"Apa aku kurang untukmu oppa?" ucap Sohyun sambil menggigit bibir bawahnya. Mencoba menahan kekecewaannya.

"Kau terlalu sempurna untukku Kim Sohyun. Kau terlalu baik untuk bajingan seperti ku"

"Aku tidak merasa sesempurna itu oppa, aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri"

Baekhyun menghela nafansnya berat. "Disitulah ... disitulah letak kesempurnaanmu. Kau membuat semuanya baik-baik saja, tidak pernah pernah marah kepadaku ataupun memberitahuku tentang kelelahanmu. Itu yang membuatku merasa tidak nyaman sebagai suamimu"

"..."

"Pernikahan kita berjalan begitu saja, tidak ada cekcok antara kita untuk membumbui pernikahan ini. Rasanya sangat hambar Sohyun-ah"

"Kenapa oppa tidak memberitahuku apa yang oppa inginkan? Seharusnya oppa menjelaskan semuanya dari awal sehingga tidak ada perselingkuhan yang kau jalani" Tanya Sohyun dengan gurat wajah marah. Rasanya terlalu sesak bagi Sohyun hingga ia ingin menangis.

"Apa jika aku memberitahumu maka kau akan berubah? Tidak" Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan. "Kau pasti akan bilang, aku lebih suka seperti ini tidak ada pertengkaran dipernikahan kita"

Sohyun menundukkan kepalanya, bersamaan dengan itu air matanya tumpah membasahi pipi merahnya. Hatinya terlalu sakit menerima kenyataan ini. Sohyun memang tidak suka ada pertengkaran dirumah tangganya, ia hanya ingin menjalani sebuah rumah tangga dengan tenang.

"Apa oppa mendapatkannya dengan wanita diluar sana? Sesuatu yang tidak oppa dapatkan bersamaku?" Tanya Sohyun mengangkat wajahnya.

Baekhyun menganggukkan kepalanya pelan. "Ya, dia membuat hari-hariku berwarna. Wanita itu seolah tahu apa yang aku harapkan. Sebuah warna dalam rumah tangga"

"Aku akan berubah oppa!" ucap Sohyun menggenggam tangan Baekhyun erat-erat. "Aku akan marah seperti yang kau inginkan, aku akan melakukan apapun asalkan kita tidak berpisah seperti ini. Aku masih mencintaimu"

"Tapi aku sudah tidak mencintaimu Sohyun-ah"

Kim Sohyun berusaha menahan air matanya agar tidak keluar lagi. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan dimata Baekhyun. Mendengar kenyataan yang bertubi-tubi membuat dadanya teramat sakit.

Suaminya akan menceraikannya dan sudah tidak ada lagi cinta didalam hati Baekhyun untuknya.

Kehidupan pernikahan mereka berada diujung tanduk, sudah tidak ada lagi harapan untuk memperbaikinya. Semuanya sudah terlambat dan Sohyun hanya bisa menyesali semua yang terjadi.

Seharusnya saat itu Sohyun lebih peka terhadap keinginan suaminya. Seharusnya ia menggambarkan perasaannya saat lelah agar Baekhyun dapat mengerti, seharusnya dia marah saat suaminya pulang terlambat agar pernikahan mereka sedikit lebih berwarna. Dan seharusnya malam ini tidak terjadi.

Sohyun sama sekali tidak ingin berpisah dengan Baekhyun. Ia masih mencintai pria itu, bahkan bodohnya Sohyun yang akan tetap menerima Baekhyun meski telah memberitahunya jika ia telah memalukan affair dibelakangnya.

Tidak bisakah semuanya kembali dengan normal. Sohyun hanya ingin hidup bersama dengan Baekhyun selamanya, menghabiskan kehidupan rumah tangga dengan tenang.

Tapi kenapa, disaat ia mengharapkan rumah tangga yang tenang akan terjadi sebuah perpisahan yang harus melibatkan orang ketiga. Haruskah orang ketiga yang menghancurkan rumah tangganya ini?

Sohyun menggelengkan kepalanya pelan, berharap semua ini hanya mimpi. Mimpi yang terasa sangat nyata. Semoga saja saat ia terbangun, Sohyun mendapati suaminya berbaring disampingnya dan memeluknya.

Peek - A - BooWhere stories live. Discover now