• 15 •

617 67 24
                                    

Medyo sudah menghabiskan dua film di bioskop, sendiri. Ya, dia menonton di bioskop sendiri. Sekarang Medyo menonton film ketiga kalinya, orang yang duduk disebelah Medyo bingung melihat tingkah gadis itu, saat adegan lucu ia justru menangis terlebih jika adegannya romantis dan ketika ada adegan sedih Medyo justru tertawa.

Yang membuat Medyo kecewa pada Louis, Louis menolak menghabiskan weekendnya dengan Medyo, padahal Medyo ingin melakukan itu sebelum Louis pindah. Tapi Louis beralasan kalau dia sudah terlebih dahulu ada janji dengan Nadine. Sejak itu Medyo memutuskan untuk tidak menghubungi Louis lagi. Bahkan Medyo sudah memblokir Louis dari semua media yang bisa membuat keduanya terhubung.

Medyo memilih mengikuti saran dari Nadine agar segera melupakan Louis. Medyo juga belum menanyakan pada Louis apakah ia lulus wawancaranya, Medyo itu melakukan itu karena tidak mau usahanya melupakan Louis gagal. Medyo juga tidak mau menghubungi orang-orang yang punya urusan dengan Louis termasuk Tara.

"Permisi nona, filmnya sudah habis," ucap seorang pria yang berdiri disamping Medyo, Medyo melihat sekelilingnya orang orang yang duduk bukan lagi orang yang tadi nonton dengannya. "Dan sekarang tempat dudukmu itu punyaku."

Medyo menyengir, lalu berdiri dari tempat duduknya mempersilahkan pria tadi untuk duduk. Ia kemudian berjalan keluar.

Sebenarnya hari ini ia harus masuk kerja, namun ia beralasan kalau dia sedang tidak enak badan sehingga dia tidak bisa masuk bekerja. Kalaupun seseorang menemuinya dan melapor pada atasannya, Medyo tidak peduli. Ia akan terima saja jika ia dipecat, sekarang Medyo mulai memikirkan apakah ia lebih baik kembali ke Leicester atau tetap di Coventry. Ia tidak pernah memikirkan hal semacam itu sebelum ia mengenal Louis. Padahal Louis bukan siapa-siapanya, sewaktu putus dari Harry saja dia tidak pernah berpikir untuk kembali ke Leicester.

+

"Hi Medyo," sapa resepsionis yang ditemui Medyo pertama kali. Medyo berjalan dengan malas. Ia kemudian duduk disamping kursi resepsionis yang tadi menyapanya. "Ada apa denganmu. Kenapa kau ada disini. Bukankah kau sakit."

Medyo mendengus mendengar ucapan wanita yang duduk disebelahnya itu. Ia malas pulang ke apartemennya. "Bisakah malam ini aku tinggal dirumahmu."

"Heh. Kau gila. Aku punya suami. Tidak tidak."

"Oh ayolah," rengek Medyo sambil mengguncang lengan temannya.

"Medyo." seseorang gadis baru saja meletakkan tasnya diatas meja resepsionis. Ia salah seorang staf yang menghampiri Medyo. "Aku barusan sangat malu akibat Evan."

"Hey, bukan. Aku tadi salah," timpal seorang pria yang berdiri disamping gadis yang baru saja berbicara. Sedangkan Medyo bingung apa yang sedang dibicarakan oleh dua orang yang ada dihadapannya itu. "Seorang pria datang dan mencari gadis yang bernama Maddy. Jadi kupikir yang dia cari adalah Maddy."

"Memangnya dia seperti apa?" tanya Medyo yang mulai penasaran.

"Dia manusia. Temui dia di rooftop," kata Evelyn lalu membalikkan tubuhnya meninggalkan Medyo yang pertanyaannya belum dijawab. Resepsionis yang duduk disamping Medyo menaikkan kedua alisnya melihat Medyo, Medyo hanya mengangkat bahunya lalu turun dari kursi.

+

Sekarang Medyo sudah berada di rooftop untuk melihat siapa yang ingin menemuinya. Medyo mengedarkan pandangannya, namun tidak ada satupun orang disana. Medyo hanya mencebikkan bibirnya lalu kembali membalikkan tubuhnya. "Maddy."

Baru beberapa langkah, ia langsung berhenti setelah mendengar sebuah nama disebut meskipun itu bukan namanya. Satu-satunya orang yang memanggilnya Maddy adalah Louis. "Louis!"

Louis hanya tersenyum dan merentangkan tangannya, dengan begitu Medyo langsung berlari dan refleks memeluk Louis. Ia bahkan memeluk Louis sangat erat. "Heh, Lepas. Nanti Nadine marah."

Setelah mendengar nama itu Medyo langsung melepaskan pelukannya. Baru beberapa detik ia senang, ia kembali kecewa bahkan lebih parah dari sebelumnya. "Kenapa kau masih ada disini, kenapa kau tidak pergi saja. Kenapa kau tidak buat keluarga saja dengan Nadine."

"Memangnya kenapa kalau aku buat keluarga dengan Nadine. Kau juga tidak peduli, bukannya kau tidak suka denganku," kata Louis tak kalah sinis.

Medyo menyingkirkan anak rambut yang ada didepan wajahnya. "Aku serius. Kenapa kau masih ada disini. Kenapa kau belum meninggalkan Coventry, atau tidak sekalian meninggal dunia saja."

"Nanti kalau aku meninggal kau juga akan menangis, aku baru ingin meninggalkan Coventry saja kau sudah hampir gila. Kenapa kau tidak masuk kerja. Bahkan seorang gadis tadi menghampiri aku disini."

"Aku ingin berhenti. Aku ingin kembali ke Leicester saja. Aku ingin meninggalkan kehidupanku di Coventry. Ayo jawab pertanyaanku yang tadi, kenapa kau masih disini."

"Aku tidak mengikuti wawancaranya. Aku kembali berpikir, untuk apa aku meninggalkan Coventry kalau kehidupanku ada disini," kata Louis lalu mengapit leher Medyo dengan menggunakan sikunya. "Bagaimana. Kau masih berpikir ingin berhenti dari perkerjaanmu?"

"Ya. Aku mau berhenti. Untuk apa aku percaya padamu. Kau saja tidak mau menghabiskan weekend mu denganku."

Louis mendengus. "Aku tidak mau hanya mengabiskan weekend denganmu. Aku mau menghabiskan hari-hariku denganmu."

"Ahk gombalan basi seperti itu tidak akan masuk dihatiku."

"Lalu kau mau kembali ke Leicester dan berhenti bekerja?"

Medyo menggeleng. "Aku ingin melamar kerja padamu."

Louis langsung menepuk jidat Meydo. "Kau jangan mengada-ada. Kau mau jadi pembantuku dan tidak digaji. Gajimu juga lebih tinggi dariku Medyo"

Medyo mendongak menatap Louis. "Beri aku perkerjaan, Louis. Beri aku perkerjaan sebagai istrimu."

[completed]

a/n: gaje emang nih cerita 😂 tengkyu dah baca cerita ini. Makasih udah sempetin comment, foolishlyzarry, eversincehavana, blue-hazza, Rexha__, astogeharry, rikaaraz. Maap yang belum disebutin soalnya yang saya sering liat nama nama itu. Tengkyu gaessssss.

Btw saya terinspirasi cerita ini dari film I fine thank you love

Habis ini saya bakal pindah fandom :)))

Saya bakal pindah fandom, jadi pensnya Louis, Liam, Niall, Zayn, ama Harry.

Baca tulisan saya yang lainnya;

Baca tulisan saya yang lainnya;

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Cocky & SassyWhere stories live. Discover now