29. Regret

37K 1.8K 10
                                    

Sierra Wellington

Aku terus berjalan di tengah hujan dan berdiri di sebuah pintu. Dengan tubuhku yang bergetar aku menekan bel dan menunggu seseorang membukakan pintu untukku. Dia adalah seseorang yang terlintas di benakku kemana aku harus pergi. Aku tidak dapat pergi ke tempat Ethan dan aku tidak memiliki tempat tujuan lainnya yang harus ku tuju. Seketika pintu dibuka.

"Sierra?" aku kembali menangis dan memeluknya erat.

"Hey, ada apa? Oh gosh! kau basah dan kedinginan, ayo masuk." Judy merangkul pundakku dan membiarkan aku masuk.

"Aku minta maaf membangunkanmu malam-malam seperti ini." kataku meminta maaf padanya.

"Masuklah dan gantilah pakaianmu. Kau bisa sakit jika kau basah dan seperti ini." Ia memberikanku handuk dan baju bersih untuk aku dapat berganti dari pakaianku yang basah. Setelah aku berganti pakaian aku duduk di sofa dan memandang melamun.

"Ini." Katanya menyelimuti bahuku dengan selimut dan memberikanku segelas teh hangat.

"Terima kasih Judy." kataku.

"Ada apa?" tanyanya lembut. Aku hanya mampu menggelengkan kepalaku dan aku kembali menangis lagi.

"Shhh.. sudah tak apa-apa.. pergilah beristirahat, kita akan bicara lagi nanti. Tetaplah disini, aku akan menelepon Axel-"

"Tidak.. kumohon jangan. Jangan memberitahukannya aku ada disini, kumohon." Kataku memohon dan ia mengangguk menatapku. Aku tidak suka menangis di hadapan orang lain tetapi kali ini aku tidak dapat menahan diriku.

"beristirahatlah dan tidurlah, ini sudah larut malam." aku membaringkan diriku di tempat tidur. Judy berkata bahwa ia akan tidur bersama dengan Sam, anaknya yang berumur 15 tahun. Aku tidak dapat tidur, bahkan air mataku juga masih tidak dapat berhenti mengalir.

Axel Wellington

"Aku rasa aku sudah selesai." katanya lalu pergi meninggalkanku yang terdiam. Aku mengusap kasar wajahku, Mengapa aku harus semarah ini padanya. Aku melihatnya menangis di hadapanku. Ini pertama kalinya aku melihatnya menangis, dan aku tidak menyukainya terlebih lagi aku lah orang yang membuatnya menangis seperti itu. Kau sangat bodoh Axel. Aku masuk ke lift dan bergegas segera menyusulnya agar ia kembali ke penthouse. Ini sudah tengah malam dan hujan turun cukup deras. Dimana ia pergi di hujan sederas ini? Aku terus mengendarai mobilku dan mengelilingi jalanan New York, mencarinya di setiap sudut kota New York. Aku mengendarai mobilku dan terus mencarinya hingga hampir 2 jam lamanya namun aku tetap tidak menemukannya. Aku berusaha untuk meneleponnya berulang kali, tetapi ia tetap tidak menjawab teleponku. Apa ia pergi ke apartemen Ethan?

Damn it! aku memukul kemudiku dan dengan kesal aku kembali ke penthouse. Aku kembali memasuki penthouse dan melihat makan malam yang sudah tersaji di atas meja makan. Salmon panggang, makanan kesukaanku sepanjang waktu. Aku juga melihat dekorasi yang tergantung di dinding. Dia membuat ini semua. Aku menoleh dan melihat kotak kecil yang ada di atas meja. Aku mengambilnya dan membaca notes kecil yang ada di atasnya.

Teruntuk Suamiku,

Happy birthday Axel! Aku berharap kau menyukai hadiah yang tidak bernilai ini dariku. Aku berharap aku dapat menyentuh dan menggengam hatimu dengan gelang ini. AS artinya Axel untuk Sierra. I love you.

-Sierra-

Aku membuka kotak kecil tersebut. Di dalamnya terdapat gelang dengan inisial A dan S seperti yang ia katakan di notes sebelumnya. Axel untuk Sierra. Aku tersenyum dan mengenakannya di tangan kiriku.

Shit! Mengapa aku harus melempar kue itu! Mengapa aku harus semarah itu! Mengapa aku membentaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shit! Mengapa aku harus melempar kue itu! Mengapa aku harus semarah itu! Mengapa aku membentaknya. Kedatangan Ethan di kantor membuatku sangat marah, ia seperti sudah menekan amarahku hingga memuncak, aku bahkan tidak dapat mengendalikan diriku sendiri. Ini bukan salahnya, ini salahku. Aku sedikit mabuk malam ini, terlalu banyak alkohol dalam darahku. Aku menatap kue coklat yang hancur di atas lantai, tidak seharusnya aku melakukan ini padanya. Aku naik ke lantai atas dan melihat pintu kamarnya terbuka.

Apakah ia sudah pulang ke rumah? Aku membuka pintu dan memasuki kamarnya namun tidak ada orang di dalamnya. Aku duduk di sisi tempat tidurnya dan menghela nafasku. Dimana ia sekarang? Aku melihat sebuah buku yang ada di sisi tempat tidurnya. Apa ini? Aku membaca tulisan yang ada di sampul buku itu.

'Diary Sierra'

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang