11. sehari bersama (a)

1K 83 2
                                    

            Malam ini Dara sedang menikmati kentang gorengnya di ruang keluarga. Matanya tak lepas dari
televise yang menayangkan salah satu film kartun. Besok adalah hari libur, jadi Dara bisa bersantai –
santai seperti saat ini.

          Pintu utama rumah keluarga Atmadja terbuka dan menampilkan Andre yang basah kuyup.

            "Dek, ambilin handuk dong!” perintah Andre kepada Adiknya, Dara.

               Dara cepat – cepat pergi ke lantai 2 untuk mengambil handuk kakaknya yang ada di dalam
kamarnya.

“kok ujan – ujanan sih?” Tanya Dara saat sudah mengambil handuk dan memberikan kepada
sang kakak.

“ujannya awet, gue udah balik dari abis maghrib, gue tungguin gak berenti, yaudah tancep aja
udah” ujar Andre sambil mengeringkan rambutnya.

“mandi air anget sana!”

“bikinin teh anget ya dek, dahh!” sambil mengacak rambut Dara, perlahan Andre pergi ke
kamarnya untuk membersihkan diri.

Sementara itu Dara berjalan dengan malas ke dapur untuk membuatkan teh hangat untuk
Andre.

~~~

          Dara keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya dan mengganti baju sebelumnya
dengan baju tidur.

Ia berjalan menghampiri nakas yang berada di samping tempat tidurnya.

Led handphonenya berkedip pertanda ada notifikasi. Setelah memasukkan passwordnya, Dara mengecek
aplikasi chatnya dan tiba – tiba bibirnya membulat.

Radhika Andit : Dara:)

“ka Dhika?”
“dapet ID gue darimana?” Tanya Dara bingung.

Tanpa sadar Dara tersenyum walau tangannya memegangi dadanya.

“kok jantung gue jumpalitan begini?”

Vidaraa : iya,knp?

Dara menggulingkan tubuhnya ke atas kasur. Ia menggigiti sarung gulingnya. Oke, katakan
bahwa Dara adalah perempuan jorok, namun itulah yang ia lakukan ketika gugup.

Beberapa detik kemudian handphonenya berbunyi, dengan cepat Dara meraih dan lagi – lagi ia
tersenyum sendiri.

Radhika Andit : besok temenin gue, mau?

Vidaraa : kemana?

Radhika Andit : cari kado buat Dhesya

Vidaraa : ok. Btw dapet ID gue
darimana?

Radhika Andit : Dila.

“jadi kak Dhika minta ke Dila? Astagaaa” ucap Dara heboh.
Tiba – tiba pintu kamarnya terbuka, Andre berdiri disana sambil bersandar pada daun pintu.

“apaansih dari tadi heboh banget? Sampe kedengaran ke kamar gue” Tanya Andre karena
merasa terganggu.

“gue diajak jalan sama cowok woi” jawab Dara sangat sumringah.

“hah? Emang ada cowok yang mau sama lo? Lo apain dek?”

Dara mencebikkan bibirnya kesal lalu menjambak rambut kakaknya. “emang lo pikir gue gak laku
gitu?”

“eeh udah – udah sakit!!!”
“emang siapa yang mau ngajak jalan?”

“kakak kelas. Namanya Dhika”

“kalo cowok baik, mau ngajak anak orang jalan, izin sama keluarganya dulu” ucap Andre
membuat Dara berdecak.

“ya tapi Kak Dhika kan bukan pacar gue, masa udah gue ajak aja ketemu mama papa”

Andre menyentil kening adiknya dengan gemas. “ya justru itu pea, kalo belum jadi apa – apa aja
udah berani dateng dan minta izin sama keluarganya, berarti dia orang yang bertangggung jawab”

“iya – iya deh. Udah sana ah keluar!!” Dara mendorong punggung Andre lalu menutup dan
mengunci pintu kamarnya gaar taka da yang mengganggunya lagi.

~~~

Dhika menatap dirinya di pantulan cermin. Kemeja lengan panjang berwarna putih yang ia
gulung sampai siku. Ripped jeans berwarna hitam pekat. Sepatu nike airmax berwarna hitam putih.
Dhika merapihkan jambulnya sekali lagi, setelah dirasa rapih dia meraih kunci motornya lalu
keluar dari kamar.

Saat kakinya baru sampai di lantai satu, ia melihat keluarganya sedang berkumpul bersama di
meja makan.

“mau kemana kamu, Dhika?” Tanya Arvyn, papa Dhika.

“keluar bentar” hanya itu yang diucapkan Dhika. Ia tidka memperdulikan ocehan dari Letta dan
langsung mengendarai motornya meninggalkan rumahnya.

Dhika tak perlu meminta Dara untuk membagikan lokasi rumahnya, karena beberapa waktu lalu
Dhika pernah mengantar Dara pulang dari kedai ice cream.

Sementara di lain tempat, Dara sedang merasa tidak enak pada Rafa. Laki – laki itu tiba – tiba
saja datang kerumah dan mengajak Dara jalan.

“gue udah janji sama kak Dhika, lagi lo mendadak sih datengnya”

“ya abis kalo gue ajak dari kemarin – kemarin pasti lo bakal bilang males, kalo gue dateng
mendadak gini kan pasti lo gak akan nolak, eh taunya lo malah mau pergi sama gebetan lo itu” ucap Rafa
dan menekankan nada suaranya saat berkata gebetan.

“yahh maaf Raf, next time dehh”

“tuh Kak Dhikanya udah dateng, gue minta maaf ya Raf. Sorry bangett, byeeee!!” Dara menepuk
– nepuk bahu Rafa lalu berlari menghampiri Dhika.

“itu bukannya sahabat lo, Dar?” Tanya Dhika.

“iya”

“dia ngapain?”

“tadinya mau ngajak jalan, tapi kan gue udah ada janji sama lo kak, mau nemenin lo”

“emang gapapa nih kalo kita pergi berdua? Gue gaenak loh sama sahabat lo itu, hmm siapa
namanya?”

“Rafa”

“gapapa kak, dia juga gak keberatan kok tadi”

~~~

Super pendek gapapa yaaa, Part ini gue bagi dua soalnya.
Maklumin ya kalo updatenya lama heheee

Jangan lupa di voteee:)))))

TraumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang