Drop [Helgorth x David, yaoi]

342 11 0
                                    

College AU

Rated M

.

.

.

Hazel menjadi warna kesukaan pemuda jangkung yang murah senyum itu. Dengan teropong di tangan, dagu bertumpu pada tangannya yang bebas. Surai sewarna permen toffee yang sedang lumer perlahan di lidahnya, bahkan ia yakin baunya seperti karamel setelah pemuda yang diamatinya tersebut kini mengusap rambut tebalnya yang basah dengan handuk. Tubuhnya yang atletis kini tertutup kaus berwarna hijau pupus, dan handuk yang melingkar di pinggang itu dilempar sembarangan, digantikan dengan celana selutut. Ugh, ia mendesah meremas juniornya yang terbangun.

Oh, Helgorth sudah melihat yang ada di baliknya. Sayang sekali tertutup celana dalam berwarna krem yang membuatnya gemas ingin menyingkirkannya. Bukannya mesum, hanya penasaran. Oke, oke, dia memang berpikiran kotor pada tetangganya yang sudah menjadi temannya semenjak kecil tersebut. Sebenarnya itu dimulai dari percikan ketertarikan ketika pemuda tampan itu tak sengaja menemukan pemuda bersurai toffee itu duduk di pinggir kolam. Tangannya menyobek roti yang ada di tangannya, memberikannya pada ikan-ikan yang berkerumun, berenang lincah menangkapi sobekan roti yang dilemparnya dengan wajah termenung.

Helgorth masih bisa mengingat mimik mukanya yang terkesiap saat ia menghampiri anak kecil berrompi cokelat itu. "Hei, aku Helgorth? Namamu siapa?" Helgorth kecil terlalu bersemangat, dengan tubuh jangkung melebihi anak seusianya juga senyum lebar, menyorongkan wajahnya.

Anak itu membelalak, mundur memegangi rotinya dengan wajar tegang. "Dave," jawabnya singkat, matanya melirik ke kanan dan kiri seakan siap untuk melarikan kaki kecilnya menjauhi anak jangkung yang masih tersenyum memamerkan deretan gigi rapinya.

Helgorth tiada henti tersenyum mengingat David yang menyebut dirinya sendiri sebagai Dave berlari menjauh darinya, takut dengan orang asing. Ia pun bersikeras membawakan pai labu buatan ibu angkatnya untuk Dave, menunggu di teras untuk bertemu anak kecil itu. Hei, kata ibunya jika bertamu ke rumah orang setidaknya ia harus membawakan sesuatu. Maka dari itu ibunya membuatkan pai labu kesukaan Helgorth untuk diberikan pada tetanggar baru mereka. Sebenarnya ayah, dan ibunya sudah mengunjungi sebagian tetangga mereka saat mereka baru pindah kurang lebih seminggu yang lalu hanya saja Helgorth ingin sekali bertemu anak tetangga mereka yang terkenal pendiam.

Dimulai dari pai labu yang masih mengepulkan asap hangat, dan segelas susu buatan ibu dari David, mereka menjali tali pertemanan. Helgorth tak melepaskan ke mana pun David pergi. Meski pada akhirnya ia harus lebih dulu kuliah, dan menempati apartment kecil yang murah sekitar tiga puluh kilometer dari rumah masa kecilnya.

Hidup mandiri adalah keharusan di panti asuhannya yang dulu. Sebagai seorang anak yang sejak lahir hidup di panti ia mengetahui bagaimana ia harus berusaha ramah pada siapapun, dan tetap bertanggung jawab. Ia anak yang tergolong rajin, dan disayang oleh staf pengurus panti hingga diberi kepercayaan untuk mengawasi anak-anak yang lebih muda mengerjakan tugas mereka. Anak-anak yang tinggal di panti harus belajar mencuci, dan menyeterika baju mereka sendiri jika sudah cukup umur. Mereka belajar di pagi hari, makan bersama di siang hari dengan giliran piket sebagai anak yang membantu koki untuk membagikan makanan. Seringkali Helgorth membantu koki mereka mencuci sayur, memotong-motong, menguleni adonan sambil berceloteh. Siapa yang tak senang anak yang ramah, rajin, dan baik hati kepada siapa pun?

Teman-temannya banyak meski ia paling menjulang saat mereka berbaris. Helgorth belajar memahami sifat orang lain, berinisiatif melerai perkelahian yang terjadi di panti. Badannya yang tinggi besar menyebabkan semua orang segan padanya, bahkan anak-anak yang lebih muda takut padanya. Tapi nyatanya ia hanyalah boneka beruang berukuran besar. Ia sangat lembut, dan tak pernah bersikap kasar. Meski ia kuat, dan sering membantu Suster Amerillia membereskan kotak berisi buku sumbangan, ia tak pernah melayangkan tangannya sembarangan. Semua anak menyukai kepribadiannya yang jenaka, dan hangat.

Open Writing Comission 2020Where stories live. Discover now