48. Revelation 2

30.7K 1.6K 8
                                    

Sierra Wellington

Aku bergegas keluar dari toilet dan akan mencari Axel. Aku mendengar seorang wanita yang menangis tersedu-sedu dan sedang bercerita di tengah isaknya, namun aku tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang ia katakan. Ketika aku berjalan memasuki ruangan perayaan, aku melihat kerumunan orang yang menatapku. Seketika aku merasakan aku menjadi pusat perhatian karena sekarang semua mata sedang menatapku. Aku menoleh menatap Adeline yang sedang menangis terisak dan menujuk aku yang masih berdiri terdiam di tempatku.

"Dia berteriak di depan wajahku dan berkata bahwa aku seorang wanita jalang." katanya memberitahukan semua tamu sambil menangis terisak.

"Ia menarik dan merobek bajuku dan ia menamparku karena sebelumnya aku pernah memiliki hubungan dengan suaminya.." Aku tidak dapat menyembunyikan keterkejutanku dengan apa yang ia katakan. Sekarang aku mengetahui apa maksud dari yang ia lakukan sebelumnya, ia merobek pakaiannya sendiri dan menampar dirinya berulang kali. Semuanya sudah masuk akal sekarang, tetapi aku masih terdiam dan hanya dapat merasakan tanganku yang bergetar. Saat ini aku sangat takut. Aku tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaanku saat ini. Marah, kecewa, sakit hati, sedih, takut dan merasa di permalukan. Aku masih terdiam menatapnya yang masih terisak.

"Kau son of bitch." salah satu wanita yang sudah berumur datang mendekat padaku dan menyiram wajahku dengan champagne yang ada di gelasnya .

Dingin. Aku dapat merasakannya. Aku menutup mataku dan berusaha untuk menahan air mataku. Aku tidak akan menangis di hadapan mereka semua saat ini.

"Seret dia keluar dari tempat ini." aku mendengar seorang lelaki berkata demikian namun tidak ada yang terjadi kecuali aku mendengar seseorang yang terjatuh ke lantai. Aku membuka mataku dan melihat Axel yang memukulnya hingga terjatuh ke lantai.

"Jangan menyentuh istriku." katanya pada lelaki itu. Aku menatapnya. Aku sudah tidak dapat lagi membendung air mataku ketika melihatnya. Suamiku ada disini. Pahlawanku ada disini bersamaku. Ku mohon percayalah padaku. Aku hanya mampu berkata-kata dalam tatapan mataku.

Ia berjalan ke arahku dan mengusap wajahku yang basah dengan sapu tangannya.

"Aku tidak -"

"Shhh...apa kau baik-baik saja?" tanyanya lembut mengusap pipiku. Aku menggeleng pelan menatapnya.

"Aku ingin pulang." kataku nyaris tidak bersuara. Ia merangkul bahuku dan ketika ia menuntunku berjalan Adeline mendekati kami dan berdiri di hadapan kami.

"Axel... Lihat apa yang ia lakukan padaku. Ia menamparku, ia juga berteriak di depan wajahku." kata Adeline sambil menangis.

"Axel... berkatalah sesuatu." katanya memohon, Axel masih tetap terdiam dan mempererat pelukannya padaku.

"Axel.. Lihatlah pipiku yang memerah ini. Dia menamparku dan ini sangat sakit." lalu Axel menatapnya.

Jangan Axel.. Ku mohon... aku tidak melakukannya. Aku ingin sekali berbicara dan menjelaskan semuanya namun aku hanya dapat terdiam. Hanya air mataku yang masih terus menetes dan aku hanya dapat menatap ke bawah tanpa berani menatapnya. Ku mohon Axel.

"Pergi. Dari. Hadapanku.Sekarang. Bitch." Aku menoleh menatapnya yang terkejut dengan perkataan Axel begitu juga denganku. Axel menuntunku dalam rangkulannya dan membawaku pergi dari tempat itu.

Axel Wellington

"Permisi." kataku dan segera berlalu menuju toilet. Mengapa ia pergi ke toilet cukup lama, ia membuatku khawatir, aku akan segera menyusulnya dan memastikannya sendiri.

Aku baru tiba di depan toilet dan hendak menunggunya hingga aku mendengar seseorang yang ku kenal berteriak.

"Apakah kamu wanita jalang?" Itu Adeline aku mengenali suaranya.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang