V

16 10 5
                                    

Adinda Sefkiana Pandi, dia lahir dengan nama itu namun tidak mau mengakui bahwa ia bagian dari keluarga Pandi yang terkenal di dunia militer negara. Sebut saja dia Dinda, gadis pendiam penurut dan apa adanya yang sangat suka makan ice cream coklat buatan Ibu Yolanda, sepupunya.

Hari ini Dinda benar-benar tidak ada kerjaan saat Noviza menghubungi ponselnya.

“Iya?” katanya begitu ia mengangkat telepon.

“Gawat, bos besar kabur!” suara diseberang sana terdengar sangat panik.

“What?! Kok bisa?!” Dinda yang tadi hendak menyeruput coklat hangatnya jadi batal karena dia mendadak khawatir, siapa lagi kalau bukan si kakak tertua yang merepotkan.

“Ceritanya nanti aja, cepet bantu nyari ini aku sama anak-anak Dark lagi nyariin.”

Dinda mengernyit, sejak kapan Noviza dekat dengan anak-anak Dark?

“Kamu lupa disana ada Mingyu sama Jaejun sepupunya bos? Udah buru aku mau ke kosan dulu kali aja doi terciduk lagi mesum sama om Gongyoo. Bye!” kemudian sambungan terputus.

“Sialan.” Umpat Dinda.

Sialan yang Dinda maksud tentu saja bukan karena salah satu sahabatnya menghilang melainkan karena lawakan garing Noviza yang selalu tidak kenal tempat.

---

“Duh pusing.” Keluh Yolanda, dia membaringkan kepalanya di stir mobil.

Mereka sudah berputar-putar ke banyak tempat namun Nihil, tidak ada hasilnya. Kebetulan dia satu mobil dengan Yolanda, karena yah mobil Dinda belum dikembalikan oleh Kinanda si kecil imut dan menggemaskan itu.

“Jadi kita harus nyari kemana lagi?” tanya Dinda pada Yolan. Yolan mengangkat bahu tanda tak tahu.

“Kumpul aja kali di rumahnya Haechan, kata Mbak Rara disuruh kumpul disana kalau emang enggak ketemu.”

“Yaudah ayo.”

Setelah berkendara selama lebih dari tiga puluh menit mereka akhirnya sampai di kediaman keluarga Natanarendra yang terkenal ganas. Pasalnya keluarga Gunawan itu dikenal sebagai petinggi asosiasi kenegaraan yang membunuh orang-orang yang menentang hukum.

Rumah Haechan sangat sederhana, seperti orangnya yang senang berpenampilan sederhana. Begitu sampai di rumah itu mereka berdua disambut oleh Noviza dan Anda.

“Lama banget sih, gimana? Ada petunjuk?” tanya Anda, keduanya menggeleng.

“Yaudah sih masuk dulu, di dalam udah ada kak Femi sama Mbak Rara.”

Benar, kedua orang yang tadi disebutkan tengah berada di ruang tengah ditemani Mingyu, Woojin, Haechan dan Tao.

“Felix mana?” tanya Yolanda membuat semua mata tertuju padanya.

Merasa ia salah bicara Yolanda buru-buru meralat perkataannya, “Maksud gue Felix, Jaejun sama Kai. Hehehe sorry tanda koma nya kelupaan.”

“Alasan basi.” Timpal Woojin yang sedang bermain game.

Mereka duduk melingkar kemudian mulai menyusun strategi.

“Jadi sejak kapan dia hilang?” tanya Rara pada Mingyu.

“Sekitar jam sepuluh tadi malam.” Jawab Mingyu.

“Lima jam yang lalu bukan?” Pertanyaan Woojin diangguki oleh semua.

“Abang tau dari mana dia hilang?.” – Haechan.

“Oiya ya! Kok gue lupa nanya begitu, lo tau dari mana?” – Noviza.

Dark & Light ; Mingyu + Kai + JaejunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang