Chapter 2

56 4 0
                                    

Diceritakan bahwa 4 kawanan tersebut sedang bersantai di sebuah penginapan kecil.
"Hey, Stanley. Jangan lupa untuk mengubur mayatnya pagi nanti"perintah seorang remaja sambil menyalakan rokok dengan tangan masih berlumuran darah.
"Jangan khawatir, Erick. Semua beres ditangan Stanley"ucap remaja tersebut yang bernama Stanley.
Lalu, Erick melirik ke temannya yang lain yang sedang membereskan mayat.
"Jangan berisik, Edward. Orang lain bisa curiga" umpat Erick kesal.
"Bisakah kau diam, Erick? Aku sedang membereskan mayatnya"ungkap Edward kesal.
"Kalian bisakah membiarkanku istirahat sebentar? Membunuh membutuhkan tenaga ekstra"ungkap seseorang yang bertubuh gemuk.
Semua mata melirik kearah orang tsb.
"Diam kau, Bobby"perintah Erick.
Pagi pun tiba..
Edward dan Stanley memasukkan mayatnya kedalam bagasi mobil. Dan mereka segera mencari danau untuk membuang mayatnya.
Hingga beberapa lama. Mereka berdua kembali ke penginapan.
"Semua sudah beres"ucap Stanley.
"Baiklah ayo kita tinggalkan tempat ini"perintah Erick.
Flashback
Mereka berempat sedang bercerita rencana membunuh beberapa orang di kota ini. Dan ada seorang petugas kebersihan yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Dan Stanley mengetahuinya. Ia pun memberi isyarat agar teman-temannya berhenti bicara. Dan ia membuka pintu.
"Hey, Tuan.. uhmm Siapa namamu?"
Ia pun terkejut. Dan salah tingkah.
"Oh, aku.. aku.. Albert tuan"
"Ada keperluan apa Anda berdiri didepan pintu seperti itu?"
"Aku..aku hanya ingin menanyakan apakah Anda perlu tempat untuk dibersihkan?"
"Oh iya, kamar mandinya agak kotor. Bisakah kau membersihkannya?"
"Baiklah"ucapnya kebetulan saat itu ia membawa peralatan kebersihan.
Saat Albert memasuki ruangan. Bobby dengan sigap mengambil pisau dan kain. Ia pun segera membius Albert menggunakan kain yang telah dicampur zat berbahaya sehingga Albert tidak sadar dan kemudian menusuk-nusuk tubuh Albert dengan kejam. Dan akhirnya ia pun mati.
Flashback off
Mereka berempat berhenti disebuah bar ketika malam sudah tiba. Dan Edward berkenalan dan minum bir dengan beberapa gadis. Erick hanya minum bir dan ada satu gadis yang mendekatinya. Sedangkan, Bobby dan Stanley sibuk menari dan menggoda gadis-gadis.
"Jadi, maukah kau menghabiskan malam ini denganku?"tanya Edward pada salah satu gadis berambut pirang.
"Uhmm.. Tulis nomor hp mu"ucapnya manja.
"Dengan senang hati"ucap Edward seraya tersenyum menggoda.
Sedangkan, Erick tidak henti-henti nya digoda oleh gadis sexy berambut hitam.
Stanley pun pergi meninggalkan gengnya.
"Jadi, Miranda. Apa kau orang baru disini?"tanya Stanley seraya memasuki sebuah ruangan khusus.
"Ya. Aku baru 1 bulan tinggal di kota ini"ungkap Miranda.
Disisi lain...
Dan temannya sudah menunggu dengan kesal di mobil.
"Kemana, Stanley?"tanya Erick kesal.
"Dia masih dengan Miranda"ucap Bobby.
"Siapa Miranda?"tanya Erick lagi.
"Gadis bar yang sedang dengannya" jawab Bobby.
"Shit"umpat Erick.
Tidak lama wajah Stanley pun muncul dihadapan teman-temannya.
"Apa kau sudah puas dengan gadismu?" sindir Erick.
"Sudah bos"ungkap Stanley senang.
Erick melirik gemas"Ayo masuk"
Stanley pun langsung masuk kedalam mobil.
"Sudah lama aku ingin menjumpai kawan lama yang membullyku saat smp. Dia tinggal di kota ini. Aku sudah mencari info tentangnya"ungkap Edward.
"Baiklah ayo kita cari rumahnya"
Mereka pun menemukan rumah kawan lama Edward. Ia bernama Richard Stephans. Ia tinggal di pemukiman kumuh. Namun, Richard tinggal sendiri. Edward pun sudah menyusun rencana untuk pembunuhan Richard. Saat jalanan sudah mulai sepi mereka pun menjalankan rencana Edward. Edward dan Bobby menyelinap lewat pintu belakang. Sedangkan Erick berjaga dipintu depan dan Stanley berjaga dipintu belakang. Tanpa waktu lama mereka pun berhasil membunuh Richard. Mereka segera memasukkan mayatnya kedalam mobil. Dan saat menemukan jurang mereka membuang mayatnya ke jurang. Senyum puas tersirat di wajah mereka..

Killer's RomanceWhere stories live. Discover now