1 Masa Kecil - Tak Ada yang Aneh Bagiku

13.3K 689 89
                                    

Perkenalkan, namaku Nayshi Putri. Tapi, ini bukan nama asliku.

Aku lahir di Bandung pada April 1998. Sejak kecil, banyak sekali dari tetanggaku yang berkata pada orang tuaku kalau aku berbeda dari kakakku. Bahkan, seorang paranormal pun berkata kalau aku bisa melihat "mereka" dan "sensitif". Tapi, kedua orang tuaku tidak serta merta percaya dan justru sering mengabaikan perkataan itu. Aku sendiri juga sama tidak percayanya dengan omong kosong itu. Kurasa, tidak ada yang aneh dari diriku. Sama saja.

Tapi ternyata, setelah dipikir-pikir dan mengingat kembali masa kecilku. Apakah tidak ada yang sadar sama sekali di antara anggota keluargaku?

Dulu, saat TK aku sangat tidak suka diatur dan sering bermain sendirian di taman bermain. Jadi, ketika bel masuk berbunyi, semua telah meninggalkan taman bermain, saat itulah aku bermain di taman bermain sendirian. Dan telat masuk ke kelas. Kurasa aku memang lebih nyaman bermain dengan teman yg lain dibanding teman satu sekolahku. Tapi, saat itu aku tidak tau kalau "mereka" itu berbeda. Aku lebih asik sendiri dan bisa dibilang mudah tersinggung jika bermain dengan teman teman sebayaku di TK karna mungkin pandangan kita berbeda. Sekolah TK-ku itu berada di depan pemakaman umum. Ibuku yg menemaniku tidak pernah mengambil pusing atau menganggap aneh akan hal itu, Ibuku hanya memakluminya karna aku masih anak-anak.

: Selain itu, aku juga ditertawakan ketika aku menggambar. Dimana aku menggambar seseorang dengan warna hitam semua. Menurutku, itu sama sekali tidak ada yg aneh.
Jujur, saat itu tidak ada yg memahamiku. Aku menggambar sosok yg sedang berdiri didepanku dan melihat kearahku. Saat itu aku bingung, memangnya ada ya orang seperti dia? Tapi ibuku menertawakanku dan berkata "tidak ada orang yg warnanya hitam semua seperti ini". Baiklah, mungkin ada yg salah dengan mataku saat itu.

: Dilain hari, masih di TK, aku kebelet buang air kecil. Ibuku menemaniku ke wc sekolah. Selesai buang air, mataku tertuju ke sudut wc lain, aku seperti melihat ada nenek nenek disana. Dia sedang duduk dipinggir bak dan melihat ke arahku. Aku melihatnya lama, tapi kurasa tidak ada yg aneh. Kupikir, mungkin dia seseorang yg berjualan di depan sekolah dan mau minta air buat cuci piring.

Hari-hariku di TK saat usia 4-5 tahun sebenarnya sering sekali melihat banyak sosok perempuan. Tapi, aku selalu mengabaikan mereka dan menganggap mereka manusia biasa sama sepertiku, hanya saja mereka lebih pucat dan tak bergairah juga hanya diam saja di sudut kelas, dikursi kosong, di ayunan, di teras kelas, di wc, dimana mana aku melihat mereka, kadang juga mereka melambai lambaikan tangannya. Tapi, entah mengapa aku tidak pernah menjerit ketakutan ketika melihat mereka. Aku malah heran sendiri dengan apa yg aku lihat. Dan aku tidak pernah menceritakannya kepada Ibuku, karna kukira mereka sama sama manusia biasa sepertiku yg sedang ikut bermain di sekolahku.

****

: Masih diumur 4-5 tahun. Aku tinggal disebuah asrama rumah dinas. Aku tidur berdua bersama kakakku. Kakakku itu perempuan, beda 4 tahun denganku. Saat itu, malam hari aku dan dia bertengkar entah masalah apa dikamar. Maklum kami anak-anak. Aku pun menangis dikamar dan kakakku meninggalkanku dikamar, lalu dia pindah tidur di ruang tamu.

