13

210 45 55
                                    

"Kenapa lo gak mau percaya dengan apa yang gue katakan? Kenapa selalu ada masalah buruk yang menimpa gue, apakah gue ditakdirkan untuk tidak merasakan apa itu bahagia. Iya, gue ditakdirkan untuk tidak merasakan hal bahagia. Yaitu lo menolak satu hal yang membuat gue putus asa hanya dalam satu hentakan. Terimakasih sudah meninggalkan jejak yang membuat hidup gue hancur seketika."

-Adara Bellvania Mysha-

_________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_________________________________

"Oke, kalau lo gak mau bertanggung jawab gue akan gugurkan kandungan ini. Artinya, gue akan bunuh anak lo."

Arka berdiri sambil menyelipkan kedua tangannya ke saku masih dengan ekspresi datar. Untung saja Adara masih berbaik hati, jika tidak ia bisa saja mencabik-cabik wajah Arka itu.

"Dan ingat satu hal." Adara menghentikan kalimatnya sesaat. "Gue bukan jalang! Iya, lo pasti berpikir kalau gue cewek bayaran. Itu tidak benar! Gue baru pertama kali bermalam sama seorang cowok dan cowoknya itu tidak lain adalah lo. Terimakasih, udah memberikan kejutan yang tidak akan bisa gue lupakan. Bye!"

Adara mengambil tas kecil yang tadi ia bawa dengan kasar dan pergi dengan air mata yang mengembang. Apa yang harus ia katakan kepada semua orang, siapa ayah dari anak yang Adara kandung itu.

Arka menutup kedua matanya rapat-rapat dan mengembuskan napas dengan gusar. Ia melihat dengan tatapan sendu ke arah punggung Adara yang kini semakin tak terlihat.

Maafin gue, gue gak bisa percaya kalau belum ada bukti.

***

Adara mengurung diri di kamar apartemen, para sahabatnya pasti begitu khawatir karna Adara tidak masuk sekolah sudah ke lima kalinya.

Adara mengacak seluruh isi ruangan tamunya ini, dengan mengenakan tangtop hitam dan celana pendek. Rambutnya yang ia gual rapih sudah tidak bisa dibilang rapih lagi. Bibir yang selalu merah akibat polesan lipstik, kini tidak lagi. Kedua mata yang bengap karna menangis sejak kemarin dan semalaman. Entah mengapa, Adara kini kehilangan semangatnya.

"Sudah gue duga, dia nggak bakalan mau tanggung jawab," ucapnya lirih.

"Dasar cowok bajingan! Brengsek!"

Adara meraih ponselnya dan mengetik pesan ke orang yang menurutnya spesial akan tetapi kini sudah tidak lagi.

Ia meraih baju pendek yang sepusar dan memakainya. Ia tidak mengenakan celana panjang melainkan celana yang cukup feminim. Tidak, bukan celana melainkan rok mini. Penampilannya kini sudah seperti cewek jalang.

Girl TeaserWhere stories live. Discover now