#17

2.4K 192 0
                                    

AUTHOR P.O.V.

Seorang laki-laki mengintip kedalam kamar satu-satunya gadis di dorm itu. Perlahan dibukanya pintu itu lalu dilangkahkannya kakinya ke dalam ruang kamar gadis itu.

Manager seventeen yang masih terbilang muda itu masih terbaring lemas diatas kasurnya. Sesekali senyum terukir pada wajahnya namun beberapa saat kemudian senyum itu berganti dengan wajah ketakutan, sedih, bahkan terkadang seperti menahan kesakitan.

Laki-laki itu tersenyum miris menatap gadis itu. Digantinya kompres pada dahi gadis itu sambil sesekali mengecek suhu gadis itu.

Suhu yang terus menerus naik sejak gadis itu tidak sadarkan diri. Tubuh gadis itu sudah penuh dengan keringat dingin.

Diusapnya keringat yang membasahi wajah Nara. Wajah pucat yang kembali di lihatnya membuat kekhawatiran yang terus menerus bertambah di dalam hati kecilnya.

"Kamu kenapa lagi? Apa kamu gak bisa jujur ke kita dan bikin kita gak khawatir sama kamu?" Ujar laki-laki itu penuh kesedihan.

Digenggamnya tangan mungil Nara. Hatinya semakin sakit saat merasakan betapa dinginnya tangan itu. Ia mencoba menyalurkan kehangatan namun tangan itu tetap sedingin es.

"Ra, cepet sembuh.. aku kangen" ujar laki-laki lalu mengecup tangan dingin Nara.

'Seberapa berat beban yang kamu tanggung ra?'

'Seberapa banyak penderitaan yang kamu lalui?'

'Kenapa kamu selalu bohong ra?'

'Jangan pura-pura kuat kalau kamu memang rapuh'

'Seberapa kuat kamu. Kamu tetap gadis biasa Ra..'

'Kamu tetap gadis biasa yang dapat menarik laki-laki lain tanpa kamu sadari'

'Dan aku juga tidak mengerti bagaimana caramu mengambil hatiku dari dia..'

'Terlalu banyak hal yang kamu sembunyikan..'

'Terlalu banyak teka-teki tentang dirimu yang tak bisa kuselesaikan'

'Hanya ada 2 hal yang ku tahu...'

'Yang pertama kamu adalah penipu ulung.. dan yang kedua...'

'Aku sudah semakin jatuh kepada dirimu..'  batin laki-laki itu.

*****

NARA P.O.V.

aku mengerjapkan mataku beberapa kali menyesuaikan diri dengan cahaya disekitarku.

"Kamu udah bangun?"

Aku menoleh saat mendengar suara itu. Leader performance team, kwon soonyoung atau lebih dikenal dengan hoshi seventeen.

Hoshi mengambil handuk kecil yang berada di dahiku lalu menempelkan tangannya pada dahiku.

"Panasnya udah turun.." ujarnya lega.

Ia meletakkan handuk kecil itu dibaskom kecil yang ada di meja samping tempat tidurku.

"Sekarang jam berapa?" Tanyaku.

"Jam 9 pagi.." jawab hoshi sambil menyodorkan air putih kepadaku. Ia membantuku duduk dan minum setelah itu dia kembali meletakkan gelas itu pada nakas disamping kasurku.

Aku tidur kurang lebih 17 jam. Lebih cepat dari perkiraanku. Entah mengapa akhir-akhir ini aku bangun lebih cepat setelah serangan panik itu. aku merasa ada seseorang yang memanggil dan menungguku. Dulu, aku bisa tidak sadar paling cepat 2 hari bahkan aku pernah tidak sadar selama 2 minggu penuh karena gejala yang sama.

Seventeen ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang