Bab LIII

8.2K 559 27
                                    

Pada nungguin ya ?
Huhuu
Vote dulu oke ?
Kalo mau cepet up. Minimal 500 komentar 😈😈
Sekalian jahat











*******












Author POV


"Apa yang terjadi pada pamanmu, Dimi ?"

Setelah beberapa hari Venus kembali bisa berbicara dengan lancar. Awalnya sedikit sakit dan agak kaku untuk mengeluarkan beberapa kata, tetapi Dokter mengatakan itu sebuah kemajuan yang luar biasa karena Venus menjadi seperti ini.

Dimitri tentu saja membalas perbuatan baik Flower dengan memberikan beberapa barang dan beribu ucapan terima kasih. Tetapi Flower menolak semua barang yang diberikan dengan alasan ia tidak ingin saat pulang ke Jerman, pesawat pribadi milik suaminya penuh akan barang-barang pemberiannya. Lucas sendiri masih kesal karena Dimitri membuat anaknya menangis dan merajuk, sehingga Ayah satu anak itu harus dibujuk oleh Flower agar tidak mengeluarkan wajah datar dan dinginnya.

Mengenai Al, anak kecil itu tentunya sudah berhasil dijinakkan oleh Dimitri. Tentu saja dengan blueberry. Hampir seluruh makanan yang menggunakan bahan dasar buah biru itu dibelikan oleh Dimitri agar bocah yang dianggap musuh sejatinya itu diam dan berhenti menangis, dan tentu saja berhasil.

"Entahlah.. Aku belum tahu, Apple. Dan surat yang diberikan oleh pelayan itu sudah aku berikan pada Jack agar memeriksa hubungan antara Pamanku dan keberadaannya." jelas Dimitri sambil menyuapi Venus makan siangnya

"Humm.. Kenapa Al tidak pernah terlihat dari dua hari lalu ?" tanya Venus bingung

"Oh. Mereka sudah kembali ke Jerman. Kau tahu bukan, sahabat barumu itu tengah hamil. Suaminya itu marah-marah selama beberapa hari karena ia tidak mengetahui kabar itu. Dan ya, Brien memaksa istrinya agar segera pulang dan menerima hukuman."

"Hukuman ? Apa Flower akan disiksa oleh suaminya ?"

"Haha. Apple, kau sungguh menggemaskan.."

Lepas setelah mengucapkan itu, Dimitri langsung menyerang Venus dengan ciuman rakus. Pria itu seakan ingin memberitahukan pada Venus bahwa pria itu benar-benar merindukannya. Awalnya gadis itu sedikit kewalahan menerima serangan Dimitri, tetapi setelah beberapa saat ia bisa mengimbangi ciuman panjang itu. Dimitri baru melepaskan bibirnya setelah ia mencubit pinggang pria itu agar berhenti menciumnya. Ia butuh nafas.

"Ohh.. Aku benar-benar merindukan bibirmu.." ujar Dimitri dengan suara yang serak dan mengusap ujung bibir Venus yang terlihat sedikit saliva yang entah milik siapa.

Venus meremang saat menerima usapan lembut dari Dimitri. Bahkan pipinya sudah memerah bak tomat karena mendengar ucapan Dimitri yang mengatakan pria itu merindukan bibirnya.

"Oke.. Kita harus menyelesaikan makan siangmu dulu sebelum kakakmu itu datang dan melihat adiknya belum selesai makan. Bisa-bisa aku dicincang olehnya." gerutu Dimitri begitu mengingat tingkah sewenang-wenang Alaska pada dirinya selama Venus dirawat dirumah sakit.

"Memangnya apa yang Kakak lakukan padamu saat aku sakit ?"

"Oh jangan kau tanyakan lagi, Apple. Aku kesal sendiri melihat Kakakmu itu. Ugh. Untung saja ia memiliki adik perempuan secantik ini. Dan untungnya lagi aku mencintai adiknya ini. Jika tidak, sudah aku tendang ia jauh-jauh."

"Jangan menggodaku." gerutu Venus sambil berusaha menutupi wajahnya yang sudah semakin memerah karena ucapan Dimitri

"Siapa yang menggodamu ? Aku bahkan mengatakan yang sejujurnya padamu." goda Dimitri sambil memainkan alisnya naik-turun

"Ughhh. Hentikan Dimi..." keluh Venus

"Baiklah.."

"Uhmm.."

