Bab XIX

12.9K 736 18
                                    



Author POV



"Tuan Dimitri ! Siapakah gadis disamping anda saat ini ?!!"

"Benarkah anda akan bertunangan dengan gadis disebelah anda ?"

"Astaga. Mereka benar-benar mengganggu !" gerutu Dimitri melihat betapa gigihnya para pencari berita itu menanyakan hal-hal yang tidak penting baginya

"Sudah.. Jangan marah-marah. Nanti kau cepat tua." goda Venus sambil mengelus lembut dada bidang Dimitri yang dibalut indah dengan tuxedo hitam yang membuat Dimitri terlihat semakin mempesona

"Apa, sweety !?! Kau mengatakan aku tua ? Lihat saja nanti." gerutu Dimitri dengan nada merajuk karena ucapan Venus yang semakin membuat Venus terkekeh geli karena tingkah Dimitri yang terlihat lucu

"Aku bercanda.. Ayo masuk. Aku sudah tak sabar mencoba kue-kue cantik disana."

"Astaga. Jadi kau lebih memilih kue itu dibandingkan aku ? Kau menyakitiku.."

"Apa kau sakit, Dimitri ?" tanya Venus polos membuat dahi Dimitri berkerut karena pertanyaan gadisnya ini

"Memangnya kenapa ?" tanya Dimitri

"Kenapa kau menjadi gila seperti ini." itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan yang membuat Dimitri malu karena ucapan Venus padanya

"Sudahlah. Ayo segera cari temanmu itu. Aku sudah tak sabar untuk pulang." kata Dimitri mengalihkan topik

"Memangnya kenapa ?"

"Aku tak sabar melahapmu." bisik Dimitri sambil menjilat cuping telinga Venus yang membuat tubuh Venus meremang karena tindakan Dimitri

"Pervert !!!" ucap Venus sambil mencubit perut Dimitri yang tidak menghasilkan rasa sakit sama sekali melainkan hanya rasa geli

"Hahahahhaa" tawa Dimitri sudah tak tertahankan karena tingkah lugu kekasihnya yang sangat lucu dihadapannya

Tindakan romantis mereka tak luput dari para pencari berita, berkali-kali mereka tertangkap kamera. Entah itu sedang tertawa atau saat Dimitri mengecup pipi kekasihnya yang akan langsung tertunduk merona. Mereka tak perduli akan berita yang muncul, karena Dimitri telah meyakinkan Venus bahwa ia hanya akan menjadi miliknya. Begitupun sebaliknya. Tanpa mereka sadari sepasang mata terus menatap setiap gerak mereka dengan pandangan terluka. Laki-laki yang sangat terlihat tersiksa karena perasaan rindu yang menumpuk. Hingga ia tak menyadari bahwa dirinya telah mendekati pasangan itu dan langsung menarik perhatian Dimitri tapi membuat tubuh sang gadis membeku begitu ia memanggil namanya.

"Ana.." panggil Axel lirih

"Menjauh darinya." gertak Dimitri sambil memeluk tubuh mungil Venus yang membeku karena panggilan yang sarat akan kerinduan

"Dimitri.. Aku tak apa." jelas Venus menenangkan kekasihnya yang tampak siap meluncurkan kepalan tangannya pada laki-laki dihadapannya

"Ana, apa. Apa kita bisa berbicara berdua ? Aku.. aku.."

"Tidak !" putus Dimitri cepat begitu mendengar Axel mengucapkan kata 'berdua'

"Baiklah.." jawab Venus lembut yang mendapat tatapan berbeda dari kedua pria dihadapannya

"Apa-apaan !" sentak Dimitri tak terima begitu mendengar jawaban Venus namun segera ditenangkan oleh buaian lembut dirahangnya oleh jemari mungil kekasihnya

"Benarkah ?" tanya Axel bahagia karena akhirnya ia bisa berbicara dengan gadis yang selama ini ia rindukan

"Tentu saja. Tapi Dimitri akan ikut bersamaku. Tidak." ucap Venus begitu ia melihat kedua pria itu ingin menyela ucapannya

"Tidak. Aku akan berbicara jika kita berempat. Aku ingin menyelesaikan masalah ini. Semuanya. Aku tak ingin masa-masa menyulitkan dan menyakitkan ini terus menghantuiku. Aku ingin semua selesai. Selesai tanpa perkelahian sama sekali." terang Venus dengan senyum lembutnya yang nampak sangat menggoda bagi pria manapun

"Baiklah.. Aku terima , Ana.." jawab Axel cepat disertai anggukan dan senyum cerahnya

"Sweety ? Kau mengatakan berempat ? Siapa seorang lagi ?" tanya Dimitri bingung yang langsung mendapat senyuman bahagia dari Venus dan kernyitan bingung dari Axel begitu ia sadar akan perkataan Venus tadi

"Tentu saja kakak. Kak Alaska akan ikut serta." putus Venus seolah memberi vonis kematian kedua pria dihadapannya




***********



Alaska menatap kedua pria dihadapannya dengan tatapan membunuh. Bagaimana tidak, kedua pria yang berani memperebutkan adik keciknya. Adik yang paling ia sayangi melebihi apapun. Mereka berdua membuat adiknya dilanda kebingungan serta perasaan kehilangan. Alaska telah menyelidiki tentang masa lalu Dimitri. Sehingga ia tahu bahwa pria itu telah membuat adiknya merasakan terpuruk lebih dalam karena kehilangan untuk kedua kalinya. Dan ia tahu bahwa Axel adalah pria pertama yang berani memasuki kehidupan masa kecil adik mungilnya. Jika saja tatapannya bisa membunuh, mungkin kedua pria yang tengah duduk gelisah ini akan langsung tewas dihadapan Alaska. Tatapannya bagaikan singa yang kelaparan. Keadaan yang hening menambah kesan horror diruang tamu apartement milik Alaska dan Venus. Gadis yang tengah menjadi topik permasalahan mereka tengah mengganti pakaiannya serta membersihkan make-upnya terlebih dahulu.

"Maaf lama.." ucap Venus membuyarkan ketiga pria yang tak sadar bahwa ia sudah turun dari kamarnya

"Ganti pakaianmu, sweety." geram Dimitri begitu melihat kekasihnya menggunakan hotpants duapuluh senti diatas lutut serta sweater putih besar miliknya yang memperlihatkan leher jenjangnya dan sebelah bahu mulusnya

"Tapii..."

"Dan kau Tuan Masa Lalu ! Jangan menatap kekasihku seolah menatap daging segar !!" sentak Dimitri pada Axel yang sedari awal kemunculan Venus ia tak mengalihkan pandangannya sama sekali karena terpesona akan kecantikan Venus

"Dimitriii !! Tapi aku kan didalam rumah. Kakakkkk.." rengek Venus pada kedua pria yang pasti akan luluh begitu ia merengek manja dan tentunya dengan tatapan puppy eyesnya yang tak pernah gagal sebelumnya

"Oh Tuhan !! Jangan memberikan aku tatapan itu !" keluh Dimitri menyerah

"Baiklah, sayang.. Kenakan apa saja yang kau ingin.." jawab Alaska sambil menarik adiknya agar duduk disebelahnya

"Terima kasih kakakk.. Cupp" ucap Venus disertai kecupan lembut pada sang kakak yang mendapat tatapan iri dari kedua pria dihadapannya membuat pikiran licik Alaska muncul untuk mengerjai kedua pria ini

"Baiklah. Hentikan menatap adikku ini. Dan kalian berdua. Aku ingin kalian menjauh dari adikku. Jika." ucapan Alaska terhenti begitu melihat kedua pria ini begitu tertarik akan perkataannya

"Sekali-kali mengerjai lelaki bodoh ini tak apa'kan ?" pikir Alaska jahat dalam hati

"Jika kalian sanggup melakukan tiga syarat dariku. Aku akan membiarkan kalian tetap berada disekitar adikku. Apabila, kalian berhasil memenuhi tiga syarat itu. Namun... Jika kalian gagal. Jangan harap kalian bisa menampakkan wajah dihadapan adikku atau seujung rambut pun tak akan aku biarkan." putus Alaska disertai senyum liciknya dan jangan lupakan wajah pucat pasi dari kedua pria yang tahu apa yang akan dilakukan oleh kakak dari gadis yang mereka cintai ini

"Terkutuklah kau Alaska !!!"




***********




Hayooo !!!
Kangen ya ? Wkwkwkkw
Maaf lama update yaa..
Kondisi lagi drop banget.

Jangan lupa Vote and Coment !




Salam.

Ghege 😘

My Possessive FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang