"Kamu yakin kita akan menginap di sini?"

17 3 0
                                    

"WOY GAYS!!!" suara cempreng Chassy membuat Elsa memutar kepalanya malas tetapi lain dengan Adel yang tersenyum bahagia, akhirnya bisa liburan tanpa bonyoknya.

"Lamanya nunggu loe Chas, kemana aja? lewat planet mars dulu?" gerutu Elsa sambil menyeret ranselnya.

Elsa dan Adel sudah menunggu di depan sekolah mereka sejak jam 8 pagi dan Chassy baru muncul 2 jam kemudian dengan wajah tanpa dosa, mereka memang janjian bertemu di sekolah saja sebagai tempat netral, jadi sekali angkut langsung jalan.

"Sorry gays, nyokap ribut, nyiapin makanan tadi, dia takut gue mati kelaparan di sana, kita terlalu terburu-buru katanya."

"Hais!"

"Elsa ih, ngeluh mlulu, gak ada bersyukurnya!" Ngomel Adel.

"Yeee, gue bukannya gak bersyukur, nungguin dua jam sampe lumutan aja masih belum gue bunuh nich anak!"

"Baru juga dua jam, daripada loe dua minggu di rumah gak ngapa-ngapain!"

"Bukannya bikin lumut itu butuh waktu bertahun-tahun ya?" suara Chassy otomatis membuat Elsa dan Adel menatap teman lemotnya horror, ini anak ogeb apa polos pikir mereka.

"Hais, berapa lama baru nyampe Villa nya mot?" Elsa menormalkan suaranya yang dari tadi sudah naik dua oktaf karena kesal.

"Baru juga jalan, 2-3 jam lagi lah."

"Gue tidur aja klo begitu, ngantuk gegara bangun kepagian!" Elsa berkata ketus sambil mengambil posisi ternyaman untuk tidur.

Adel dan Chassy hanya saling memandang sambil mengangkat bahu, lalu masing-masing asyik sendiri dengan handphone mereka, Adel yang terlebih dahulu memposisikan diri untuk tidur dilanjutkan dengan Chassy yang sebelumnya berpesan pada sopir Chassy agar membangunkan mereka begitu tiba di tempat tujuan.

skip

Guncangan yang dialami mobil membuat Elsa terbangun, setelah berusaha mengumpulkan nyawanya yang sempat berceceran, dia memandang ke luar mobil, hanya ada hutan di kiri dan kanan mereka.

"Mang, kita gak nyasar kan?" dia bertanya kepada supir Chassy.

"Gak neng, kemarin ngantar tuan besar juga lewat sini, sebentar lagi nyampe koq neng, villa nya memang agak terpencil di dalam hutan, tapi bagus neng," si supir menjelaskan panjang lebar yang membuat Elsa manggut-manggut mengerti.

Elsa melirik Adel di sampingnya dan Chassy yang masih ngorok di kursi depan, mereka tidur tanpa merasa terganggu dengan goncangan-goncangan yang terjadi.

Elsa menghela nafasnya, perasaannya sedikit tidak enak, tapi dia tidak tau mengapa seperti itu, dia merasa semua ini salah, mereka seharusnya tidak datang ke villa ini, hanya saja dia juga bukan orang yang hidup berdasarkan perasaan tapi berdasarkan logika, dan dalam logikanya, daripada menghabiskan libur 2 minggu di rumah yang pastinya tidak dia ketahui akan melakukan apa, lebih baik berdua dengan teman karibnya menginap di villa milik Chassy.

skip

Mobil sudah tidak bergoncang-goncang lagi, sekarang sudah memasuki sebuah lapangan luas yang lebih luas dari lapangan sepak bola dan di depan mereka tersuguh sebuah Villa yang berdiri anggun dan indah.

Supir Chassy menghentikan mobil tersebut tepat di depan pintu gerbang, lalu keluar untuk menyingkirkan rantai yang hanya sekedar dipasangkan di pintu gerbang tanpa di gembok, lalu kemudian dia kembali mengendarai mobil berisi tiga gadis tersebut masuk melalui gerbang tanpa harus menutup gerbang lagi, karena tugasnya hanya mengantar nona muda dan teman-temannya sampai di villa kemudian kembali pulang.

Elsa terpana sesaat lalu kemudian menguncang-guncangkan Adel dan Chassy yang masih tertidur nyenyak, setelah agak lama, keduanya akhirnya membuka matanya, Chassy merentangkan kedua tangannya lebar-lebar sedangkan Adel mengucek-ngucek matanya.

"Kita sudah sampe?" tanya Adel.

"Iya, sudah," Elsa menjawab tanpa mengalihkan tatapannya dari villa di depannya, dia bahkan sudah membuka jendela mobil dan menjulurkan sedikit kepalanya keluar agar bisa melihat villa yang menjulang indah di depannya membuat Chassy dan Adel melakukan hal yang sama, mereka semua memandang villa didepannya dengan tidak percaya.

Ketika mobil sudah benar-benar berhenti di depan villa, mereka turun dengan pandangan tidak percaya membiarkan si supir mengeluarkan barang-barang bawaan para gadis tersebut.

"Kamu yakin kita akan menginap di sini?" tanya Adel dalam mode tidak percayanya.

"Kalau bukan di sini dimana lagi? Loe mau tidur di hutan atau di lapangan luar sana?" Elsa menjawabnya dengan ketus, pernyataan yang tidak masuk dilogika bagi Elsa.

"Ini terlalu keren, gue hanya tidak percaya Els." Adel merengut sebel.

Chassy masih tidak bergerak dari tempatnya dengan mulut sedikit terbuka sangking takjubnya, bahkan ketika supirnya pamit pulang dia masih tidak bereaksi hanya Elsa dan Adel yang mengucapkan terima kasih.

"Chas! Sadar woy!" Elsa menepuk pundah sohibnya yang membuat Chassy segera berbalik menatap Elsa dan Adel dengan wajah tidak dipercaya.

"Ini luar biasa gays, bokap gue jenius banget bisa nemu villa sebagus ini dengan harga murah, gila banget gays!"

Elsa memutar bola matanya malas sambil membawa ranselnya diikuti oleh Adel dan baru setelah tidak mendapatkan respon berarti dari kedua temannya, Chassy ikut juga berjalan mengikuti Elsa dan Adel sambil menggeret koper besarnya, entah apa yang dibawanya sampai sebanyak itu.

TBC

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

YOU'RE DEAD IN LINEWhere stories live. Discover now