Love 4 : SECRET Part 2

930 101 17
                                    


Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

SECRET

PART 2

Arthit PoV

"Mataharinya silau sekali" gerutuku. Aku sedang terdiam di atas atap sekolah. Angin sepoy-sepoy menerpa wajahku.

Ah aku jadi mengingat moment masa kecilku. Aku dan Kongphob selalu bermain di taman saat terik matahari dan angin sepoy-sepoy seperti ini. Ayah dan Ibu kami mencintai kami dan membesarkan kami dengan berpikir bahwa kami berdua adalah saudara.

"Cih" aku berdecih saat sadar betapa hinanya aku ini. Mereka pasti tak akan memaafkan aku saat tahu kenyataan bagaiamana jati diriku yang sebenarnya. Aku hanyalah sampah, aku sadar dengan diriku yang tak normal ini.

"Hei Arthit, kelihatannya kau sudah mengobati lukamu" tiba-tiba sebuah suara mengintrupsi lamunanku.

"Ah, kau lagi Bright? Sebagai seorang teman kau ini orang yang konyol, kau tahu kau selalu saja mengganggu hidupku" ujarku malas.

"Ohohoho, seharusnya kau bersyukur setidaknya kau memiliki aku sebagai temanmu" Bright mnghampiriku.

"Aw, apa adik kecilmu yang mengobati lukamu ini?" tanyanya seraya mengangkat tanganku yang terbelit perban di lengannya. Aku tak menjawabnya.

"Ah aku tahu, jadi ini yang membuatmu terlihat senang hari ini?" ujarnya. Aku langsung melepaskan genggaman tangannya dari tanganku.

Bugh

Lalu aku memukul wajah yang kelewat ceria itu.

"Kau itu menjijikan Bright" ujarku, Bright langsung mengusap-usap pipinya yang mulai memerah karena mendapat bogem dariku.

"Aku? Apa kau tak salah bicara ya? Kurasa kaulah yang menjijikan Arthit. Kau seharusnya sadar bahwa kau itu hanya memanfaatkan kebaikannya untuk perasaan biadabmu itu"

DEG

Kata-kata Bright barusan begitu menusuk langsung ke dasar hatiku. Perkataannya memang benar, beberapa kali aku mencoba menepisnya pun aku tak bisa karena kenyataannya memang seperti itulah diriku. Kongphob memang sangat baik, kebaikannya itu membuat perasaanku semakin lama semakin berkembang hingga diriku melakukan segala cara untuk menarik perhatiannya. Dan itu membuatku menjadi tak waras, hatiku hancur berkeping-keping. Aku memang mempunyai perasaan biadab ini. Ini memang rahasia terbesarku. Lalu aku bisa berbuat apa lagi? Berapa kalipun aku mencoba tapi aku selalu gagal untuk membunuh perasaan sialan ini.

"Wah, wah, wah, wajahmu berubah seketika. Ada apa? Mana wajah senangmu yang tadi?" ujar Bright. Ia mendekatiku, menarik kepalaku mendekat padanya, hingga wajahku dan wajahnya hanya berjarak satu senti saja. Siapapun yang melihat kami pasti salah mengira bahwa sekarang ini kami tengah berciuman.

Lalu Bright tersenyum lebar.

"Aw, sudah begini pun kau masih tak merubah wajahmu itu? Apa aku harus benar-benar menciummu?" tanyanya. Aku memutar bola mataku malas, lalu ku injak kakinya sekeras mungkin.

Love's Way (Oneshoot/Twoshoot PERAYA/KONGTHIT)Where stories live. Discover now