REN - 1

144K 2.1K 120
                                    

Trapped on His Bed 1 - in His Room

"Jesus, maafkan aku, please! Hanya untuk hari ini saja," ucap Emily pelan dibawah meja. Ia meringkukkan badannya agar lebih mengecil. Jujur walau dia menyelonjorkan godess leg-nya pun tidak akan memakan tempat.

Hari ini dia bertekad bahwa dia harus berbicara dengan CEO D'Angelo group agar membatalkan tututan kasus korupsi terhadap ayahnya. Sudah 2 hari yang lalu sejak kedatangannya ke Italia.  Kemarin ia tidak bisa meyakinkan resepsionis dilantai paling bawah agar mengizinkannya menemui sang ceo. Harus melalui prosedur yang rumit, menyebalkan dan memakan waktu.

Flashback

"Selamat pagi. Ada yang bisa kami bantu nona?"

"English please?"

"Selamat pagi. Ada yang bisa kami bantu nona?"

"Aku ingin menemui Mr. Amadeo D'Angelo, bisakah anda mengaturnya untuk hari ini?" "Maaf nona jika anda tidak memiliki janji temu maka kami tidak bisa membantu. Anda bisa meninggalkan identitas dan nomor yang dapat kami hubungi disini. Jika sudah terjadwal maka akan kami beri tahu."

"Aku tidak punya cukup waktu di Italia, setidaknya tolong beritahu sekretarisnya bahwa aku ingin bertemu. Sebutkan saja Miss. Clark dari Washington DC. Aku yakin Mr. D'Angelo mengetahuinya,"

"Maaf nona tapi,."

"Aku mohon. Setidaknya berikan satu panggilan untuknya," ucap Emily mencoba meyakinkan.

Gadis dihadapan Emily itu sedikit ragu kemudian menatap gadis resepsionis satunya sebentar lalu dia mengangkat ganggang telepon didepannya kemudian dan menghubungi sekretaris D'Angelo. Entah apa yang mereka bicarakan tetapi yang Emily tahu resepsionis itu tidak berhasil, wajah gadis didepannya itu memucat mungkin karena dimarahi. Emily segera angkat suara sesaat setelah gadis itu meletakkan ganggang teleponnya.

"Sepertinya tidak berhasil dan maaf membuatmu dimarahi, miss,"

"Saya minta maaf hanya ini yang bisa saya lakukan,"

Emily tersenyum kecut, "Setidaknya bisakah aku duduk di sana. Mungkin jika Mr. D'Angelo melewati lobi kau bisa memberitahuku?"

"Tidak masalah miss. Tapi sangat jarang sekali Mr. D'Angelo melewati lobby,"

"Siapa tahu Tuhan mengizinkan aku menemuinya hari ini. Maka itu bisa saja terjadi,"

Resepsionis itu tersenyum manis tanda setuju, "Maaf nona, anda harus mengisi jurnal kunjungan,"

"Tentu," jawab Emily kemudian.

Flashback end

Emily bergerak gusar-takut dan ragu- di bawah meja ketika ia mendengar suara langkah kaki yang berjalan mendekat kearah meja kerja. Tadi dia sudah menyiapkan mentalnya tapi tetap saja ia gugup. Bagaimana jika D'Angelo marah akan sikapnya yang dengan lancang masuk ke dalam kantornya-ruang kerja-tanpa izin darinya.

For God sake! She just try without thinking the worst possible scenario ever! Pemilik kaki itu sudah begitu dekat dengan kursi duduknya. Emily bisa melihat sepasang sepatu cokelat mengkilat dan celana hitam yang senada dengan jas yang dipakai -Emily melihat seperempatnya- ia tahu suit yang dipakai orang itu hanyalah yang digunakan kalangan parlente.

Lelaki itu menarik kursinya lalu duduk, menarik dirinya sendiri agar lebih memdekat ke meja kerjanya. Emily menahan napas, dia harus kuat dan yakin. Dia harus mengesampingkan pikiran buruk yang menginterupsinya saat ini atau kalau tidak ayahnya yang menderita.

Trapped on His BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang