Fragmen 6

231 23 0
                                    

Dua tahun yang lalu ....

Kita masih memandang sunset di jembatan itu.

Indah.

Sebab ini bukanlah musim panas—musim bagi kedatangan para Sandekala saat senja kala tiba.

"Kau, tidak akan masuk ke sana?" tanyaku meyakinkan.

"Tidak akan," jawabmu tegas.

"Kenapa? Bukannya kau pernah bilang bahwa kau ingin mengikuti jejak Ian?"

Aku memandang ke dalam matamu yang sedang menatap ke arah matahari. Mata abu-abumu tampak jingga dan bersinar oleh cahaya lembayung senja. "Dan bukankah perusahaan itu pernah dimiliki orangtua kandungmu?" imbuhku sedikit ragu.

Kau melirikku. "Dari mana kau tahu?"

Aku hanya tersenyum.

"Iya. Aku lupa kau itu memang gadis pintar. Komputerku, emailku, segalanya. Kau mengetahui kata sandinya," tambahmu tersenyum tipis.

"Dengan kau masuk ke perusahaan itu, kau bisa mencari tahu tentang orangtuamu," ucapku.

"Tidak! Aku tidak ingin mengetahui tentang mereka lagi. Mereka sudah mati!" jawabmu penuh dengan kegetiran.

Terdengar emosi dengan nada tinggi.

Aku hanya diam. Tak berani berkata-kata.

"Maafkan aku, Shan," timpalmu segera.

Tadinya aku ingin menanyakan tentang alasannya, tapi aku urungkan niat. Tak ingin menambah bebanmu lagi.

"Lalu apa yang akan kau lakukan mulai dari sekarang?"

Aku menyentuh pundakmu yang tinggi. Yang kini sepantar dengan hidungku.

"Aku akan bekerja di Vereyon bersama kakakku dan aku ingin ... mengalahkan sang Raja," ucapmu pasti.

Kau memejamkan mata. Merasakan hangatnya kilauan senja menembus kulit putihmu yang pucat itu.

***

Kie Light #2: Tunggang Gunung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang