"Sherly!! Jangan main jauh-jauh!!" Teriak wanita dari dalam rumah
"Iya Ma!! Cuma di sini kok." Tangannya sedang asik mengaduk-aduk pasir
Mendengar percakapan singkat mereka, aku tertegun dan menunduk.
"Ana kenapa?" Tanya seorang gadis kecil cantik berambut hitam mengkilat dan bermata biru yang indah
Gadis kecil berambut coklat muda dengan mata hitam masih menunduk "Kenapa Mama hanya melarang Kakak?"
Deg!
"Mungkin karena tadi Mama hanya melihat Kakak yang keluar" Ucap Sherly Dilara Syah
"Tadi Ana baru menyapa Mama ketika ingin keluar" Air mataku menetes ke tanah
"Tapi tidak ada respon dari Mama" Melihat ke arah Sherly dengan air mata yang deras
"Ana.." Sherly memeluk adiknya sambil ikut menangis
Hujan turun disela-sela air mata, seperti sedang menghapus air mata kami.
"Sherly!! Cepat masuk! Nanti kamu sakit!" Teriak Mama yang memegang handuk dari pintu rumah kami
Kakak langsung menarik tanganku untuk mengajakku masuk
Mengelap rambut Sherly "Kalau hujan turun jangan diam saja, cepat masuk ke rumah."
"Iya Ma"
"Handuk untuk Ana mana Ma?" Tanya Liana Afriani Syah yang kedinginan
YOU ARE READING
My Eyes (SEGERA TERBIT)
General Fiction⚠️SEBAGIAN CERITA DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN⚠️ 📌 Akan diterbitkan oleh SIAO MEDIA Apakah jika aku mengakui mata ini bukan milikku, kisah 10 tahun yang lalu akan berhenti menghantuiku? Story by : Ranaragu