6

261 58 41
                                    

"Woy! Kalo jalan lihat-lihat dong!" geram Fara karna ditabrak oleh seseorang membuat file dokumen yang ia pegang berhamburan dimana-mana.

"Oh maaf gue gak sengaja," balas cowok itu sambil mengambil kertas yang bertebaran. Fara menatap horor cowok itu kemudian mengangguk kesal.

File yang dipegang Fara adalah file para murid tentang data diri dan sebagainya. Fara disuruh oleh guru yang sedang mengajar dikelasnya untuk memberikan file ini kepada kepala sekolah yang sudah pasti di ruang kantor.

"Dasar cowok aneh, beruntung lo langsung minta maaf sama gue. Kalau nggak, gue pastiin nanti pulang badan lo udah gak utuh." Ucap Fara dengan nada kesal.

*******

Adara berjalan dengan langkah yang ia cepat kan ketika melihat komplotan Abey. Jangan salah sangka, ia bukannya takut. Akan tetapi ia sedang malas untuk beradu mulut dengan cewek yang menurutnya sangat lah tidak jelas. Mulut berbusa, iya. Di keluarin dari sekolah pun jawabannya iya. Jadi lebih baik diam dan menghindar.

Adara langsung berlari ketika ia melihat ke arah belakang dimana Abey dan kedua  temannya berada tanpa menyadari Adara langsung mencium tembok koridor dengan sangat mesra.

BUK!

"AW! BANGSAT YA LO! NGAPAIN LO MANGKAL DI DEPAN GUE. SAKIT NIH!" teriak Adara melengking, yang berlalu lalang menatap Adara sambil bergidik dan menahan tawa.

"NGAPA LIHAT-LIHAT! KALAU MAU KETAWA, KETAWA AJA SITU YANG KENCANG. NIH KAYAK GUE, HAHHAHAHAH." Adara saat ini sudah di cap menjadi orang gila. Karna berbicara dengan nada tinggi bersama tembok dan tertawa sendiri padahal tidak ada yang lucu. Tanpa sepatah katapun mereka beranjak pergi.


Adara terdiam ketika membayangkan masa lalunya bersama Dante. Masa yang indah yang romantis berubah menjadi suram karena sahabatnya sendiri.

Adara mengacak-acak rambut frustasi. Kenapa bayangan bersama Dante nyangkut kembali diingatannya. Tanpa di sadari Adara, Fara semenjak tadi selalu melihat ekspresi dan perilaku Adara dari balik pintu kelas. Bergegas Fara menghampiri Adara yang sedang menunduk.

"Ra." Fara menoel bahu Adara membuat sang pemilik bahu menoleh.

"Eh lo Fara. Gue kirain siapa." Adara tersenyum kikuk.

"Lo kenapa?"

"Nggak. Gue gak kenapa-napa."

"Jangan bohong!"

"Gue gak boh—" ucapan Adara terpotong ketika mendengar teriakan Dora.

"Lo pada kemana aja, kampret! Gue cariin lo berdua kagak ketemu-temu, herman dah ... " Dora menggelengkan kepalanya samar.

"HERAN DORA BUKAN HERMAN!" serbu Mira, Anna dan Fara. Adara hanya menyunggingkan senyum simpul dan menunduk kembali membuat semuanya bingung terkecuali Fara. Karna Fara tahu apa penyebab Adara melamun seperti itu seperti tidak bertenaga.

Dora mengintruksikan ke Mira bahwa apa yang terjadi terhadap Adara. Mira hanya menaik turunkan bahu.

"Udah nggak usah dipikirin lagi, Ra. Lupain! Gue minta mohon sama lo. Dia itu udah punya pac—" Adara langsung pergi meninggalkan semua sahabatnya yang sedang digunduki sejuta pertanyaan.

Baru saja Dora ingin melangkah, tangan Fara lebih dulu menahannya.

"Biarin dia sendiri. Dia harus bisa melupakan mantan pacar bangsatnya itu." Perkataan Fara membuat semua mata menuju ke arahnya.

Girl TeaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang