Hari ke 3 part 1

90 7 1
                                    


Badan gue pegel, mata gue sembab duh parah nih.

"Lun, ga bawa tetes mata ya?"

"Kagak ber."

"Duh mata gue kaya abis nangis begini."

"Berdoa aja moga kempes."

"Gue mandi duluan ya." Gue akhirnya mandi duluan dan rendem muka gue siapa tau mata ini ngempesin.

Setelah mandi dan siap-siap akhirnya gue ke resto di lantai 1 untuk makan. Gue dengan sigap mengambil beberapa makanan dan minuman. Kesalahan gue adalah lupa untuk cek ada kursi kosong atau ga.

Ada satu di pojokan tapi Luna dengan sigap berlari ke arah sana. Jadi gue harus duduk dimana. Setelah gue telusuri ruangan, ternyata ada satu kursi yaitu.. depan mas Henry.

"Duduk disitu ga ya." Tanya gue dalam hati.

"Sini ber!" Panggil seorang namja yang lain tak bukan adalah Mas Henry.

"Tercyduk gue." Karena gue di notice jadi gue pilihlah kursi depan dia dan duduk.

"Berpura-puralah dia gaada ber. Anggap aja depan lo gada orang."

"Ber abis nangis?" Gue merasa nihil karena dia nanya ke gue dan bikin sugesti yang tadi berantakan.

"Ga lah, ga tau tiba-tiba kaya gini."

"uhm." Dia langsung nyendokin makanannya ke mulut.

"Udah aja, nanya doang buat cukup tau mas?" lah kenapa gue malah protes ya, harusnya bersyukur karena dia ga memperpanjang percakapan.

Kita makan dalam keheningan, padahal kita saling berhadapan.

"Ber, ayo buruan makannya. takut ketinggalan kereta." Luna ternyata udah beres makan duluan.

"hmm." Gue mempercepat gerakan makan gue.

Tanpa sengaja gue liat mas Henry makanannya udah abis, tapi dia bukannya pergi malah kasih ada di depan gue. Dia berlagak buka hp dan geser-geser layar.

"Mas buruan itu udah di suruh kumpul di lobby."

"Iya nanti mau bales line dulu."

"Oh." Gue kembali melanjutkan makan, dan dalam waktu singkat makanan gue habis.

Gue langsung berdiri dan bawa tas gue. Disaat mulai melangkah, ternyata mas Henry juga mengikuti langkah gue.

Setelah kumpul di lobby, gue dan teman-teman lainnya dikasih kartu sakti gitu, namanya suica. Mau naik kereta, naik bis, bahkan beli minuman, lo bisa gunaiin kartu ini. temtunya jangan lupa isi saldo.

Jarak dari hotel ke stasiun ga terlalu jauh, cukup sepuluh menit jalan kaki. Seperti biasa gue merasa punya pengawal, karena sebelah gue mas Henry.

Obrolan kecil bahkan dibilang ga penting kita terus lakuin sepanjang jalan. Bahkan daun jatuh aja di kasih komentar.

Entah kenapa gue rasa udah kenal lama sama mas Henry. Memang sih udah kenal sekitar enam bulan lalu, tapi ya sekedar say hi aja.

Tujuan naik kereta kali ini adalah ke Ueno dan pergi ke Ueno park. Tamannya luas, bahkan di dalam tamannya itu ada gedung teater, musium, sekolah, cafe, dan lain-lain.


"Daunnya kuning, bahkan rata-rata daun pohonnya udah gugur. Tapi bagus ya." Ucap mas henry yang lagi jalan sebelah gue, dan ngarahin kameranya kesana kemari.

"Iya, ditambah cuacanya juga bagus."

"Coba aja kita bisa lebih lama disini."

"Semoga aja ada kesempatan kesini lagi."

Setelah berjalan cukup jauh dari depan taman, kita sampai di sebuah perpustakaan.

Perpustakaan besar dengan gaya vintage, dan menarik untuk dikunjungi. Ternyata ga cuma luar nya aja yang menarik tapi di dalam nya juga. Selain bangunannya memang bagus, buku-bukunya pun tertata rapih.

Setelah dari perpustakaan, kita pergi untuk makan siang. Tepatnya makan bento di taman awal kita masuk. Selama dijalan seperti biasa gue jalan beriringan sama mas Henry.

Namun topik pembicaraan kita kali ini sedikit berbeda. Kita ngomongin kehidupan pribadi, ya semacam campus life, temen main, dan sebagainya.

"Jadi dosen dijurusan lo pada galak mas?"

"Yang galak sih satu, dua aja. tapi pelit nilai nya itu banyak."

"Haha, kalau gue rese-rese dosennya, tapi nilai ga susah sih."

"Mana akreditasi jurusan gud B doang."

Tengah asik ngobrol, tiba-tiba mas Henry narik lengan jaket gue dan itu bikin gue ketarik deket dia.

"Itu liat sebelah lo barusan, dia ngomong sendiri. Gimana kalau tiba-tiba lo di jambak?"

"Disini juga ada aja ya orang kayak gitu. hehe."

Padahal mas Henry narik gue juga kan gegara mau lindungi gue. Tapi kenapa rasanya jadi awkward.

"Laper banget ya."

"Hmm." Jawab gue kikuk.

Dia udah berhasil bikin gue salah tingkah untuk kesekian kalinya.
Makasih loh mas.

Let's not fall in love ✔️ Henber FfWhere stories live. Discover now