1

3.2K 213 25
                                    

Author Pov

Wendy sedari tadi hanya memandang dirinya dengan wajah datar dari pantulan cermin besar miliknya. Dia menghembuskan nafas hingga poni nya terangkat sedikit, sudah menjadi kebiasaannya dia melakukan itu jika sedang merasa kesal. Lagi-lagi Wendy melempar baju yang ia sedari tadi ia tempelkan ke depan tubuhnya ke lantai.

"Wan-ah, apa kau sud-" wanita yang baru saja membuka pintu kamar Wendy menghentikan ucapannya, setelahnya ia menganga lalu mengerutkan wajahnya "Ya Wendy, apa ini semua?" wanita itu masuk sambil memperhatikan baju-baju Wendy yang berserak dan berhamburan tak teratur, di tempat tidur, meja bahkan di lantai.

Irene kemudian mengalihkan pandangannya lalu menatap Wendy dengan tatapan minta penjelasan sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Aku tidak tahu harus pakai apa. Tidak bisa aku pakai pakaian ini saja?" Wendy menggerutu sambil menunjuk baju yang ia kenakan sekarang. Kaos putih dengan gambar koala dan juga celana jeans.

"Huhhhh" Irene menghela nafas sambil menepuk jidatnya lalu menggeleng. Dia tak habis pikir dengan tingkah adik sepupunya itu.
"Maksudmu, kau akan pergi ke pesta formal menggunakan itu?" tanya Irene, tak disangka, Wendy malah mengangguk santai.

"Ya! Hampir satu jam aku menyuruhmu berdandan tapi kau belum juga siap?! Setengah jam lagi pesta akan dimulai, kakek akan marah pada kita kalau kita-"

"Kalau begitu, eonni saja yang pergi. Mudah kan?" kata Wendy dengan senyuman lebar menampakkan gigi putihnya. Gadis berkulit putih itu dari awal tidak tertarik dengan pesta yang digelar kakeknya itu.

"Mwo? Ya, ini adalah pesta penyambutanmu. Bagaimana bisa kau tidak hadir sedangkan kau adalah orang yang dirayakan. Wendy-ya, ingat, kakek sudah mengeluarkan kocek besar. Dan jangan lupa, kau harus menjaga harga diri kakek."

"Selain pesta penyambutanku, ini juga pesta pengumuman pertunanganmu dengan Suho oppa kan? Ya sudah. Kalian yang datang itu sudah cukup."

"Tidak. Tidak bisa" Irene menghampiri Wendy, ia menarik adik sepupunya itu agar kembali menghadap ke cermin. Ia mencari pakaian yang ada di dalam lemari Wendy.

"Uhh, eonni-"

Irene berbalik menoleh pada Wendy, "Apa lagi? Jangan berkomentar. Aku akan meriasmu"

"Ahh..aku tahu ini akan terjadi" keluh Wendy, "Eonni, sudahlah. Itu tidak akan sempat. Pergilah, aku akan menjaga rumah"

Irene tidak menghiraukan kalimat Wendy, ia tetap mencari outfit untuk adik sepupunya itu. Kini ia sudah mendapatkan dua outfit yang cocok, dia mendekati Wendy lalu menempelkan outfit itu ke depan tubuh Wendy secara bergantian.

Irene menatap Wendy, dia tersenyum, "Haraboji, cucumu Wendy akan sangat cantik malam ini"

------

Cklik! Cklik! Cklik!

Para awak media sibuk memotret orang-orang khusus yang berjalan melalui red carpet. Kakek Irene dan Wendy tampak menyambut tamu undangannya dengan senyuman ramah.

"Wahh..banyak sekali wartawan, asshh jinjja" gumam Wendy. Wendy baru saja sampai dengan mobil yang dibawanya. Irene sudah duluan sampai bersama Suho, calon suaminya.

Baby Boo! (WENSOO)Where stories live. Discover now