2

1.8K 175 32
                                    

Wendy POV

Aku tidak bisa menghindar. Aku sudah tahu akan begini jadinya. Kakek menghela nafas beberapa kali sambil memijit kepalanya. Aku tahu aku salah dan dari tadi aku sudah minta maaf. Tapi kakek belum juga berhenti menghela nafas, dan Irene eonni pun tak henti-hentinya menatapku tajam.

"Aku kan sudah minta maaf. Bisakah kita melupakan ini semua?"

"Kenapa kau lari? Katakan", ucap eonni cepat.

"Dari awal aku kan sudah mengatakan aku tidak mau ikut ke pesta itu. Kedatanganku tidak perlu dirayakan, tapi kakek tetap saja menggelar pesta penyambutanku. Dan lagi, kakek sengaja meninggalkanku dengan Seung Ho. Aku tidak menyukainya, kakek tidak tahu dia sangat genit, aku tidak menyukainya" aku menyandarkan tubuhku ke sofa sambil menyilangkan kedua tanganku.

"Kakek hanya ingin kau juga mendapat perlakuan istimewa dariku sayang. Taeyeon dan Irene sudah sering menerima penyambutan meriah seperti itu. Sementara kau? Dari kecil sampai sekarang kau tidak suka dengan kejutan, maksudku, kau baru lulus dengan hasil yang memuaskan, hal wajar kalau aku merayakannya kan?" kakek akhirnya angkat bicara setelah dari tadi hanya bisa menghela nafas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Untung saja kakakmu ini menjawab dengan cepat ketika beberapa orang menanyakan menghilangnya dirimu dari pesta, kalau tidak, pasti semua orang bisa heboh. Kakek sangat khawatir padamu, aku kira seseorang menculikmu. Karena Seung Ho melihatmu bersama seorang lelaki keluar dari pintu belakang"

Degh!

Ap-apa? Seung Ho melihatnya? Tamatlah riwayatku.

"Siapa pria itu?" tanya kakek, kini nadanya lebih serius.

"Ya Wendy kau sudah punya kekasih?" Irene eonni mengerutkan wajahnya.

"A-ani! Dia bukan kekasihku. Dia... hanyalah tukang mengepel di gedung itu. Aku bertanya padanya darimana aku bisa keluar melalui pintu belakang itu lalu dia membantuku mencari jalan keluar, sudah itu saja"

"Apa itu benar?" ah, tatapan ini. Tatapan kakek bisa menerawang orang yang berbohong. Baiklah, Wendy atur ekspresimu agar kau bisa lolos malam ini.

"Mm" aku mengangguk mantap.

Kakek masih menatapku selama beberapa menit lalu dia kembali bersikap normal, "Aku benar-benar khawatir dengan keadaanmu. Bagaimana kalau pekerja itu menculikmu, kau harus berhati-hati. Berjanjilah padaku kau tak akan melakukannya lagi"

"Mm, yaksog" aku mengangguk dengan senyuman, "Kakek, kau memaafkanku kan? Hm? Hm?" ucapku dengan manja, bisa kulihat Irene eonni yang memutar bola matanya sambil menggeleng-geleng karena tahu modusku. Sejujurnya ini bukan modus, aku sungguh-sungguh menyesal.

"Mm. Jangan kau ulangi, O?"

"Gomawo kakek" aku beranjak berdiri lalu memeluknya yang masih duduk, "Aku menyayangimu"

👠👫👞

Author Pov

Kyungsoo sedari tadi sibuk dengan perkakasnya. Menempelkan penggaris itu di atas kertas laku menarikkan pensil itu sehingga terciptalah satu garis yang saling membentuk sebuah ruang.

Cklek!

"Kalau mau masuk, ketuk pintu dulu." ucap Kyungsoo datar yang sedari tadi tidak hilang fokus pada pekerjaannya.

"Harus kah aku melakukan itu? Aku ini kakakmu" Taeri membawakan adiknya itu sarapan pagi. Roti bakar dengan segelas susu dia letakkan ke atas meja kerja kyungsoo, sebelumnya Taeri memindahkan semua kertas-kertas hasil kerja kyungsoo ke dalam laci mejanya. Dia tidak ingin kecerobohan sedikit membuat adiknya berubah menjadi setan bertanduk dua.

Baby Boo! (WENSOO)Where stories live. Discover now