fifteen

28 5 0
                                    

Sesampai dirumah nenek, aku mulai beristirahat dengan mengganti pakaian serta mandi mandi dan mencicipi masakan buatan nenek. Dan pada saat itu nenek sedang duduk diruang tamu. Aku pun ikut menghampirinya. Aku berbincang bincang panjang sekali. " nenek sudah lama ya rasanya aku tidak kesini?". ujarku dengan memegang tangan nenek dan menatap mata nenek yang sudah mulai tua. "Iya nak, sudah sangat lama engkau meninggalkan nenek." Ujar nenek dengan mengayunkan kursi goyangnya itu. "Nenek,  sejauh apapun shinta pergi. Nenek selalu dihati. Nenek jangan risau. Kasih sayang shinta cuma buat nenek sepenuhnya". Ujarku dengan memeluk nenek sangat erat.

"Nek, bolehkah aku berkeliling kerumah temanku. Aku ingin bertemu dengannya . Sudah lama rasanya aku tidak menemuinya". Ujarku dengan melamun dan tetap memegang tangan nenek.
"Pergilah sayang. Tetapi jangan lama lama ya." Ujar nenekku yang tersenyum padaku. " terima kasih nenek. Aku menyanyangimu".ujarku dengan mencium pipinya. Oh tunggu tunggu . "Ada apa nak?". " aku lupa memberitahu ayah nenek, bahwa aku sudah sampai". " baiklah sekarang beritahu dulu ayahmu, kalau tidak dia pasti mengomel pada nenek". "Hahahaha, baiklah nenek". Ujarke dengan mengambil ponsel.

Aku : ayah, shinta sudah sampai. Rumah nenek di perum indah makmur  , nomor 4 blok 05.

Ayah : baiklah sayang, ayah bersyukur kau bisa sampai dengan selamat.

Aku : baiklah ayah aku akan berkeliling dulu . Sudah lama rasanya tidak berkeliling di negaraku ini.

Ayah : baiklah sayang. Be carefull

Sesudah aku mengabari ayah. Akupun pergi dengan memakai sepeda angin dan menuju ke arah rumah tasya. Ya meskipun cukup jauh tapi itu akan membuatku semangat. Dan tiba lah aku kerumahnya.

"Tasyaaa". Ujarku dengan mengetuk pintunya

"Iya sebentar, siapa?". Ujar tasya dengan berjalan menuju pintu.

"Klekk....." suara pintu yang terbuka dan
"Tasya aku sangat merindukanmu." Ujarku dengan memeluknya.
"Shinta.... aku juga sangat merindukanmu" ujarnya dengan membalas erat pelukan itu.
"Ayo masuk shin. Sudah lama kau tidak mengabariku. Dan tiba tiba saja kau menghilang begitu saja. Tanpa memberitahu apa yang terjadi. Dan kau menghilang begitu saja, apa kau tidak tahu tentang fais..."."sudahlah aku tidak ingin membahasnya. Bagiku dia sudah tiada. Dia telah mengkhianatiku". Ujarku dengan rasa jengkel dan emosi. "Shin lo salah, dia ngelakuin hal itu semua ada alasannya". Ujar tasya dengan menjelaskannya. Tetapi sebelum dia menjelaskannya aku langsung menghentikan pembicaraan itu. "Sudahlah tas, tak perlu di bahas. Ntah alasan apa itu yang jelas di adalah pengkhianat. " ujarku dengan berkata seperti itu. "Yaudah kalo gamau tau, tapi lo bakal nyesel". Ujar tasya dengan menuangkan teh di cangkir. " ooh ya, ajak anak anak main kesini dong??. Plisss?". Ujar gue dengan memaksa. " okee, bentar bentar gue ambil hp dulu". Ujar tasya dan berlari mengambil hpnya. "Udah, mereka bilang mereka sampai dalam 5 menit." Ujar tasya dengan menaruh hpnya. "Tas, lo gabakal percaya gue bawa apa??". Ujr gue dengan sedikit serius. "Emang bawa apa??". Ujar tasya dengan meminum tehnya. "Gue bawa dream chatcher hahaha". Ujar gue dengan tertawa terbahak bahak. "Emang napa" ujar tasya dengan kebingungan.

"Gaapa, katanya kalo kita punya dream chatcher, mimpi kita jadi indah lo". Ujar gue dengan memberinya satu.

Tak lama kemudian. Muncul beberapa cewek dengan pakaian yang berbeda beda. "Shintaaaa.....". Suara jeritan dari luar membuatku merasa kaget." Halo guysss...... gue kangen kalian". Dengan langsung memeluk semua temanku dulu. Ayo kesini semuanya. Masuk masuk. Ujar tasya.

FaiSintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang