Sekolah Menengah Arwah

37 3 0
                                    

Inilah aku yang kini sudah menduduki kelas 1 SMA. sesuai saran Bakajime, aku bersekolah bersamanya di SMA PELITA RAYA, sekolah anak anak dari beberapa sampah masyarakat.

Kami berdua menuju majalah dinding sekolah untuk melihat pemberitahuan. Kami pun saling membaca kertas yang ditempel untuk mencari kelas kami nanti. Dan aku melihat, aku masuk ke kelas X IPA 2.

"Haaah, kenapa aku masuk kelas IPS?!!." pekik Bakajime dengan kesal.

"Benarkah?." kata ku sambil melihat kertas yang ditunjuknya

Alexander Jhon X IPS 1

"Ini bodoh." kata ku, kesal.

Bakajime menatap ku dengan tatapan usilnya, lalu ia menyeringai. Aku menatap nya heran, mau apalagi si bodoh ini?

"Apa yang kau lihat?!."

"Hee, apakah sayangku ini mulai tak mau kehilangan aku? Hehehe."

Aku menamparnya.

"Jangan bodoh, Bakajime!."

Bakajime mengusap pipinya.

"Aduuh, sakit sekali tamparan mu ini, Aline."

"Aku hanya kesal karna aku tak lagi bisa menghisap darah secara gratis lagi, apa apaan ini! Ya sudahlah, aku akan mencari orang lain yang mau memberikan darahnya untuk ku hisap."

"Me..mencari orang lain? Maksudmu, kau mau menggantikan aku?."

Aku mengangguk dan mengusap kepalanya.

"Tumben sekali kau pintar, ya? Bakajime."

"Kau mau mencari pengganti aku? Mencari kekasih baru?."

"Jika aku dapat, mengapa tidak?."

Bakajime cemberut, aku tahu anak ini takkan meninggalkan ku, karna dia bersekolah dibiayakan olehku. Setidaknya jika aku putus dengannya, dia tetap akan menjadi bahan suruhanku. Hehehe, sungguh aku ini penyayat hati yang baik, kan?

"Jangan cari penggantiku, Aline. Aku mohon, aku mencintaimu, sungguh."

"Menjijikan." kata ku sambil melangkah kedalam kelas, meninggalkan nya. Tadi aku sudah melihat ada kelas bertuliskan X IPA 2, kelasku.

"Aku anggap itu ucapan sampai bertemu lagi!. Pulang sekolah, aku akan menunggu mu di gerbang!." kata Bakajime dengan berteriak.

Aku tetap berjalan memasuki kelasku, menarik. Banyak anak yang sudah kuselidiki sebelum masuk di kelas ini. Ya, aku memang menyogok kepala sekolah untuk menentukan dimana kelas ku dan siapa saja teman kelas ku, ssmuanya sudah kuatur hanya dengan uang.

Termasuk memisahkan Bakajime denganku, sengaja ia kumasukkan ke kelas IPS karna aku tahu, rancangan rencana membunuh ku tentu akan gagal jika dia mengacau dengan kebodohannya itu.

Aku duduk di kursi belakang paling pojok kanan, sambil menatap jendela. Semua sekolah sama saja, sama sama menyimpan sejuta misteri dan keanehan.

Sekolah menengah arwah, tentu saja. Di SMA ini banyak sekali arwah dari mereka yang kebayakan tewas dengan menggunakan seragam sekolah. Bermacam macam bentuknya. Baru hari pertama sekolah saja, sudah kulihat arwah bergantung di pohon mangga dekat lapangan.

"Hai."

Aku menoleh ke asal suara, seorang lelaki.

"Namaku Richard Halmera, siapa namamu?."

"Aku? Coraline."

"Senang bertemu denganmu, Coraline."

"Ya."

CoralineWhere stories live. Discover now