Tidak seperti ketua tim kami, Lee Taeyong. Dia dingin, kasar, pemaksa, keras kepala, tidak pernah tersenyum dan yah sedikit tampan. Ohho Kim Sohyun sejak kapan kau mengatakan Lee Taeyong tampan?

Oke. Lee Taeyong memang tampan, dingin, dan memiliki pesona yang sedikit sama dengan Choi Seungcheol. Andai saja ia mau tersenyum sedikit saja, mungkin ia terlihat sangat tampan. Jika digambarkan perasaanku tentang Seungcheol dan Taeyong maka sudah jelas, aku mencintai Seungcheol dan aku membenci Taeyong.

Tapi akhir-akhir ini aku melihat banyak perubahan pada Taeyong. Ia hanya beberapa kali menyiksaku tidak sesering dulu seperti hal sepele menjadi sebuah masalah yang sangat besar.

-Saat aku makan-

Taeyong datang menghampiriku dan melempar kertas diatas meja. Aku melotot mengamati kertas putih bertinta itu menutupi makan siangku.

"Aku meminta data bukan tulisan anak TK" ucapnya berdecak pinggang.

Aku mengangkat wajahku menatapnya dengan kesal. "Ini sudah data pak"

Taeyong memutar matanya malas. "Kau tidak bisa membedakan yang mana data dan mana tulisan tangan anak TK?"

"Ini kutulis di microsof excel sesuai dengan permintaan anda" aku bangun dari dudukku dan mengsejajarkan tinggi badanku dengannya, meski sebenarnya aku masih jauh lebih pendek darinya.

"Oh HO!!! Kau membantah Kim Sohyun, aku bosmu!" Taeyong menatap tajamku. "Aku ingin kau mengulangnya dan aku tidak mau tahu malam ini aku harus menerima surel"

Keesokan hari

Hari ini adalah yang sangat buruk, ketua tim kami dalam suasana yang buruk. Anggota tim tidak ada yang berani untuk mendekatinya bahkan untuk mengajak mengobrol satu dua kata tidak ada yang berani.

Dan kalian tahu, aku disini menjadi pelampiasan kemarahannya.

Tidak ada angin, tidak ada hujan dan aku sangat sial hari itu. Saat aku sedang berjalan di lorong kantor sambil mengobrol sedikit dengan rekan kerjaku. Pintu ruangan ketua tim Quality Assurance terbuka sangat lebar dan itu tepat membentur wajahku. Sial sekali aku lewat lorong kantornya.

"Aya!!"

Aku meringis kesakitan sambil menyentuh keningku yang berdenyut sakit. Aku mengangkat wajahku melempar pandangan sinis kepada Taeyong yang hanya memberikanku tatapan kosong, tidak merasa bersalah karena dengan sengaja membernturkan pintu itu kepadaku.

"Jalan itu pake mata" ucapnya sambil tersenyum sinis.

Bukankah jalan pake kaki bapak Lee Taeyong yang terhormat?

Ingin sekali aku mengatakan hal itu kepadanya, menyadarkan betapa bodohnya dia. Bagaimana bisa manusia berjalan menggunakan mata.

Taeyong memperbaiki posisinya menghadap kearahku. "Oh ho kau menatapku seperti itu Kim Sohyun"

Aku menghela nafas kesal dan memperbaiki posisiku. Aku segera menundukkan kepala meminta maaf. Dan lagi-lagi aku disini sebagai orang yang bodoh, aku tidak melakukan kesalahan namun aku yang meminta maaf kepadanya.

"Jweisonghamnida"

.

Keesokan harinya lagi

"Coba yang ini!" ucap pemuda tampan saat memberikan ramen yang sudah diseduhnya baru saja.

Aku tersenyum dan menerima ramen dengan senang hati.

Plukkk

"Aw!"

Aku menjerit sakit saat kuah ramen tumpah mengenai pahaku. Aku berdiri seketika dan mengibas-ngibaskan rok biru selutut ku itu agar mendinginkan rasa panas yang ada dipahaku.

Peek - A - BooWhere stories live. Discover now