9.

275 49 21
                                    

"Mampukah Aku bertanya satu hal kepada mu? Dan apakah kamu ingin menjawab nya?"

-Adara Bellvania Mysha-

____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


____________________________________

Adara berjalan dengan santai di koridor dan ia hanya menatap dengan tatapan tajam ke cewek yang melihat dirinya dengan tatapan yang tidak bersahabat. Ponsel Arka masih berada di tangannya ia berniat akan membalikannya sekarang.

"Lo harus bilang terima kasih, karena kalau Arka nggak ada lo pasti udah hamil muda," ucap Anna dengan enteng membuat Adara  menjentul kepala Anna menggunakan ponsel.

"Berisik. Kalau kedengaran sama yang lain bisa mampus gue!"

"Yaudah bilang terima kasih gitu."

"Dih ngapain amat. Dia juga ngambil kesempatan kali," ucapan Adara berhasil memancing keseriusan di balik wajah semua sahabatnya.

"Serius lo?" hentak serempak Anna dan Mira.

"Lo kan mabuk, Ra. Gimana bisa ingat." Sambung Fara.

"Ya walaupun mabuk juga, gue masih ingat kali sedikit-sedikit mah."

"Emang Arka ngapain lo?" Anna mengedarkan pandangannya ke jenjang leher Adara, dan menemukan titik-titik merah. Anna menahan senyum yang sangat menggelitik.

"Hm ... apa itu merah-merah disitu?" Anna menunjuk leher Adara dengan alis dimainkan, perkataan Anna sontak membuat semuanya menoleh. Karena malu, Adara menutup itu dengan jaket yang ia bawa. Ia sengaja membawa jaket untuk menutupi tanda merah dilehernya. Akan tetapi ia lupa untuk menutupi dari awal.

Semburat merah berada diwajah Adara, tawa para sahabatnya pecah. Karena malu sudah diubun-ubun, ia berdecak lalu melangkah pergi meninggalkan para sahabatnya yang sedang tertawa nyaring itu.

***

Sekarang Adara kini berada di toilet. Adara berpikir apa saja yang semalam ia perbuat bersama Arka? Ia berdoa didalam hati, semoga saja Arka tidak melakukan hal yang melewati batas.

Ia sendiri pun tidak tahu apa yang dilakukan Arka terhadap tubuhnya ini. Ia mencoba memutar ingatannya kembali akan tetapi hasilnya nihil, ia tetap saja tidak mengingat satu pun apa yang di lakukan.

Ia tidak mengambil pusing, ia harus membalikan ponsel ini ke pemilik sebenarnya.

Ketika sudah sampai di lorong koridor sekolah ia tidak sengaja berpapasan dengan Abey. Abey yang kini bertukar pandang dari wajah Adara ke benda yang di pegang Adara. Abey menganga menyadari bahwa Adara memegang ponsel milik Arka.

Girl TeaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang