Last Chance

195 38 3
                                    

Cause you give me the chance to be together with you now again.
-Len Kagamine

👸

Perlahan aku membuka kedua pupilku. Mendadak muncullah cahaya terang yang menyilaukan dan menusukku padahal baru saja kubuka mata. Tengkukku terasa sedikit pusing. Refleks kupegangi dan kupijit pelan, kulirik sekitar, segalanya berwarna putih. Aroma antiseptik begitu kuat menusuk indra penciuman.

Belum lagi, dia. Wanita itu, Cinderella impian yang duduk di sebelahku. Ditunjukkannya wajah lega sembari menguatkan tautan tangannya. Baru kusadari bahwa sedari tadi dia menggenggam jemariku.

"L-Len?! Kau sudah sadar?!"serunya cepat seraya melepaskan jemariku, buru-buru dia keluar dari ruangan yang entah dimana ini.

Tak terlalu jelas tapi yang pasti kuyakini dia sedang memanggil seorang dokter. Sebenarnya dimana ini? Warna putih mendominasi, infus yang menggelayut di tangan kiriku, dan brankar nakas yang menjadi tempat tidurku. Barulah kusadari bahwa aku berada di kamar rumah sakit. Sebenarnya apa yang terjadi?

Kenapa aku bisa sampai di sini?

👸

Bagaikan mimpi di siang bolong, kala itu ketika aku baru saja divonis sudah sehat dan boleh pulang kudengar kau mengatakan sesuatu yang cukup mengejutkan.

"Len, aku mencintaimu. Maukah kau menikah denganku?"

Bola mataku rasanya mau keluar. Apa ini?! Kau melamarku? Kenapa?! Bukankah kau sudah menikah dengan Lui Hibiki?! Aku bahkan menjadi salah satu saksi di upacara sakralmu itu.

Namun di sisi lain aku tak dapat menyembunyikan rasa bahagiaku, degup jantungku seolah naik turun beribu kali lipat. Mirip seperti orang yang naik roller coaster. Hanya saja degupan ini terasa jauh lebih ekstrim.

Degupan jantungku terasa berbeda dari biasanya. Kali ini jauh lebih hangat dan menyenangkan. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi aku merasa lega. Aku merasa berterima kasih atas sesuatu seolah ini adalah kesempatan terakhir.

"Bodoh, seharusnya, kan, aku yang melamarmu!"

Rin tersenyum lega, "Tak peduli siapapun yang melamar duluan. Yang pasti kau bersedia, kan, menikah denganku?"

Cinderellaku itu memang spesial. Kau istimewa. Beda dari siapapun juga. Tanpa sepatu kaca dan gaun, kau tetaplah mutiara terindah.

"Pastinya, karena aku jauh lebih mencintaimu."

👸

Cenicienta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang