Ibra - 44

43.4K 3.5K 465
                                    

#Rank-13 in GF (19052018)

Enjoy to Onit

______________

" kita perlu bicara !"

Aku berdecak pelan, membiarkan pria sialan itu mendorong pintu kamar ku sedikit kasar lalu masuk dengan tidak sopan nya

" begini cara seorang Ibra alkahfi patah hati ?" Cemoohnya menatap kamar ku yang berantakan oleh pakaian pakaian dan buku buku yang berserakan di lantai "apa perlu aku belikan Baygon rasa jeruk ?"

" mau bicara apa ?" Potong ku

Adam tersenyum kecut "tentang Nay"

" saya sudah tau"

" apa kau akan datang ke acara pernikahan Nay besok ?"

" sebenarnya kau mau apa ?"

" mau bicara tentang lelaki itu"

" lelaki itu ?"

" Tentang Abii nya ?" Tekan adam pada kata abii   "apa kau sudah bicara dengan abii na Onit?"

" berhenti mengucapkan kata itu brengsek !"

" Wow... Daebak. Seorang Ibra bisa mengumpat juga ?"

" keluar ? Saya sedang tak ingin bertengkar !"

" kalau begitu bicara lah dengan lelaki itu, Abii na onit sebagai seorang lelaki, antara ayah biologis onit dan calon ayah sambung gadis bawel itu !"

" keluar brengsek !"

" jangan bodoh ibra ! Mengurung di kamar tanpa makan minum hanya akan membuat ku masuk koran dengan judul yang mengenaskan Bapak Om yang terbuang  berhenti seperti lelaki patah hati yang di tinggal pacar nya menikah !"

" keluar !" Bentak ku keras

"jangan mendramatisir keadaan, kalau memang nay ingin menikah kenapa tak dari dulu ? kenapa bukan sekarang ? ib..."

"berhenti membuat ku muak, kepala ku raasa nya ingin pecah ! sekarang keluar lah..."

bukan nya keluar adam malah menjatuhkan tubuh nya di atas ranjang, ia mengambil sesuatu dari saku celana nya lalu melemparnya ke arah ku "merokoklah supaya umpanmu lebih berfaedah... karna orang patah hati butuh tenaga"

memungut rokok yang tergeletak di lantai , aku keluar menuju balon kamar berniat menikmati rokok yang adam berikan tapi belum sempat rokok tesulut mata ku menemukan sosok lain yang ku rindukan

" onit...."

Gadis bermata bulat yang sedang sibuk menurunkan kaki nya dari pagar kayu menoleh ke arah ku, senyum nya mengembang indah bak matahari

" Bapak Ommmmm..." jerit nya "Awww..."

" tunggu nit.. jangan turun, bapak om ke situ"

Secepat kilat aku berlari dari kamar ku menuju taman sisi samping rumah tempat onit berada, niat hati merokok di balkon kamar yang berhadapan dengan taman di buat terkejut dengan kehadiran onit yang sedang memanjat pagar setinggi bahu orang dewasa

Entah apa yang onit lakukan, kenapa harus manjat pagar sisi rumah bukan lewat depan rumah

" onit bisa...!" Elak onit saat aku mencoba membantu nya "onit bisa..."

" iya... tapi ga usah sayang biar bapak gendong"

" enggak usah !!!" Geram onit menampik tangan ku yang ingin menggapai nya "onit bisaaaa..."

Tentang KITA [ End ]Where stories live. Discover now