"Apple.. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu.." wajah Dimitri menjadi serius saat mengucapkan kata-kata itu hingga membuat Venus sedikit berpikir macam-macam karenanya

"Apa ?" tanya Venus ragu

"Begini.. Jika saja.. Ini hanya jika, oke ?"

"Iya.."

"Jika pamanku ditemukan dan ditangkap hidup-hidup oleh Jack dan Arcell. Apa yang akan kau lakukan ? Apa kau bisa memaafkannya ? Apa kau bisa bertatap wajah saat persidangan kasusnya yang melibatkan dirimu ?"

Tubuh Venus seketika meremang takut. Ia benar-benar takut bertemu pria bermata hijau itu lagi. Ingatan saat ia disiksa selama beberapa minggu itu kembali menyeruak naik ke permukaan. Pukulan dan cambukan itu benar-benar masih terasa diingatannya. Teriakan penuh amarah dan kata-kata kasar itu kembali menyerangnya. Ingatan ketika kecelakaan mengerikan itu kembali menyentaknya. Bagaimana ia mendorong Dimitri dari mobil itu agar pria itu selamat, bagaimana saat itu ia menangis berharap dirinya selamat tanpa luka yang berat. Tetapi dirinya mengetahui bahwa ia tak bisa berjalan seperti dulu benar-benar melukainya. Itu semua melukai perasaan bahkan dirinya sempat berpikir untuk lebih baik mati daripada hidup dengan kelumpuhan dan kebisuan.

Dimitri panik saat melihat tubuh Venus bergetar dan berteriak penuh ketakutan. Bahkan selang infuse yang terpasang pada tangan gadisnya tertarik lepas. Teriakan histeris itu seketika membuat beberapa perawat dan dokter yang bertugas khusus untuk Venus segera berlari memasuki ruangan gadis itu guna memeriksa keadaannya. Tampak Dimitri berusaha memeluk dan menenangkan kekasihnya yang masih histeris dan ketakutan dipelukannya.

Pria itu segera berteriak meminta dokter untuk menyuntikkan penenang pada gadisnya. Ia tak akan tega melihat ini lebih lama lagi, sebagian dirinya seakan remuk redam saat melihat bagaimana takut dan depresinya kekasih hatinya. Ia tak akan melepaskan pamannya begitu saja. Kalau perlu ia akan membunuhnya saat bertemu nanti.

"Maafkan aku, Apple.. Maaf.. Seharusnya aku tak membuatmu mengingat kejadian buruk itu. Maaf.. Maafkan aku.." ucap Dimitri terus menerus sambil mengecup pelipis gadis yang ada dipelukannya yang masih meronta ketakutan

Semua perawat dan dokter bisa melihat bagaimana Direktur mereka begitu mencintai gadis mungil itu, bahkan pria itu dengan kuatnya tetap berada disisi gadis yang tengah mengalami kelumpuhan itu. Bagi sebagian orang atau pria yang memiliki wajah tampan sepertinya dan juga harta yang melimpah, lebih baik mencari gadis yang lebih sempurna dan cantik dibandingkan gadis mungil itu. Tetapi semua itu sirna saat melihat keteguhan sang pria yang terlihat mencintai kekasihnya yang kini sudah mulai tenang dan terlelap dalam dekapan sang pria yang terus menerus mengucapkan kata maaf berulang kali.

"Aku berjanji, Apple.. Aku berjanji padamu akan membunuh pria itu dengan tanganku sendiri. Aku tak akan melepaskannya dengan mudah."












*******













Udah deh ya. Jangan baper 😌😋
Ekwkwkw

Hai semua.
Udah liat notif diatas ?
Udah dong ya.
Itu semua karena aku lagi badmood tingkat dewa
Hp aku hilang.
Anjkiskamslalsk banget !!! Kesel
Aku mau notif kalo grup line sebelumnya hilang. Karena hp aku yg lagi satu hilang 😢😢
Sisa dua doang ini. So sad. Yang privasi sama tab aja.
Jadi aku mau notif kalau aku OPEN MEMBER GRUP MPF lagi.
Tapi masih bingung mau buka apa.

Grup WA ??

Atau

Grup Line ??

Yuk cus di komen
Minimal 30 orang yg minat deh.
Aku langsung invite malam ini juga.
Yuk diramaikan yaa
Yg minat bisa line aku 😌

Line : mypen_anantha
Or
Wa : 089612793937






See you 😊

Ghege si penulis yang lagi badmood kehilangan hp

My Possessive FianceWhere stories live. Discover now