EPISODE - Akhir Dari Kesedihan

Beginne am Anfang
                                    

Audi menggigit bibirnya sendiri, menarik paksa lengannya hingga putus. Kemudian ia kembali menjerit.

"Apa yang kau lakukan, bodoh?" tanya Delux emosi.

Delux berlari ke tempat Audi dan mengelilingi tempat mereka dengan benang merah.

"K - Kau tidak akan bisa mengalahkan dia s - sendirian'kan?"

"Tapi tidak begini juga.." marah Delux ke Audi.

"H - Hahah... Itu lebih baik daripada kita kalah." Audi bangkit dengan wajah pucat. "Kita berdua, bersama-sama.!"

"Kau ini.." Delux menggertakkan giginya.

"Apa kalian sudah selesa--?" kalimat Haila terhenti saat Audi, menunjuknya dengan lengan yang putus.

"Apa yang bisa kau lakukan, yang hanya mempunyai satu tangan saja?" tatap remeh Haila.

"H - Hahaha... J - Jangan remehkan Pedia. Aku bahkan pernah kehilangan harapan. Luka ini tidak seberapa."

Titik Penggambaran

Cahaya merah muncul di lengan putus Audi, darah berkumpul dan membentuk tangan darah.

"Terimakasih, Nyonya Rosa.."

"Segel Pertama : Dilepaskan!!"

Dhuar..!?

"A - Audi..?"

Dari bawah kaki Audi, menghantam gelombang angin yang sangat kuat, kacamatanya terlepas dan ada tato hitam merahan yang menjalar keluar dari matanya.

Mata Kupu-Kupu Penakut

Dari punggung Audi mencuat tato sayap dan aura merah jambu yang menyelimutinya. Bola matanya tetap seperti biasa tapi ada motif kupu-kupu bersayap robek disana.

"Keindahan dapat merebut kebahagian. Ayo kita lakukan, Delux..!" seru Audi tersenyum.

Delux tersenyum tipis sekaligus terpana akan tekad gadis disampingnya. Tekad dari seorang gadis yang menolak kalah.

Itulah dirimu. Terima saja, Audi Manis!

"Ya... Akan aku terima!"

Dibelakang Audi ada sebuah wajah yang tersenyum licik. Kembali ke pertarungan.

Haila yang menyerang dengan rantai-rantai tersentak saat garis-garis nyata menghancurkan rantainya, di depannya ada Audi yang tersenyum sambil menunjuknya lagi.

Ruang Penggambaran : Hujan Penghenti

Dari telapak kiri Audi keluar aura merah darah. Audi melempar aura itu layaknya bola, aura itu meledak dan muncrat seperti bola air yang ditusuk, bedanya air itu berwarna merah darah dan juga lumayan banyak.

Haila mengangkat tangan kirinya, mengirim rantai perak untuk melenyapkan aura itu. Rantai Haila mengibas dengan sangat cepat dan berhasil menghindarinya, saat aura itu menyentuh tanah seketika lantai berwarna merah.

"Apa itu? Pernyataan??" pikir Haila bingung.

Benang Takdir : Ilusi Kehidupan

Delux menggerakkan tangannya, benang takdir yang mengelilingi mansion lenyap tak terlihat.

"Tersisa 1 menit.."

"Itu sudah cukup bagi kita.." sahut Audi.

"Tidak akan aku biarkan kalian lebih dari ini.." seru Haila mengumpulkan rantainya.

(SPToP) - Supernatural Powers : Tales of PediaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt