#8 - Perkenalanku dengan Penghuni Rumahku

4.2K 351 12
                                    


Ingatkah kalian pada gadis penghuni rumahku, yg tiba-tiba mengulurkan tangannya kepadaku di rumah baru itu?

"Ini tentang perkenalanku dengannya"

Tidak ada yg menyeramkan atau mengharukan dari kisah ini.

Saat itu, setelah aku susah payah berusaha menutup mata batin ini, aku berpikir kalau semua makhluk halus itu jahat dan menyeramkan. Sampai-sampai, aku selalu mengabaikan gadis penunggu rumahku itu yg selalu mengikuti dan mengajak berkenalan. Ah, tidak hanya dia. Pokonya semua, siapapun makhluk halus yg mencoba ingin berkenalan denganku, semua aku abaikan. Tak ada yg pernah ku ajak bicara satupun. Iya aku memang egois sepertinya.

Bukan. Bukan begitu. Aku hanya tidak paham tentang 'mereka'. Aku benar-benar tidak mengerti apa yg harus aku lakukan.

Dia selalu menangis dan menangis sepanjang hari karena ku abaikan. Sungguh mengganggu.
Sampai suatu hari, dia benar-benar menarikku dan berusaha berkomunikasi kepadaku sambil menunjuk-nunjukkan tangannya ke arah garasi. Dia ada dihadapanku dengan memasang wajah yg sangat panik.

"Hey, keluaarr! Cepat keluar!!! Lihat keluar!! Ada seseorang diluar sana yg jail!!!!"

Apaa sih, batinku. Mana ada sih orang iseng jam segini. Aku mengabaikannya dan memalingkan pandanganku. Aku pikir justru dia itulah makhluk yg jail, mengganggu, dan berbohong. Dia terus ada dihadapanku. Saat itu waktu menunjukkan pukul 1 malam, aku masih belum tidur, masih menonton tv. Dia terus memaksaku untuk keluar rumah. Tapi tetap saja aku abaikan. Entah mengapa aku tidak takut dengannya. Hmm mungkin karna wujudnya yg tidak semenyeramkan yg lain dan hawanya juga tidak bertolak belakang. Jadinya, aku tidak takut dengannya :)

Keesokan harinya masih pagi sekali, ibuku sudah ngomel-ngomel. Katanya, tali jemuran diluar diputus semua. Sepertinya ada seseorang yg jail tadi malam.

"Apaa? Jadi tadi malam itu benar? Gadis itu memberitahu kalau diluar ada yg jail di rumah ini?"

Mungkin ini hal yg biasa. Tapi bagiku saat itu, ini benar-benar menyulitkan aku. Aku bingung, apakah ini kebetulan atau "dia" benar-benar baik dan ingin menolong dengan caranya.
Darisitu aku mulai berpikir "ohhh tidak tidak. Jangan berprasangka buruk dulu. Sepertinya dia baik juga. Jadi? Apakah dia termasuk dalam kategori jin baik? Atau wanita baik? Ataukan sebaliknya? Atau dia hanya berpura-pura baik agar aku merasa kasihan dan mau berteman dengannya?"

*****

Yaa. Begitulah awal mula kebimbanganku untuk mengenalnya lebih jauh atau tidak. Tapi setelah dipikir-pikir, apakah sebaiknya aku mengetahui dulu siapa dia, baru aku boleh menilai tentangnya.
Hingga lambat laun, akhirnya aku mulai mau menyapanya duluan dan mengakui keberadaanya. Sekedar say hai. Tidak lebih. Setidaknya, hal kecil seperti itu telah membuatnya berhenti menangis setiap sore sampai malam.

******

Dia itu ada di rumah. Selalu ada di rumah. Dia di dapur. Tepatnya di meja makan.

Hanya bermula dari menganggap keberadaannya, lalu menyapanya, lalu mencoba berkomunikasi dengannya, sampai pada akhirnya aku pun berteman dengannya.

Ada banyak hal yg ingin kuceritakan tentangnya. Tentang siapa dia sebenarnya. Darimana dan kenapa dia bisa berada di sini. Bagaimana kesehariannya di rumah ini. Bagaimana caranya menghiburku. Bagaimana caranya mengajariku. Dari dia, aku mulai paham tentang alam lain. Tentang tidak semua makhluk halus itu jahat nan mengerikan. Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Sejak hari itu. Hari dimana aku mulai memantapkan diri untuk mempercayai kebaikannya. Aku mulai lebih dekat dengannya. Ternyata, dia cukup baik untuk dijadikan seorang teman (teman gaib). Tapi? Apakah boleh aku berteman dengannya? Maksudku. Kita ini kan berbeda alam. Salahkah aku jika berteman dengannya? Apakah aku harus tetap mengabaikan dan menghindarinya saja? Atau aku harus jaga jarak dengannya? Aku takut. Aku masih belum bisa mempercayai makhluk halus. Aku takut 'dia' ini mempengaruhiku kepada hal yg tidak baik atau kasarnya 'menyesatkanku' :(

Sepertinya, 'dia' mengetahui isi pikiranku ini tentang pertemananku dengannya yg aku anggap "berbeda".
Dan aku tidak sadar, bahwa pikiranku itu membuatnya kecewa :)

Indigo Crystal 1Où les histoires vivent. Découvrez maintenant