Satu

3.9K 153 4
                                    

22.30
My ice Boyfriend : TIDUR!

Rana mendengus kesal membaca pesan dari Arkan. Kenapa lelaki itu tau bahwa dirinya sedang menonton drama korea pada malam hari ini?

Rana masih tak memedulikan pesan itu. Memang Arkan punya Indra ya? Kok dia selalu tau jika Rana melakukan yang berlebihan?

Rana menatap kembali ponsel miliknya yang sudah menunjukan satu notif line. Itu dari Arkan lagi.

My ice Boyfriend : Mati in Laptopnya.

"Sialan!"

Dengan terpaksa Rana mematikan Laptopnya daripada ia harus membaca pesan Arkan yang menyuruhnya tidur.

Rana berjalan kembali ke Arah Jendela kamar, ia lupa menutupnya tadi sore. Tapi saat Rana hendak menutup. Ia terdiam melihat motor hitam dan seorang lelaki didepan rumahnya. Yang ia ketahui itu motor Arkan. Ngapain dia disini?

Rana pun langsung menutup jendela serta tirai dan beralih ke ponselnya untuk menanyakan ke Arkan.

Rana Reydita : Lo ngapain di depan rumah, Ar?

Tak ada balasan.

Apa Arkan tau Rana belum tertidur karena dia di depan rumahnya? Memang Arkan tau jika Rana tidur tak suka lampu dinyalakan sedangkan sedari tadi lampu kamar dinyalakan oleh Rana. Oh, Rana tau.

Rana kembali menengok Ponselnya, kali aja ada balasan dari Arkan. Tapi nihil, cuma ada bacaan dengan kata read saja. Ini nih yang bikin Rana harus bersabar sepenuh hati.

~🔥ICE🔥~


"Lo kemarin ngapain dirumah gue?" tanya Rana saat berada dalam mobil Arkan.

Arkan terdiam layaknya orang bisu. Rana pun mendengus menatap Arkan kesal. Masih menatap tak peduli bahwa ia risih atau tak suka. Yang penting Rana mau Pertanyaannya dijawab oleh Arkan.

"Ar, gue nanya!"

"Pake seat beals nya dulu," Suruh Arkan tak mengungkit pertanyaan Rana tadi. Rana malah lebih kesal jika seperti ini. Ia menggeleng tak menuruti suruhan Arkan. "Gue bilang pake seat beals nya dulu, Rana."

"Jawab dulu pertanyaan gue!"

Arkan terdiam. Bahkan se dari tadi ia tak melajukan mobilnya. Hanya diam didepan halaman rumah Rana.

"Kepala batu!" ucap Arkan yang langsung memasangkan Seat beals Rana. Rana kaget, ini untuk ke sekian kali jantungnya tak berdetak normal. Pipi Arkan jauh 5 cm dari wajah Rana. Rana pun menggigit bibir bawahnya agar tak gugup.

Setelah Arkan memasang Seat beals Rana, ia langsung tancap gas mobil ke sekolah yang dulu menjadi sekolahnya juga.

"Ark—"

"Ngawasin lo" Timpal Arkan yang tau nanti pertanyaan apa yang keluar dari mulut Rana.

"Setiap hari?"

"Hm"

"Gak capek emangnya?"

"Gak"

"Ar"

"Hm"

Rana pasrah berbicara, ia lebih baik diam tak membuka mulut. Lebih baik mobil nya hening daripada mendengar dehaman Arkan yang hanya menjadi jawaban pertanyaannya.

My Ice BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang