Epilog

776 29 1
                                    

_____Alfa_____

Sudah dua hari aku duduk disekitaran danau mengamati cewek yang berhasil membuatku cemas jika tak mengetahui kabarnya dalam satu hari dan sekarang aku kembali menunggunya, kurasa dia akan datang lagi. Kuharap dia mendengar apa yang kukatakan untuk menungguku tiga hari didanau.

Entahlah apa yang ada dipikirannya  mendengar apa yang kukatakan padanya untuk menungguku tiga hari dipinggir danau jika aku menghilang, mungkin ia akan berpikir aneh-aneh, tapi tenang saja nona pelangiku. Semuanya akan kujelaskan jika keadaanmu sudah memungkinkan.

Kulihat dia yang menggunakan cardigan wol panjang dengan celana jeansnya serta rambutnya yang panjang dikibarkan oleh angin terduduk pelan direrumputan. Entah apa yang kau pikirkan disana nona pelangiku. Tenang, sebentar lagi aku akan muncul dihadapanmu. Maafkan aku yang hilang dan muncul secara tiba-tiba, semuanya akan kujelaskan jika keadaanmu sudah memungkinkan untuk mendengar semua faktanya.

Kulihat dia sesekali menghela napas lalu melihat jam tangannya. Hujan? Aku merasakan sebuah air mengenai mukaku. Benar saja, hujannya mulai deras, kulihat dia yang berlari kearah ruko untuk berteduh.

Aku mengikutinya perlahan dan melihatnya menutup telinga dan mata secara perlahan. Apa kamu ingin membenci hujan lagi nona?

Aku mengernyit melihatnya lalu pelan-pelan aku mengambil tempat disisinya untuk duduk, kupandangi mukanya yang mengerut memaksa agar matanya tertutup rapat. Ahh kamu sangat lucu jika ditatap dalam diam seperti ini. Aku tersenyum melihat wajahnya saat setetes air yang lolos dimatanya yang terpejam.

Aku mendekatkan mulutku ditelinganya dan berbisik, "Katanya tak mau membenci hujan lagi."

Dia menurunkan tangannya dan membuka matanya perlahan lalu menatapku nanar, aku tersenyum kearahnya, cukup lama dia menatapku seperti itu hingga aku menggesekkan jempol dan jari tengahku tepat didepan wajahnya. Lagi-lagi air matanya lolos terjatuh saat dia berkedip.

Aku tanya, "Kenapa menatapku seperti itu?" Dia tidak menjawab, melainkan ia menatapku tak percaya.

_______________

Tentang dia (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz