chapter 5

143 15 1
                                    

**

Aku melihat Harry dan Kendall yang sedang melihat bintang. Ugh, maksudnya apa coba harry membawa Kendall kesini?!!?! Ini kan tempatku dan dia. Bukan cemburu, aku hanya kesal. Ia berjanji bahwa dia hanya akan membawaku untuk ke danau ini. Di tempat ini sangat banyak kenangan dan sekarang tempat ini diinjak oleh seorang perempuan yang dulu pernah merusak hubunganku dengan mantan terindahku?!  Cih , menyebalkan sekali.

Aku tahu bahwa Alessa juga membuntuti mobil Harry. Mobilnya tepat berada di depan mobil Louis.

“ hey! “ Zayn dan Louis menepuk pundakku secara bersamaan.

“ apa?” tanyaku acuh

“itu! Harry akan membawa Kendall kemobil. Ayo kita ikuti. Dan oh, disana kakakmu”ucap Louis menunjuk perempuan yang memang Alessa lah orangnya.

Aku, Zayn dan Louis mengikuti Harry. Kemudian aku melihat bahwa Harry sedang beradu fisik dengan kakak-ku. Aku tahu Harry memegang pisau maupun pistol. Tetapi, aku yakin ia tidak akan mau melukai kakak-ku karena ia akan tahu seberapa marahnya aku apabila orang yang kusayangi terluka.

SREEEET. Alessa menggoreskan pisaunya di tangan kanan Harry sehingga mengeluarkan darah. Alessa sangatlah menyukai pisau. Ia sudah belajar menggunakannya sejak umur 8 tahun. Jangan kau Tanyakan lebih mahir siapa dibidang pisau, harry atau alessa. Karena tentu saja jawabannya adalah Alessa.

Aku menoleh kekanan-kiri dan tidak menemukan Louis dan Zayn. Aku melihat mereka sudah membantu Harry. Zayn sedang mencondongkan pisau yang Alessa gunakan kearah Alessa sendiri. Sedangkan Louis sedang membantu Harry.Aku menghampiri mereka dan mengambil pisau yang Zayn pegang.

“ hello, sis” aku tersenyum miris.

“ah, hello sis” ia membalas senyum mirisku dengan seringaiannya.

“ Jangan lukai dia Zayn. Kumohon” aku menatap zayn tepat di iris matanya.

“ah, lihatlah betapa baiknya adikku” ucap Alessa tertawa.

“ Zayn, pegangi dia” ucapku. Zayn pun mengangguk dan memegangi Alessa.

Aku menjatuhkan pisau Alessa ketanah. Aku mempersiapkan tanganku dan kemudian yang terdengar adalah suara tonjokan.

Tidak, aku belum menonjok Alessa. Barusan aku menonjok Harry.

“ ITU KARENA KAU TIDAK MENEPATI JANJIMU UNTUK TIDAK MEMBAWA SIAPAPUN KESINI SELAIN AKU “ aku berteriak tepat didepan mukanya. Sudahkah aku jelaskan bahwa aku tidak suka di ingkari janji?dan yeah, siapapun yang berjanji menerima akibatnya.

Akupun beralih kearah Alessa dan Zayn. Senyum puas muncul diwajah Alessa. Aku kembali menyiapkan tanganku dan yang kemudian muncul adalah suara tamparan.

“ itu karena kau , membuat tangan Harry berdarah dengan temanmu.” Yap, aku baru saja menampar kakak-ku sendiri karena ia melukai Harry. Sudahkah aku jelaskan bahwa aku akan melakukan sesuatu kepada orang yang sudah melukai orang yang kusayang?

“ Maafkan aku.” Ucapku kemudian menyuntik Alessa dengan alat yang akan membuatnya pingsan selama beberapa jam.

“ hey. You ok?” Aku menghampiri Harry.

“ugh im okay. Lebih baik malahan ketika kau belum menonjokku”ucap Harry sambil memegangi perutnya.

“ Salah kau. Kaukan sudah berjanji denganku Haz” aku memutar mata.

“Maaf sih. Aku tidak tau danau indah mana lagi selain ini”iya tetap membela dirinya.

“TER.SE.RAH”aku memutar mata dan berjalan menghampiri Zayn dan Louis yang terlihat berusaha memasukkan Alessa kedalam mobil Louis.

“ Aku ikut Louis . Zayn, tolong bawa mobil Lessa kembali ke markas. Dan Harry kau bawa perempuan itu. Aku tak ingin melihatnya”ucapku. Harry tahu betul siapa perempuan itu.

“baiklah” ucap mereka berdua bersamaan.

Aku menaiki mobil Louis dan melihat ke jok tengah sudah terisi Alessa yang tangannya sudah di borgol dan kakinya diikat dengan tali.

“Lou…”Aku berusaha menahan tangis. Tak kuasa air mata sialan itu keluar. Louispun memelukku dan berusaha menenangkanku.

“ Jangan menangis. Kau sudah bertemu kakak-mu lagi kan?”Louis bertanya sambil sesekali mengusap rambutku.

“uh jangan sentuh rambutku”aku menahan tangannya

“nah gitu dong. Udah yuk” Ia mencium keningku sebelum melepaskan pelukannya. Inilah yang aku sukai dari seorang Louis Tomlinson. Walaupun aku sudah tidak punya perasaan terhadapnya lagi sih.

Kamipun kembali kemarkas dengan mobil tentunya. Selama diperjalanan aku sangatlah mengantuk sampai akhirnya aku memasuki alam bawah sadarku. Hal terakhir yang kudengar adalah tawa khas Louis Tomlinson.

 ---

hello guys! maaf ya pendek? janji update cepet deh hehe .

vomments :)?

GUN//z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang