Ibra - 34

40.8K 3.8K 540
                                    

#Rank-12 (08022018)

_________________ 

Setelah memakai kan dasi bunda menepuk pundak ku lembut seakan menepuk luka yang tak kasat mata, aku sudah mengambil ke putusan untuk mengambil alih rumah sakit menggantikan kak luqna yang harus mengurus baby nya yang mengalami masalah pada kesehatan nya

" Maaf in bunda yah nak" isak bunda menjatuhkan dahi nya di dada ku

Aku mengangguk memeluk tubuh ringkih bunda dalam pelukan, ia semakin terisak merasa bersalah pada garis hidup ku yang di luar ekspektasi nya

Semalam ku cerita kan bagaimana onit lahir, menghilang nya Nay setelah penolakan ku, hancur nya hidup Nay, kesusahan Nay hingga rasa bersalah Nay pada papa nya yang meninggalkan setelah onit lahit

Tak satu pun yang terlewatkan sampai penolakan Nay terhadap ku pun ku ceritakan meski pun sudah ku buktikan lewat tes DNA

" ma--aaf "

Wajah bunda mendongak menatap ku yang sudah berkaca kaca meski pun bibir ku tersungging mencoba tersenyum

" ibra berangkat bunda..." lirih ku

Bunda menggeleng kuat kuat memeluk ku semakin kuat membuat isakan semakin kuat "ma--maf bun--da minta ma--af"

Suara pintu bergeser menunjukan sosok ayah yang menatap ke arah kami dengan tatapan datar nya menunjuk jam di tangan nya tanpa suara, di belakang nya ada fariz Asisten pribadi ayah yang akan menjadi asisten ku nanti sudah siap dengan setumpuk berkas yang harus ku pelajari untuk bekal rapat nanti

" bunda... ibra berangkat dulu yah" bisik ku

Bunda mengurai pelukan nya, memutar tubuh nya menghadap ayah di daun pintu "itu rumah sakit mu... urus sendiri !"

" Rose..."

" putra ku bukan robot, jangan perlakukan dia seperti robot !"

" karna dia putra ku maka dia harus lebih dari ku ! Jangan mendramatisir keadaan, dari awal memang ini tujuan ibra lahir... untuk mengantikan posisi ku"

" ayah..."

Ayah mengangkat tangan nya menginterupsi ucapan bunda yang tertelan kembali "fariz... kau berangkat dengan anak itu, saya harus pergi ke suatu tempat tapi ingat. Jam 2 nanti jangan sampai kalian terlambat apalagi tidak datang... atau..." ayah melirik ku sinis

Ayah terima jika kamu menolak menikah dengan linda tapi... kamu tau apa yang akan terjadi kalau kamu menolak keinginan ayah yang satu ini' ucapan tegas ayah kemarin yang tak lain mengancam keberadaan Nay terutama onit membuat ku tak berkutik

" Ayah ! Kamu kejam...!"

Tanpa perduli ucapan bunda, ayah langsung meninggalkan kami membuat isakan bunda semakin keras

Aku tak berani memberi tahu siapa onit pada ayah karna onit mengingatkan kami akan kak Raisa yang hamil di luar pernikahan saat dia menjalani pendidikan di Oxford sama dengan ku, ayah murka besar saat itu hingga mengasingkan kak Raisa di jepang hingga kak Raisa melahirkan tapi bayi kak Raisa meninggal sesaat setelah lahir dan setelah itu kabar tentang kak raisa hilang begitu saja meski bunda bilang kalau kak Raisa hidup jauh lebih baik sekarang

kemurkaan ayah saat itu berdampak pada ku, ayah yang dulu penyayang berubah menjadi otoriter, menjadikan ku robot nya yang di rebut ke bebas an nya saat remaja dengan menjalani berbagai macam les les yang tak ada habis nya

Dan membayangkan kemurkaan ayah jika tau aku mengalami kesalahan yang sama dengan kak raisa membuat ku enggan membuka jati diri onit di depan ayah untuk saat ini

Tentang KITA [ End ]Where stories live. Discover now