(25) Bae Irene

3.4K 301 30
                                    

Tolong tandai kalo ada typo





______________________________________

"Yoongi-ah~"

"Wae?"

"Tau tidak?"

"Tidak, kau belum memberitau."

Aku terkekeh, "Kau tau tidak siapa ciuman pertamaku?"

Yoongi mengalihkan pandangannya padaku sambil menautkan alisnya, "Jin hyung kan?"

"Teng! Salah."

"Kenapa tiba-tiba kau membahas ini?"

"Ayolah, tebak saja tebak."

"Jawab saja jawab."

"Kim Taehyung," jawabku sambil tersenyum-senyum.

Bukannya kaget atau apa saat mengetahui fakta ini, Yoongi hanya membentuk mulutnya menjadi huruf 'O'.

Makhluk albino yang satu ini benar-benar menyebalkan, aku heran kenapa dulu aku suka padanya ya?

"Tidak seru!" tukasku sambil memfokuskan diriku kembali ke arah meja kerjaku yang berantakan karena banyak dokumen laporan yang belum ku kerjakan.

******


Wanita cantik berkulit putih itu tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari tumpukan berkas dan dokumen yang ia pegang.

Sesekali ia menyeruput kopi dingin yang terletak tak jauh dari mejanya. Akhir-akhir ini dia cukup stress karena saham perusahaannya mengalami penurunan harga yang membuat keadaan ekonomi perusahaannya tidak stabil.

Bahkan gara-gara itu, beberapa dept. Store cabang dari perusahaannya pun terpaksa gulung tikar karena dijual untuk menutupi utang perusahaannya. CS group benar-benar diambang kebangkrutan.

"Nyonya Bae, ada yang ingin bertemu denganmu."

Wanita yang dipanggil nyonya Bae itu langsung menoleh ketika si sekretaris kepercayaannya memanggilnya.

"Siapa dia? Apa dia ada janji denganku?"

"Tidak nyonya, tapi beliau bilang kau sangat mengenalnya."

Kening Irene mengernyit, "Suruh dia masuk," titahnya.

Sang sekretaris pun mempersilahkan tamu tak di undang itu masuk ke ruangannya.

Irene terkesiap saat melihat tamunya. "Nona Kang, kau bisa keluar," titah Irene pada sekretarisnya.

Irene mengalihkan atensinya pada tamunya, "Ada perlu apa Jin-ssi?"

"Kau tidak mempersilahkanku duduk?"

"Ah iya lupa, silahkan duduk."

"Ada perlu apa sampai kau repot-repot datang ke kantorku tanpa membuat janji terlebih dahulu?" tanya Irene to the point.

"Kudengar perusahaan ini sedang kacau sampai-sampai dept. Store mu harus dijual."

Irene menatap Jin tidak suka, "Apa maumu? Jika tidak ada kepentingan silahkan pulang," usirnya.

Jin tersenyum, "Aku kesini berniat menolongmu. Aku bisa menyuntikan dana ke perusahaanmu jika kau mau, tapi ada syaratnya."

Irene akhirnya tertarik ke dalam obrolan bisnis tak formal ini, dia memang sangat butuh suntikan dana untuk menambal utang perusahaannya, tapi mendengar ada syarat tentunya dia harus sedikit curiga. Asal kau tau, hampir semua pebisnis itu licik.

[kth] Married To My BestfriendWhere stories live. Discover now