Saat aku sedang menangis, tiba-tiba ada suara yg mengikutiku menangis dari arah kolong kasur. Aku terdiam, tapi suara itu masih ada. Mungkin tetangga sebelah. Eh tapi, rumah sebelah sudah kosong beberapa minggu.
Lalu itu suara apa? Atau kakakku sedang jail?.... Aku lihat diruang tamu, dia sudah tidur pulas. Aku kembali lagi ke kamar. Ayah dan ibuku sudah tidur. Tapi suara itu masih jelas terdengar seperti dari kolong kasur. Akupun mencoba untuk tenang dan berdo'a sampai akhirnya aku tertidur.

: Masih dirumah yg sama, di dalam rumahku, bagian dapur rumah itu ada sumurnya yg dijadikan seperti meja untuk menyimpan perabotan ringan. Disana aku sering sekali melihat sesosok hitam legam sedang duduk diatas sumurnya. Atau, aku sering sekali mendengar suara seseorang yg berjalan ketika tengah malam, dan suara gayung yg bergerak di wc. Dan polosnya, aku suka menyapa sesosok yg selalu duduk disumur itu dengan "permisi om".

Tapi, aku juga heran. Kenapa aku tidak pernah merasa takut dengan "mereka"? Bahkan ibuku bilang, sejak kecil aku tidak pernah menangis. Biasanya, anak kecil akan menangis tidak jelas seperti ketakutan ketika mereka diganggu. Tapi, aku tidak seperti itu. Aku nangis guling-guling ketika kemauanku tidak dituruti, dan aku bisa tiba-tiba diam. Kenapa? Karena ketika aku menangis teriak-teriak, si om sumur itu memerhatikanku. Dan akhirnya aku terdiam karena aku takut om itu marah.

.......

Sepertinya ini sudah diluar kendaliku, dan apakah aku harus bercerita kepada Ibu tentang apa yg kulihat??
Aku : Ibu, malem aku pernah nangis gara-gara kakak terus ada yg ngikutin aku nangis dari kolong kasur. Itu siapa bu?
Ibu : Apaan? Gak ada siapa-siapa. Kamu salah dengar.
Aku : Bu, di sumur itu suka ada paman yg duduk-duduk disitu. Itu siapa?
Ibu : Kamu itu kenapa? Gak ada orang, gak ada siapa-siapa disana.

.......

Sepertinya ibu tidak tau apa-apa. Mungkin aku terlalu banyak berimajinasi akibat keseringan nonton film kartun.

: Suatu hari, aku ikut kakakku bermain dengan teman-temannya. Mereka suka sekali main petak umpet. Kemana-mana aku ikutin kakakku, tapi dia tidak pernah mengurusku. Aku sering ditinggal dan akhirnya aku pulang sendiri. Dan kakakku kena marah Ibuku.
Aku : Kak, itu siapa yg dipojok liatin kesini? (saat sedang ngumpet)
Kakak : Gak ada orang (dia langsung lari meninggalkanku)
....
Aku : Kak, itu apa putih putih deket tembok sana? (masih saat sedang ngumpet)
Kakak : Apaan? (dia lari lagi meninggalkanku)

Sampai rumah, aku pulang sendirian dan kakakku dimarahi oleh ibuku. Kakak bilang dia takut, karena aku bilang di pojokan ada putih-putih sedangkan kakakku tidak melihatnya. Ibuku juga heran. Akhirnya mereka menasihatiku kalau yg aku lihat adalah salah dan hanya halusinasi.
: Karna nasihat itulah, akhirnya aku tidak sadar kalau aku memang bisa melihat "mereka". Hari demi hari aku masih sering melihat "mereka" disekelilingku, tp aku bingung apakah ibu dan kakak benar-benar tidak melihatnya juga? Bagaimana dengan Ayah?

*****

Indigo Crystal 1Where stories live. Discover now