10.) Patah Hati & Obatnya

73 0 0
                                    

Riska bukan hanya terkenal karena penampilannya yang tomboy. Ia di kenal di SMA Merdeka, karena ia berhasil memenangkan Turnamen Karate antar sekolah tahun lalu.

Penampilan fisiknya cukup menarik. Netranya yang berwarna kecokelatan, rambut hitam sebahu, dengan tulang pipi yang tirus, membuat Riska diganderungi banyak kaum adam.

Namun, kepribadian Riska yang sederhana, cuek, dan agak pendiamlah yang mampu membuat Raka jatuh cinta.

Setelah berlibur kemarin, Riska merasa lebih baik. Pikirannya tak melulu di penuhi oleh Wahyu. Cewek itu malah lebih sering memikirkan Raka dan hal-hal manis yang cowok itu lakukan untuknya.

Tanpa sadar, Riska tersenyum. Ia memukul kepalanya sendiri, seakan dengan melakukan hal itu, otaknya akan berhenti memikirkan Raka. Namun, apa yang dilakukan oleh Riska, membuat Ruth yang tengah duduk di sebelahnya kebingungan.

"Ris, lo kenapa sih?"

Riska tersadar dari lamunannya. Ia segera mengatur ekspresi wajahnya, yang tampak konyol dan memalukan.

"Enggak pa-pa. Emangnya gue kenapa?"

Ruth menatap Riska sinis, "Lo aneh."

"Bodo."

Ruth menggerutu karena kesal, tetapi, Riska tak mengacuhkannya. Pandangannya sedang terpaku, pada adegan romantis di hadapannya.

"Liat tuh, cowok yang lo puja-puja lagi ngapain. Sekarang lo ngerti kan, kenapa gue nggak suka kalo lo suka sama Wahyu?"

Riska menatap nyalang pada Ruth, "Jadi, lo udah tau hal ini?"

Ruth mengangguk, ia memang sudah mengetahuinya sejak dulu. Ia sering memergoki Wahyu bersama dengan seorang cewek.

"Kenapa lo nggak pernah bilang?"

Ruth hanya menunduk dalam, ia merahasiakan hal ini karena tak ingin membuat Riska patah hati.

"Makanya, gue selalu minta lo lupain Wahyu."

Riska kembali melihat ke arah dimana Wahyu tengah membantu Saila dan adiknya membawa buku. Saila, yang berparas seperti barbie itu tersenyum malu-malu, sementara Fezza tampak tengah menggodanya.

"Namanya Saila kan?"

Ruth kembali menengadahkan wajahnya. Ia cukup terkejut, ia mengira bahwa Riska tak mengetahui apapun. Ruth kembali mengangguk.

"Iya, Saila Puspita. Kapten tim basket putri sekolah kita."

Riska tersenyum pahit. Ia tak tahu harus berkata apa. Selain futsal, Wahyu memang sangat menyukai basket. Pantas jika cowok itu menyukai cewek seperti Saila.

Saila bukan hanya cewek yang diimpikan Wahyu, tetapi, ia juga diimpikan oleh banyak cowok. Parasnya yang cantik, dengan warna mata abu, dan alis serta hidung yang terpahat sempurna, ditambah dengan kemampuannya bermain basket, membuat para cewek selalu menatap iri kepada Saila. Tak terkecuali Riska.

---//---//---

Suasana kelas 11 IPA 2 cukup hening. Bu Asna, guru fisika terkiller di SMA Merdeka, tengah menjelaskan tentang materi kaloritas. Suara Bu Asna yang tegas dan keras, membuat semua murid fokus menyimak materi yang di sampaikan olehnya.

Tiba-tiba, Bu Asna berhenti berbicara. Wanita bertubuh langsing itu mendekat ke arah meja Riska.

Braakk

Riska, yang sedang melamun pun terlonjak dari kursinya. Cewek itu merasa jantungnya, baru saja berpindah ke perut. Ia segera menengadahkan wajahnya, mendapati wajah sangar Bu Asna tengah menatapnya tajam.

Me & My Sweet BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang