Rumah sakit

8.6K 69 2
                                    

"Pokoknya kamu gak boleh bilang kejadian tadi sama ibu kamu, kalo kamu berani macam macam ibu kamu akan saya bunuh" ancam ayah tiriku yang brengsek itu.

"Aku tidak takut" jawabku dengan tegas.

"Oh liat nih" ucapnya sambil menarik tangan ibuku dan langsung menikamnya dengan pisau tajam.

"Jangan..... jangan...  jangan yah, lepaskan ibuku jangan lakukan apa pun padanya" ucapku sambil memohon.

"Oh, gampang tinggal turutin aja apa yang saya katakan ibu kami akan aman bersama saya" ucapnya sambil menjauhkan sedikit pisaunya dari tubuh ibuku.

"Baiklah, aku tidak akan cerita tentang semua yang telah terjadi kepada ibu" jawabku sambil memelas.

"Ok, sekarang ayo kita ke kamar" ucapnya sambil melepaskan ibuku dan lanjut menarik tanganku.

"Tidak... lepaskan ayah, aku tidak mau" teriaku sambil memberontak.

"Ayo" bantaknya dengan menarik keras tanganku.

"Tidak......Tidak....... lepaskan.....lepaskan Aku" teriaku dengan sangat keras.

Tiba tiba........

"Nak bangun nak, bangun" suara sayup sayup terdengar.

* Aku membuka mataku dan aku tersadar

"Ibu...." ucapku sambil memeluk erat tubuhnya.

"Iya sayang, udah tenang, tenang ibu disini jangan takut ya nak" ucapnya sambil mengelus bahuku.

"Iya bu, tapi bu ini ada dimana bu, dirumah sakit ya" tanyaku dengan sedikit kebingungan.

"Iya nak ini dirumah sakit, tadi kamu dibawa sama ayah kamu kerumah sakit, katanya kamu pingsan dibawah tangga nak" jelasnya padaku.

"Oh iya bu, aku ingat" jawabku.

"Sebenernya kamu kenapa nak?" Tanyanya padaku.

Sepertinya sudah saatnya aku jujur mengenai perilaku ayah tiriku yang brengsek itu kepada ibu, sebelum semuanya terlambat dan sebelum aku dan ibu makin menderita karena perilakunya.

Tiba tiba.....

"Heii, selamat pagi" ucap ayah tiriku.

"Hei, ayah kamu bawa apa" tanya ibuku.

"Ini aku bawa makanan ama buah buat gladys, kan dari kemarin dia belum makan karena pingsan" jelanya pada ibuku.

"Makasih ya yah, udah sayang banget sama gladys" ucap ibuku.

"Iya sama sama, oh iya sebaiknya kamu pulang dulu kerumah, udah semaleman loh kamu nungguin gladys dan kamu belum istirahat lagipula kan sekarang ada aku yang bisa gantian jagain gladys" ucapnya pada ibuku.

"Iya kamu bener, makasih ya sayang udah mau jagain gladys, yaudah aku pulang dulu ya" jawab ibuku.

"Iya sama sama, iya hati hati dijalan ya" ucap ayah tiriku.

Tidak lama kemudian ibu meninggalkanku berdua bersama ayah tiriku yang brengsek itu. Aku benar benar menyayangkan atas apa yang terjadi seharusnya dari tadi aku langsung jujur kepada ibu tentang semuanya.

"Hai sayang, kamu udah sadar" ucap ayah tiriku.

"Gak usah bersandiwara sama aku lagi deh yah" ucapku dengan tegas.

"Eits, jangan galak galak dong sayang ayah gak bersandiwara sama kamu kok sayang" ucapnya dengan lembut.

"Kenapa ayah jadi baik gini sama aku"   ucapku dengan bingung.

"Maafin ayah nak, ayah menyesal atas apa yang telah terjadi, kamu mau kan maafin ayah" ucapnya sambil memegang tanganku dan memohon maaf.

"Ayah benar benar minta maaf padaku?" tanyaku dengan bingung.

"Iya sayang, ayah benar benar ingin menjadi ayah yang baik dan suami yang baik bagi kamu dan ibumu mulai sekarang, jadi ayah mohon maafkan ayah dan lupakan semua yang telah terjadi sebelumnya, kamu mau kan?" Ucapnya padaku.

"Jika memang benar ayah benar benar ingin berubah aku dengan senang hati memaafkan ayah dan melupakan semua yang telah terjadi sebelumnya" ucapku sambil tersenyum.

"Makasih ya sayang, sekarang ayo kita makan ya, biar ayah yang suapin" ucapnya sambil mengambil makanan untukku.

"Iya ayah" ucapku.

Aku benar benar tidak menyangka ayah bisa berubah seperti ini aku benar benar bahagia atas perubahan yang terjadi pada diri ayah semoga saja ayah bisa lebih baik lagi nantinya padaku dan juga ibuku dan ayah bisa membangun keluarga kecil kita menjadi keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

*Keesokan harinya.

"Selamat pagi sayang," ucap ibuku.

"Pagi" ucapku.

"Gimana sayang kamu udah agak enakan sekarang?" Tanyanya padaku.

"Iya bu, udah agak enakan kok" jawabku sambil tersenyum.

"Gimana ayah, apa dia memperhatikanmu dan baik padamu?" tanyanya padaku.

"Iya bu, ayah baik kok bu malah baik banget kemarin aja 3 kali aku makan 3 kali aku disuapin sama ayah" jawabku sambil tersenyum.

"Syukurlah, oh iya... ibu dateng kesini gak sendiri lho...." ucapnya membuat aku penasaran.

"Maksud ibu, terus ibu dateng ama siapa sama ayah?" Tanyaku dengan bingung.

"Bukan..." ucapnya.

"Terus siapa bu, kasih tahu aku dong bu, aku benar benar penasaran" ucapku memaksa agar ibu memberitahuku.

"Ibu gak cuma sama satu orang saja  sayang, tapi sama dua orang sekaligus" ucapnya yang semakin membuat aku semakin penasaran.

"Siapa ibu, cepat beritahu aku" ucapku dengan amat penasaran.

Tiba tiba.......

"Hai gladys" ucap seseorang yang ternyata adalah stevy.

"Stevy, hai..." sahutku dengan sangat bahagia.

"Eits, aku gak sendirian lho" ucap stevy.

"Hai gladys, ini aku bawain buah buat kamu, semoga cepet sembuh ya" ucap seseorang yang ternyata adalah rio.

"Rio, kamu disini, makasih ya" ucapku malu malu.

"Iya sama sama. Semoga cepat sembuh ya dan bisa kesekolah lagi" jawab rio.

Aku pun berbincang bincang dengan rio dan gladys yang menjengukku di rumah sakit, aku bahagia aku bisa mendapatkan teman teman yang baik seperti mereka, semoga persahabatan kami bisa terjalin selama lamanya.

-

-

-

-

-






Haiiii para penggemar "AYAH TIRIKU THE SERIES" author mau mengucapkan terima kasih banyak karena kalian sudah membaca cerita ini semoga kalian suka ya readers.
Part selanjutnya akan lebih seru karena akan lebih menegangkan dan dramatis. Maka nya jangan sampai keringgalan update tan selanjutnya ya para readers.

*vote dan comment ditunggu
*salam penulis
*@aldi_putranda

Ayah TirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang