30. Sendiri

125K 6.8K 217
                                    

Tarrisa berjalan memasukki komplek perumahannya. Tadi Andrian menurunkan Tarissa didepan pintu portal perumahan. Disetiap langkah Tarissa masih memikirkan Andrian lelaki itu sepertinya sangat khawatir dengan Dania. Kenapa perasaan Tarissa tidak enak.

Perasaan yang membuatnya takut kehilangan Andrian. Melihat Andrian yang sangat khawatir seperti itu Tarrisa merasa posisinya sebagai istri tersingkir oleh Dania. Padahal baru saja tadi Tarissa ingin bertanya apa Andrian memang sudah tahu kalau dia mencintai Andrian.

Tarrisa juga takut, takut kalau Andrian selama ini bersikap baik hanya kasihan dengan Tarrisa yang mencintai dia. Akhirnya Tarissa sampai didepan rumah.

Membuka pagar tinggi rumah itu dan segera memasukki nya. Setelah masuk kedalam rumah Tarissa segera masuk kedalam kamarnya. Merebahkan tubuhnya diatas ranjang empuk itu.

Entah kenapa air mata Tarissa jatuh begitu saja. Membuat wanita itu kesal lalu segera menghapusnya. Tarissa tidak mau semenyedihkan itu seharusnya Tarissa tidak berpikiran negatif tentang Andrian. Tetapi percuma diotak Tarissa masih terpikir dengan Andrian.

Tarrisa berusaha memejamkan matanya tetapi tetap tidak bisa tak terasa jam sudah menunjukan angka dua belas malam berati sudah dua jam tigapuluh menit dia menunggu Andrian pulang. Tarissa mengambil handphonennya didalam tas perginya tadi. Mencari kontak Andrian untuk menghubungi lelaki itu Tarrisa merasa khawatir takut terjadi apa-apa dengan Andrian.

Tangan Tarrisa segara menekan tombol hijau dan segera menempelkan handphonenya di telinga tetapi hanya suara operator yang menjawab panggilan itu. Tarrisa menghela nafas lelah jika begini bagaimana dia tidak khawatir.

Tarissa tidak bisa tenang perempuan itu mondar mandir dari tadi mencoba menghubungi Andrian tetapi tetap saja tidak bisa dihubungi padahal jam sudah menunjukan jam satu lewat empat puluh lima. Tarissa duduk di tepi ranjang berusaha untuk menenangkan dirinya.

Suara mobil dan suara pagar yang dibuka seseorang membuat Tarissa langsung segera mengintip di cela jendela. Untungnya itu mobil Andrian hati Tarissa lega melihat Andrian sudah pulang. Setelah memarkirkan mobil Andrian langsung memasukki rumah.

"Kamu belum tidur?" Tanya Andrian,

Tarissa hanya mengangguk. Perasaannya sekarang sudah lega melihat Andrian dan segera merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Andrian pun ikut berbaring disamping Tarrisa seperti biasa tangan Andrian memeluk perut Tarissa, entah kenapa hanya perlakuan itu saja membuat Tarissa menjadi sangat mengantuk tidak membutuhkan waktu lama wanita itu sudah berada di alam mimpi

•••

Siang yang cukup panas, Tetapi siang ini Tarissa akan memberi kejutan kepada Andrian membuatkan lelaki itu sebuah kue dan makanan kesukaannya. Kue yang Tarissa buat pun sudah jadi tinggal memberi sebuah hiasan.

Setelah selesai Tarissa memasukkanya kedalam wadah makanan Tarissa segera menenteng kedua makanan itu dan menuju mobilnya.

Diperjalanan sedikit tersedat karena macet tapi untungnya tidak terlalu parah jadi Tarissa tidak terlalu lama menuju perusahaan Andrian. Gedung tinggi perusahaan Andrian sudah terlihat Tarissa segera memasukki nya.

Para karyawan yang melihat Tarrisa segera menyapa Tarissa lewat senyum mereka. Tarissa segera berjalan ke arah lift khusus, menunggu pintu lift itu terbuka. Berselang beberapa menit pintu lift terbuka.

Mata Tarissa membulat ketika melihat kejadian tak senonoh didalamnya. Tarissa mematung menatap kedua manusia yang Tarrisa sangat kenal sedang berciuman didalam benda persegi itu. Air mata Tarissa berlahan keluar tangannya semakin mengenggam erat kotak makan.

Andrian terlalu serius sampai tidak mengetahui bahwa lift itu sudah terbuka dan parahnya lagi Tarissa melihat kejadian itu.

"An- An drian" Ucap Tarissa terbata-bata. membuat kedua orang yang berada disana menolehkan kepalanya.

Andrian terkejut melihat Tarrisa tengah berdiri disana Andrian langsung keluar dalam lift bersama Dania. Menatap Tarrisa entah tatapan apa. Mungkin hanya tatapan kasihan melihat bertapa menyedihkan nya Tarrisa sekarang dengan air mata dan mulut yang masih menganga tak percaya.

Tarrisa tidak bisa berlama lama melihat itu dan segera meninggalkan tempat. Kenapa Tarrisa benar-benar bodoh. Kenapa dia mengira Andrian sudah mencintainya padahal nyatanya lelaki itu belum pernah menyatakan cinta kepadanya. Kenapa Tarrisa tidak merasa bahwa Andrian mencintai Dania. Apa memang benar Andrian hanya kasian kepadanya.

Tarrisa mengegas mobilnya lalu segera pergi dari perusahaan Andrian membawa luka. Jalan yang dituju Tarissa bukan jalan rumahnya tetapi jalan kerumah Melannie.

Pikiran Tarissa berkelana bertapa bodohnya dia dengan mudahnya jatuh ke pesona Andrian. Kenapa juga sekarang dia ingin melihat Andrian mengejarnya tapi nyatanya memanggil namanya saja tidak apalagi mengejarnya.

•••

TERSERAH DEH YANG BILANG INI CERITA MUDAH KETEBAK ATO APALAH😊

TBC😙

My Hot DaddyWhere stories live. Discover now