesekali ia menaikkan kedua alisnya yang tertata rapi dan tebal.

"Whats up, bro!" ucap tamu Reanda sembari menyatukan kepalan tangan keduanya setelah itu mereka berpelukan khas lelaki.

"Mimpi apa lo datang ke sini?" tanya Reanda yang mempersilahkan tamunya untuk segera masuk ke dalam kamarnya.

"Kalo gak boleh main, gua pergi lagi aja ni," tamu itu sedikit bercanda.

"Oh iya, Ko. Udah lama gua gak jumpa lo. Kemana aja?" tanya Reanda kepada tamunya yang bernama Eko itu.

"Ya gak kemana - mana. Lo aja yang sibukin diri, sampe gak kau ketemu gua." Jelas Eko sedikit nyengir kepada Reanda.

Reanda berdiri menghadap Eko yang terduduk di kasurnya, "Eh lo mau minum apa?"

"Apa yang ada di kulkas lo bawa aja kesini semua. Oh iya, nyokap lo katanya mau ke rumah temennya sama supir, dia nitip pesan ke gua."

"Oke!" Reanda menoleh kembali ke arah Eko, sembari menaikkan alis kanannya.

Eko memperhatikan sekitarnya, kaar Reanda sangat rapi. Beberapa foto masa SMP-nya masih terpajang indah di tepi dinding, ia juga mencium wangi khas di kamar ini hang tak pernah tergantikan, wangi cappuccino.

Selang beberapa menit, Reanda datang kembali ke kamar membawa nampan berisikan dua gelas kopi hangat disertai cemilan berupa french fries. Kemudian disambut oleh Eko, yang sepertinya sudah tak sabar ingin mencicipi semua itu.

"Thanks, bro!" Eko berterimakasih karena sudah dilayani bak raja.

Reanda mengangguk kemudian duduk di sofa kama tersebut, "Oke. Lo kesini mau ngapain, Ko?" tanyanya heran karena Eko tak biasa bahkan sudah tidak pernah berkunjung dalam jangka waktu setahun ini.

"Gua butuh pendapat lo," ucap Eko sedikit lemah.

"Apa?"

"Beberapa hari yang lalu gua gak sengaja ketemu sama mantan. Terus dia menghindar gitu dari gua, gua harus apa, Sob?" tanya Eko meminta pendapat sembari meneguk secangkir kopi hangat setelahnya.

REASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang