chapter 6

3.6K 304 11
                                    

Nara P.O.V.

aku mengikuti langkah woozi yang masih terus menyeretku. dia membawaku keruangan tempatnya membuat seluruh lagu-lagu seventeen. dia menutup pintu ruangan itu lalu menarikku mendudukkanku di kursi yang ada diruangan itu.

aku menatap tanganku yang ikut berlumuran minyak karena pegangan woozi tadi. 

dasar orang itu... 

woozi menyalakan komputernya lalu memutar sebuah lagu. 

tunggu dulu..?!.

ini kan mansae...jadi dia sudah merubahnya. mungkin dia tidak sekeras kepala yang kukira.

aku mendengarkan lagu yang di putar woozi.

"jadi bagaimana menurutmu?" tanyanya.

aku menatapnya kesal. jadi ternyata dia menarikku bahkan sampai mengotori tanganku hanya untuk menanyakan pendapatku mengenai arrangsement baru lagunya?!. 

apa dia tidak bisa meminta dengan cara baik-baik?!

bahkan dia tidak meminta maaf sekarang.

"sudah lebih baik...kalau kuperhatikan, mansae itu cerita tentang laki-laki yang baru saja mengalami jatuh cinta. kenapa tidak dibuat alunan nada yang lebih ceria? bagaimana menurutmu?" usulku.

woozi menatapku lalu berfikir sejenak. dia lalu berjalan kearah keyboardnya. 

jangan bilang dia ingin menyentuh keyboard itu dengan tangannya yang masih kotor itu?

"Woozi-ssi cucilah tanganmu dulu baru memegang benda lain... sudah cukup tanganku yang kotor karena ulahmu..." omelku pada woozi.

woozi menatap tangannya lalu berjalan keluar ruangannya. aku menatap kesal kearahnya. apa orang itu memang sangat irit bicara?. mungkin aku bisa menghitung berapa banyak kata yang dia ucapkan dalam sehari.

aku keluar dari ruangan itu menuju wastafel terdekat untuk membersihkan tanganku yang kotor karena woozi. 

bahkan dia tidak meminta maaf setelah mengotori tanganku.

BRUK!.

"Aw.." rintihku saat bokongku sukses mencium lantai.

"Ah.. maaf Nara.. aku tidak sengaja.." ujar jeonghan meminta maaf karena tidak sengaja menabrakku tadi.

sepertinya namaku benar-benar akan berubah sekarang. kalau bisa aku akan mengubah namaku menjadi Kanzaki 'Sial' Nara. nama itu akan terdengar lebih cocok padaku mengingat kesialan yang terus menerus mengahampiriku atau bahkan menemaniku sejak lahir. 

"Nara-ya apa kamu terluka..?" tanya jeonghan sambil berjongkok dihadapanku.

"Tidak apa jeonghan -ssi.." jawabku.

jeonghan membantuku  berdiri. dia merapihkan rambutku yang sedikit berantakan tadi. 

"panggil saja aku oppa. tidak usah terlalu formal..." ujar jeonghan lembut sambil memasang senyumnya. 

apa seluruh member seventeen memang memiliki seyuman maut?. jika aku gadis biasa, pasti aku sudah jatuh pada salah satu dari mereka. tapi perlu kalian catat, aku bukan gadis biasa. sudah terlalu banyak hal yang kulalui selama ini.

"kulihat woozi menarikmu tadi. dia tidak menyakitimu kan?" tanya jeonghan dengan nada khawatirnya. 

kenapa orang ini tiba-tiba mendadak baik begini?. bukankah dia salah satu orang yang menolakku mati-matian. bahkan ku kira dia sangat membenciku. apa dia sedang sakit?.

aku melangkah maju mendekati jeonghan dan menempelkan telapak tanganku pada dahinya. tidak panas lalu apa masalahnya?.

jeonghan terkekeh kecil karena tingkahku. 

Seventeen ManagerWhere stories live. Discover now