Satu.

20.9K 801 4
                                    

Ketika manusia berharap hal yang indah maka gadis ini pun sama.
Gadis yang selalu mengharapkan sesuatu yang indah.
Mengharapkan hal yang mereka pun miliki.

Darimana pun ia ada didunia ini adalah anugerah. Jika pun ia terlahir ditempat menjijikan sekalipun ia akan tetap menyayangi dia yang melahirkanya.

"Bunda" Lirihnya terlalu sakit untuk dirasakan.

"Suatu saat nanti Billa akan bawa bunda pergi dari sini" Ucapnya menatap nanar sosok wanita yang sedang tidur lemah disana.

"Billa sayang bunda" Katanya lagi dengan air mata yang semakin deras.
Ia meremas baju bagian kirinya. Dimana disana terletak jantungnya yang terus berdetak keras dan ketakutan.

Merasakan sakit disana.

Flashback.

"Jangan pernah tanyakan tentang siapa papamu" Katanya dengan terus memukul punggung gadis kecil itu dengan tingkat sapunya.

"Ampun Bunda" Tangisanya tak berarti apa-apa untuk wanita yang terlalu keras kepala itu. Wanita dengan sebutan bundanya.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Entah berapa banyak pukulan yang diterima oleh punggung kecil itu. Mungkin tulangnya pun akan patah jika lima kali lagi bundanya memukulnya.

"Berdiri sekarang!!" Katanya yang mulai ngos ngosan karena aksinya yang memukul putrinya sendiri dengan penuh dendam.

Dendam yang seharusnya bukan putrinya yang mendapatkanya.

"BERDIRI SEKARANG" tekanan suara yang sangat keras itu mampu membuat gadis kecil itu mulai ketakutan.

Plakk.

Tamparan yang sangat keras itu mengenai pipi kanan gadis kecil itu. Dengan sekali hentakan gadis tanpa energi itu langsung oleng dengan tamparan dari bundanya.

Flashback Off.

Ia menyentuh punggungnya dengan tangan kanannya. Sebisa mungkin ia menyentuhnya.

"Billa rela punggung ini bunda pukul daripada Billa harus kehilangan bunda." Isakanya terdengar sangat menyedihkan.

*****
D

isisi lain

"Darimana kamu???" Suara berat itu menghentikan langkah kaki gadis cantik itu.

"Ohh, ayolah paa" Sekali lagi gadis cantik ini mampu membuat papanya harus mengontrol kondisi jantungnya.

"Papa sudah cukup sabar Cilla, berhenti dengan sikap kamu yang seperti orang Barat"

"Mungkin papa lupa! Kalau kita memang sedang Di Amerika. Jadi papa jangan terlalu berlebihan." Katanya dengan merubah posisinya. Ia duduk menghadap papanya yang berdiri menyaksikan perilaku putrinya itu. Dengan kaki kanannya yang menyilang, memperlihatkan paha putih dan mulusnya.

"CILLLLAA" Teriaknya frustasi dengan sekali tarikan nafas.

Cilla hanya menatap papanya dengan pandangan yang aneh. Dengan tatapan mata yang mematikan.

"KATAKAN DARIMANA LETAK KESALAHAN YANG PAPA AJARKAN KEKAMU.??" Teriaknya sekali lagi yang mampu membuat pria paruh baya itu terduduk dengan memejamkan matanya, memegang bagian kiri tubuhnya. Jantungnya mulai terasa sakit disana.

"Papaaa" Cilla terlihat sangat khawatir sekarang. Ia tahu ia salah tapi ini adalah sebuah pelampiasan. Ini kesalahan papanya, iya ia tahu papanya yang salah tapi ia tetap membenci dua perempuan itu.

"Katakan Cilla.!! Dimana letak kesalahan waktu dulu papa mendidikmu!! Katakan.!! " Air mata itu lolos jatuh dari wajah cantik itu. Ia memeluk papanya dengan sangat sayang.  Dengan rasa penyesalan.

"Maafin Cilla pa, maaf."  katanya dengan nada lenyesalan.

"Pulang Cilla, Pulang!!" Ia merasakan anggukan dari putrinya.

Senyumnya terlihat disela-sela air mata yang terus mengalir disana.

Ia memeluk dengan sayang gadis cantik yang berstatus sebagai putrinya itu. Ia memejamkan matanya ia mengingat bahwa ia memiliki dua putri seharusnya.

Dua bidadari yang harus ia jaga.

'Maafkan papa '

Ia tau ini kesalahan yang terbesar sepanjang usianya. Ia tau kesalahan yang seperti ini tak akan mampu dimaafkan. Namun ia juga manusia biasa. Ia laki-laki normal. Dimana dulu ia hanya mempertahankan cintanya saja. Meskipun dengan cara yang salah.


.

Billa (On Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang