Tawa geng Aslan membuat Andre geram menahan emosinya sendiri, jika saja Andre tidak bersama Karin maka ia akan memilih pergi dari pada jadi target Aslan. Yang di maksud target adalah target usilan geng Aslan bahkan geng Aslan tidak segan segan untuk mengusili guru.

Sedangkan Karin sekarang tengah tersenyum senang karena Andre di ejek oleh geng Aslan.

Maksud geng Aslan sendiri karena tidak suka dengan sikap Andre yang berteriak untuk memesan makanan, walau saat memesan makanan geng Aslan masih di koridor sekolah tapi mereka masih mendengar suara Andre yang berteriak.

"Liat tuh Rin geng Aslan, geng ga jelas yang suka gangguin siswa sini." ucap Andre kesal.

"Tapi Aslan baik loh Ndre," kata Karin sambil tertawa kecil melihat raut wajah kesal Andre.

"Baik dari mananya coba? Anak geng motor, suka tawuran, hobinya cari ribut dan lagi dia pernah ga naik kelas." ujar Andre pada Karin.

"Tapi dia mau nganterin aku pulang kemarin." kata Karin dengan muka yang di buat polos.

"Hah? Hati hati Rin, bisa aja Aslan punya niat jahat sama kamu." ucap Andre dengan kaget.

"Tapi buktinya aku baik baik aja bahkan si Aslan ngajak aku pulang bareng lagi." kata Karin menggoda.

"Mending kamu jauhin Aslan, dia itu ga baik buat kamu Rin." ucap Andre dengan sedikit emosi.

Percakapan itu tak lagi di lanjutkan karena mba Dewi telah datang membawa 2 nasi uduk pesanan, juga Karin dan Andre makan dalam kediaman dan masing masing sibuk dengan hpnya saat mereka makan.

Setelah mereka selesai makan, Andre langsung mengajak Karin pergi ke kelas karena dari tadi mata Aslan menatap ke arah Andre terus dan itu membuat Andre terasa terintimidasi oleh Aslan.

Saat sampai di depan kelas tiba tiba Sean sudah berdiri di depan pintu kelas Karin dengan pakaian sekolah yang sangat berantakan.

"Bisa gue pinjam Karin bentar?" ucap Sean menatap tajam Andre.

Andre hanya menjawab dengan anggukan karena ia tak berani berurusan dengan Sean.

"Pagi," sapa Sean dengan tersenyum.

"Iya, pagi." jawab Karin, kepalanya ia tundukan.

"Ga usah nunduk, saya buka setan." ucap Sean menatap kepala Karin yang terus menunduk.

"Kamu mau apa?" kata Karin, ia mulai memberanikan mengangkat kepalanya menatap Sean.

"Ini," Sean mengambil coklat dari kantung saku celananya dan memberikan coklat itu pada Karin.

"Buat aku?" tanya Karin heran.

"Buat Andre," jawab Sean mendengus kesal.

"Oh buat Andre." kata Karin.

"Ya buat kamulah terus buat siapa lagi?" ucap Sean mencubit hidung Karin.

"Aduuh, sakit Sean." Karin meringis.

"Yaudah nih ambil." ucap Sean memberi paksa coklat itu pada tangan Karin agar Karin menggenggamnya.

Tiba tiba banyak sahutan para siswa siswi di sekitar lingkungan sekolah, perlakuan Sean pada Karin membuat banyak tanda tanya di pikiran mereka pasalnya Sean adalah anak nakal yang selalu mendapat masalah bersama Aslan sedangkan Karin merupakan anak baru dan benar benar masih baru masuk sehari yang lalu.

"Sean, apaan sih? Malu tau di liatin orang." gumam Karin kesal.

"Yaudah kalau gitu, saya balik kelas dulu ya." kata Sean tersenyum.

SeanWhere stories live. Discover now