#12 - X Ipa 4

3.7K 308 22
                                    


Inilah awal dimulainya kisah indigoku yg semakin tajam dan tajam. Diumurku yg sudah menginjak 15 tahun. Aku semakin menyadari bahwa yg kulihat tidak salah lagi. Bahwa apa yg orang lain pikirkan terkadang memang terbaca olehku. Bahwa apa yg orang lain rasakan, aku bisa merasakannya (baper). Bahwa di setiap sudut ruangan, selalu saja ada makhluk-makhluk lain. Ah Sudahlah. Biarkan saja aku terbiasa dan mengerti dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, toh mungkin nanti juga disaat umurku 17 tahun kemampuan itu akan menghilang.



***

Hari ini aku memulai kegiatan belajar mengajarku di kelas X Ipa 4. Aku tidak tau dengan siapa aku akan duduk sebangku, aku belum tau juga siapa wali kelasku, yg penting aku masuk saja dulu.

Waktu masih menunjukkan pukul 06.30, tetapi kelas sudah ramai sekali. Lagi-lagi hanya bangku yg ada di depan yg kosong. Bukannya aku ini anak rajin, tapi aku sering duduk di depan karena aku terlambat dan mendapatkan bangku sisa. :)

Tak lama setelah aku duduk, akhirnya ada seseorang yg menghampiriku. Dia Dinda. Dia adalah teman sebangku ku saat itu. Saat itu kami hanya basa-basi dan cerita tentang masa ospek dan saling bertukar nomor hp. Pelajaran di hari pertama hanyalah sebuah perkenalan dan juga cerita-cerita dari sang guru. Dimana pelajaran terakhir adalah pelajar fisika yg gurunya adalah wali kelasku. Sepertinya, Bu Mumun wali kelasku ini senang sekali dengan cerita horor. Karna ia begitu antusias menceritakan tentang SMA-ku yg "katanya" suka ada kejadian seram kalau sudah mulai sore.

Disaat anak kelas berkata "Hiiiiii serem", aku berpikir "Ah masa sih? Bu Mumun ini sepertinya suka bercanda deh"

Saat itu memang belum ada hawa-hawa yg tidak mengenakkan di dalam kelasku. Tetapi, desas-desus mengatakan bahwa kelasku itu dulu pernah ada kejadian kesurupan massal. Ah itu kan cuma katanya. Siapa tau hanya gosip untuk menakut-nakuti saja. Bukankah setiap sekolah biasanya memang suka memiliki cerita mistis masing-masing untuk dijadikan bahan cerita horor? Atau memang sekolah itu selalu horor? Atau gurunya yg horor? Atau tugasnya yg horor? Ah sudahlah.

Kau tau? Kelasku itu ada di lantai 2. Hampir pojok dan dekat dengan wc pria. Sudah begitu saja. Tidak ada yg aneh kan?

Iya kelas ini memang belum ada yg aneh. Hingga pada akhirnya aku membuktikan apa yg dikatakan Bu Mumun.

"Yaahh. Ku kira Bu Mumun hanya bercanda perihal sekolah ini yg seram di sore hari. Hm".

Jadi, saat itu aku sedang ada kerja kelompok yg memaksaku untuk pulang hingga magrib. Sebenarnya, aku lebih suka kalau kerja kelompok di rumah saja. Karena kalau menjelang magrib, makhluk-makhluk halus memang mulai banyak berkeliaran dimana-mana dan semakin usil mengganggu serta semakin menunjukkan eksistensinya (caper).

"Dug !"

Terdengar suara hentakan sepatu yg begitu keras, yg mengagetkanku. Suara itu telah membuyarkan konsentrasiku dalam mengerjakan tugas kelompok. Ku perhatikan kondisi kelas, tetapi tidak ada apa-apa. Hanya ada teman sekelompokku yg sedang sama-sama sibuk berpikir keras dalam menjawab soal.

"Dug !"

Lagi lagi suara itu terdengar jelas ditelingaku.

"Gedebug !"

Haiiihh apaa sih itu !! (buyar)

Sungguh, batinku sedikit kesal mendengar suara itu. Padahal, waktu masih menunjukkan pukul 4 sore. Tapi kondisinya saat itu sudah gelap karena memang mendung dan juga sepi karena sejak jam 14.30 kelas sudah selesai.

"Dug dag dig dug !"

"Astagaa dragooonn!" ,akupun mulai perang batin mendengarkan kegaduhan yg semakin menjadi-jadi.

Indigo Crystal 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang