3. Kencan?

213K 12K 339
                                    

Sudah satu jam lebih Queensyah memilih baju di butik Tarissa, Satu jam itu Tarissa isi dengan mengobrol singkat dengan Terre atau Syah yang sampai sekarang masih setia berada didekat nya.

Setelah mendapatkan sepuluh baju yang dipilih sendiri oleh Queensyah, Sepertinya anak itu sangat pintar memilih baju yang akan dia pakai. Liat saja sekarang baju-baju yang dipilih Queensyah adalah baju-baju yang spesial di butik Tarissa.

Sekarang baju-baju itu sudah akan dibayar. Tarissa agak sedikit sedih jika tau Queensyah akan meninggalkannya lagi, bilang saja Tarissa seperti anak kecil tetapi Tarissa merasa dunianya lebih berwarna ketika Queensyah bersamanya.

"Totalnya dua belas juta sembilan ratus tiga puluh" Ucap Emma.

Terre langsung memberikan kartu yang berada di dompetnya menyerahkan kepada Emma.

"Ayo Queensyah sepertinya kita akan pulang daddy akan segera menjemput kita" Ucap Terre sambil merentangkan tangannya agar Queensyah beralih kepadanya.

Tapi anak kecil itu menggeleng tegas dia menambah erat pelukan kepada Tarissa dan menenggelamkan wajahnya disana. Pintu butik terbuka menampilkan sosok pria besar yang tengah tersenyum menatap Tarissa.

"Andrian coba kamu lihat sepertinya anak mu itu sangat manja dengan Tarissa" Ucap Terre membuat Andrian mengalihkan pandangannya ke anak kecil yang tengah menenggelamkan wajahnya. Tetapi Andrian tahu Queensyah tengah mengintip nya.

"Ayo sayang kita pulang," Bujuk Andrian agar Queensyah segera lepas dari Tarissa.

"Syah ndak mau pulang kalo Ante Lica ndak ikut!" Senta Queensyah membuat Terre tersenyum kecil.

"Ya sudah Andrian ajak Tarissa ikut dengan kita" Kata Terre.

"Hm Tarissa apa kamu mau?" Tanya Andrian canggung

Tarissa menimang-nimang sebentar tetapi ketika matanya bertumbrukan dengan mata melas Queensyah membuat Tarissa tak tega untuk menolaknya. Tarissa mengangguk menandakan dia menerimanya.

"Yeayy Ante duduk ama Syah ya!" Ucap gadis kecil itu girang. Dia langsung meminta Tarissa melepaskan gendongan dan segera memegang tangan Tarissa erat, membawa Tarissa berlari menuju mobil yang sudah terparkir disamping mobil jazz miliknya.

Tarissa hanya tersenyum ketika melihat kelakuan Queensyah.

"Daddy buruan bukain pintunya!" Gadis kecil itu menatap Andrian dengan kesal, Andrian yang melihat itupun langsung segera membuka pintu mobilnya "Oma, oma duduk belakang aja ya! Bial Ante Lica duduk camping Daddy oke" Lanjut anak itu sambil membukakan pintu untuk Tarissa.

"Oke banget" Jawab Terre masih sambil tersenyum lebar melihat kelakuan yang menggemaskan dari cucunya sedangkan Andrian hanya menggelengkan kepalanya.

"Ante Lica pangku Syah ya!" Tarissa hanya mengangguk sebagai jawaban.

berapa menit pun sudah berjalan tadi Andrian mengantarkan Terre dulu kerumahnya. Tadi suasana mobil ini tidak terasa canggung seperti sekarang Terre selalu saja membuka topik obrolan atau Queensyah yang memulainya terlebih dahulu.

Tetapi sekarang Terre sudah pulang kerumahnya sedangkan Queensyah tertidur didalam pangkuan Tarissa. Mobil terasa canggung Tarissa tidak tahu ingin memulai obrolan seperti apa. Dia dan Andrian saja baru bertemu dan ketika bertemu pun hanya sebentar.

Andrian berdehem untuk membuat suasana canggung dan hening agar segera mencair.

"Apa kamu ingin segera saya pulang?" Tanya Andrian membuat Tarissa menoleh.

"Ya, Kamu bisa mengantarkan aku kebutik ku yang tadi"

"Kenapa tidak mengantar ke rumah?"

"Tadi aku pergi membawa mobil jadi mobilku ada di butik"

"Oh baiklah"

Setelah mengucapkan itu tidak ada lagi obrolan disini Tarissa hanya menatap kejendela melihat keadaan diluar sana sedangkan Andrian fokus dengan menyetirnya.

Tak terasa bangunan butik Tarissa sudah terlihat, Dia menghela nafas lega sesungguhnya lidah Tarissa sudah keluh karena Tarissa tidak suka dengan keheningan tapi dia takut topik yang dibukanya tidak mendapatkan respon apapun.

"Terima kasih!" Ucap Tarissa Queensyah sudah berada digendongan Andrian sekarang. Ketika Tarissa ingin membuka pintu mobil tangan Tarissa dicekal lantas Tarissa refleks menoleh.

"Ada apa?" Tanya Tarissa

"Apa boleh saya meminta nomor ponsel kamu?" Ucap Andrian to the point. Tarissa agak menimang-nimang bagaimana pun dia sangat jarang memberikan nomor ponselnya kepada laki-laki apalagi Andrian orang yang baru dia kenal.

"Ini untuk Queensyah saya takut dia akan mencari kamu ketika bangun" Lanjut Andrian ketika melihat keraguan di mata Tarissa.

Tarissa merasa ada yang salah dari dirinya ketika mendengar bahwa Andrian meminta nomor ponselnya hanya karena Queensyah hati Tarissa agak sedikit sakit entah karena apa.

Tarissa mengeluarkan ponselnya lalu memberikan kepada Andrian, Andrian mengetikan nomor Tarissa diponselnya tangannya sangat lincah mengetikan angka-angka yang ada disana.

"Terima kasih, Sebelumnya kita belum kenalan. Perkenalkan nama saya Andrian" Ucap Andrian menyodorkan tangannya kepada Tarissa, Tarissa menerimanya.

"Aku Tarissa, terima kasih atas tumpangannya aku akan segera pulang!" Ucap Tarissa lalu segera membuka pintu mobil Andrian. dan berlari menuju mobilnya.

🌊🌊🌊

Tak terasa waktu sudah bergulir begitu cepat. Tarissa hanya berguling-guling dikamarnya dan menscroll sosial media.

Tarissa bangkit dari atas ranjangnya berniat membantu Melannie menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga. Tarissa hampir membuka pintu untuk keluar tetapi mendengar notifikasi yang berasal dari handphone nya Tarissa segera mengambilnya dan langsung mengecek.

From: 08xxxxxxxxxx

Saya Andrian, Apa saya bisa menjemput kamu untuk makan malam bersama, Queensyah dari tadi dia merengek memintamu.

Pesan itu membuat jantung Tarissa seperti sedang dipompa. Oh tuhan mengapa dia seperti orang yang baru merasakan cinta monyet sih.

Apa ini kencan? Bantin Tarissa,

Me:

Bisa,

Setelah mengetikan jawaban itu pesan baru masuk kedalam ponselnya.

From: 08xxxxxxxxxx

Baiklah saya sudah berada di depan komplek kamu.

Seketika mata Tarissa membulat. Oh Ayolah dia saja belum bersiap-siap

🌊🌊🌊

Sorry kalo ngebosenin🙏🙏

My Hot DaddyWhere stories live. Discover now