REN - 5

66K 1.7K 97
                                    

Trapped on His Bed 5 - THREAT and TREAT

==> Dibaca ampe bawah ya, ada cuplikan buat part depan

"Apa sudah beres?"

"Aku sudah melaksanakannya sesuai instruksi anda termasuk menyerahkan kartu nama anda," jawab lelaki itu saat menerima telepon dari sebrang.

"Oke, kerja bagus," jawab Amadeo, pria itu langsung mematikan teleponnya begitu saja dengan senyum lebar yang terpatri di wajah tampannya.

###

Emily mengendarai mobilnya menuju butik milik ibunya. Ada masalah apa sebenarnya dengan McChadler group, kenapa harus ada urusan dengan mereka. Dari dulu ibunya bilang agar butik itu berdiri secara perseorangan, hanya miliknya sendiri atau milik Emily. Ibunya tidak akan menerima kerjasama dalam bentuk apapun kecuali soal bahan baku-kain-dari perusahanan lain. Dan kerjasama ibunya dengan Reagan group lebih dari cukup.

Emily memarkirkan mobilnya di bagasi butik. Gadis itu langsung menuju ruang kerjanya ketika Brooke menunjuk kedalam ruangan, mengisyaratkan ada seseorang yang sudah menunggu. Dan disanalah ia, duduk manis di sofa ruang kerjanya. Seorang makhluk bernama Amadeo. Tunggu! Kenapa ada dia? Kenapa lelaki itu ada di sini? Bukankah tadi Brooke bilang butiknya mendapat masalah dengan McChandler group?

"What the hell are you doing here, D'Angelo sir?" tanya Emily skeptis.

Amadeo hanya tersenyum lalu bangkit. Pria itu mendekat kearah Emily, ia berhenti tepat dihadapannya, "Setidaknya ciuman selamat datang? Maka aku akan menjawabnya."

"What the fuck!" jawab Emily.

"Baru kali ini aku mendengar kata f*ck dengan nada yang sexy," jawab Amadeo.

Emily memijit pelipisnya, menyerah dan terserah si Amadeo itu ingin bilang apa.

"Kau tidak akan menjelaskan padaku sebelum aku menciummu kan?" tanya Emily.

Amadeo tersenyum dan memberi anggukan.

"Tunggu saja disini sampai kau karatan, aku tidak akan memberi ciuman dan aku akan mencari tahu sendiri kenapa kau disini," jawab Emily.

"That won't do darling. Fabian Wright akan kemari 15 menit lagi," jawab Amadeo, lelaki itu mulai membuka kancing kemejanya, "Dan dia mungkin akan salah paham jika aku membuat diriku berantakan. Dan lagi, kau tidak memakai pakaian kerjamu walau kau sudah pulang 2 setengah jam yang lalu. Rendezvous*?"

Lelaki ini! Emily hanya bisa menatapnya kesal. Bagaimana jika Ian salah sangka. Memikirkannya saja ia tidak berani. Bukan karena Ian lelaki yang cemburuan. Hanya saja Emily sudah berbohong padanya soal Amadeo dari awal. Berkata hanya sebatas mengenal tetapi mereka berdua malah berada di ruangan yang sama sekarang. Dan juga ia tanpa baju kerjanya.

Emily menggerakkan tangannya untuk menghentikan tangan Amadeo yang sedang membuka kancing kemejanya. Kedua tangannya sebenarnya yang menghentikannya. Amadeo menyunggingkan senyum tipis. Tangan Emily meremas tangan Amadeo. Jantungnya berdegup cepat saat memegang tangan Amadeo yang sedikit kasar dan hangat itu. Damn! Dia bukan gadis virgin yang belum berpengalaman tapi kenapa hanya dengan sentuhan seperti ini saja sudah membuatnya salah tingkah.

Emily menarik krah kemeja Amadeo. Lalu memberikan kecupan singkat di bibir Amadeo. Saat bibirnya mengecup bibir Amadeo, Emily tahu pria itu menyunggingkan seringaian jadi Emily segera mejauhkan diri dari Amadeo. Tapi terlambat karena pria itu bergerak lebih cepat. Emily didorongnya pada dinding didekat pintu. Bibir pria itu membungkam mulut Emily ketika Emily hendak protes. Tangan Amadeo mencengkram kedua tangan Emily dan dibawa keatas kepala gadis itu. Jika saja kaki pria itu tidak mengunci kakinya, maka Emily sudah akan melayangkan tendangan yang sedang populer akhir-akhir ini, menendang tempat diantara kaki Amadeo -kau tahu apa maksudku.

Trapped on His BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang