Chapter 11 - The Only Exception

Start from the beginning
                                        

Kagome mengalihkan pusat perhatian pada tutup botol yang ada di tangannya, setelah tak ada lagi penghalang, ia meneguk isi minuman itu.

"Mm-hm, Kiku," Kagome membenarkan. Benaknya menimbang-nimbang tentang teh beraroma bunga apa lagi yang akan ia bawa di kemudian hari untuk Sesshoumaru. "Kau menyukainya?"

Pria itu berpaling, sesaat menatapnya, lalu menjawab dengan gumaman tidak jelas yang sangat 'Sesshoumaru' sebelum kembali memandang kejauhan. Selang beberapa lama, Rin mendekati mereka. Gadis kecil itu meminta izin pada Sesshoumaru untuk bermain di pantai bersama Shippou. Dengan sebuah anggukan, Rin langsung berlari dengan riang menuju teman kitsune-nya itu berada.

Dari sudut mata, miko masa depan itu mencuri pandang. Sang youkai kembali menikmati alam di hadapannya, terlihat elegan seperti biasanya. Kala itu, Kagome tak dapat menahan diri untuk tidak membayangkan bahwa yang ia lihat itu adalah sebuah iklan. Tidak butuh banyak properti untuk membuat sebuah iklan yang menarik, kamera cukup menangkap gambar close-up setengah badan Sesshoumaru yang duduk tenang, meminum teh, dan mungkin ... tanpa armor dan pedang. Mokomoko yang melingkar di bahunya dibiarkan, karena itu akan menjadi daya tarik tersendiri. Sentuhan terakhir, haori yang ia kenakan diatur sedemikian rupa agar sedikit terbuka untuk memperlihatkan dadanya yang bidang. Dan, voila! Jadilah sebuah iklan teh yang ekstravaganza.

Kagome bertaruh bahwa semua perhatian para gadis akan tertuju pada wajah sempurna yang hampir selalu terlihat tenang. Kemudian, fokus mereka akan teralih ke bagaimana cara Sesshoumaru minum, lalu, ke bibirnya. Sepasang bibir yang sudut-sudutnya sangat jarang tertarik ke atas, bibir yang sehangat dan selembut dekapannya.

Gadis Higurashi itu berharap dalam hati agar ia dapat mempercepat laju waktu sehingga siang lekas berlalu dan ia bisa segera menghabiskan waktu berdua saja dengan Sesshoumaru.

Secepat kilat terlukis, secepat itu pula kenangan di malam sebelumnya saat ia dibawa terbang melayang kembali terkuak di benak Kagome: Kecupan sepintas lalu berbuah menjadi ciuman yang menjadi liar. 'Sesshoumaru sangat... yum.'

Ketika Kagome sadar bahwa ia tenggelam dalam lamunan akan pertautan bibir pertama mereka, ia lantas menenangkan diri. Gadis itu menarik napas pendek dan cepat, menggigit bibir bawah, melepaskannya, kemudian mengalihkan pandangan. Untuk menyembunyikan kecanggungannya yang tiba-tiba, sang miko meneguk minumannya beberapa kali.

Dai youkai itu sedikit menolehkan kepala, sorot mata keduanya bertubrukan. Senyum kikuk gadis itu merekah perlahan di atas wajah yang terbakar.

Menjawab pertanyaan yang tidak diutarakan, Kagome menggeleng kecil, "Tidak ada apa-apa."

Bohong. Sesshoumaru menyadari perubahan yang ada di diri Kagome saat menatapnya, pupil melebar, degup jantung yang mengeras, semburat di wajahnya yang semakin vibrant, manis khas tubuh yang menguar semakin pekat: Perubahan yang ia sukai. Terlebih lagi, karena ialah yang menjadi penyebab semua perubahan pada miko-nya. Dan itu membuatnya merasa puas diri. Walaupun kepalanya terisi dengan berbagai macam imaji tentang apa yang ingin ia lakukan dengan Kagome, Sesshoumaru duduk dengan ketenangan yang tak terbantahkan.

Di sisi lain, mata gadis yang berasal dari masa depan itu nanar mencari pengalih perhatian, beruntungnya, kedua maniknya segera tertumbuk pada Rin yang bermain kejar-kejaran di tepi pantai bersama Shippou. Sebuah ide muncul, Kagome bergegas mengaduk-aduk isi tasnya. Barang yang ia cari ternyata sudah ia tinggalkan di rumah, miko muda itu mendecak kecewa sambil memasukkan beberapa benda miliknya yang bertebaran di atas kain tipis yang dijadikan alas duduk.

"Apa itu Kagome-chan?" Tanya Sango, saat ia melihat sesuatu berwarna merah cerah terjatuh di samping tas temannya.

Kagome menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Oh, bunga ini."

P A R A M O U RWhere stories live. Discover now