23. Orang baru

137K 6.8K 49
                                    

Tarrisa membuka matanya, Jam masih menunjukan pukul empat pagi. Tangan Andrian setia memeluknya erat. Tarissa menoleh menatap Andrian dengan senyum manisnya, mengingat apa yang dilakukannya semalam dengan Andrian.

Rahang Andrian yang kokoh ditumbuhi Rambut - rambut halus. Tarissa merabanya merasakan sensasi geli dari Rambut - rambut halus itu.

"Kita lanjutin lagi ya" Ucap Andrian membuat Tarissa sedikit terkejut. Seketika wajahnya langsung memerah mengingat perlakuan Andrian yang membawanya kepungan kenikmatan berapa jam lalu.

"Tapi nanti Queensyah bang-" Alas Tarissa.

"Masa, Queensyah kan bangun jam tujuh lagian ini masih jam empat" Jawab Andrian tersenyum manis. Menatap manik Mata Tarissa menggoda.

Tarissa menghela nafas dengan malu-malu dia menganggukan kepalanya.

•••

Pagi ini mereka sarapan dimeja makan dengan menu nasi goreng yang memang kesukaan Queensyah. Mereka akan pergi ke tokoh peralatan sekolah untuk membelikan Queensyah.

Setelah sarapan mereka bersiap-siap jam sudah menunjukan sepuluh lewat empat lima siang. Tarissa hanya memakai baju santai untuk pergi ke mall sedangkan Andrian memakai baju kaos polos yang pas ditubuhnya. Queensyah juga memakai baju santai yang sangat lucu.

Merekapun segera pergi. Dimobil, Andrian banyak berbicara menasihati Queensyah agar tidak nakal disekolah nanti dan banyak lagi. Tarissa sangat senang melihat percakapan ayah dan anak itu sekali-kali dia juga ikut mengobrol.

Setelah sampai mereka menuju tokoh yang menjual alat tulis lengkap. Mata Queensyah langsung berbinar tak kala melihat tas yang bergambar kuda poni. Anak itu menarik tangan Andrian. Tarrisa ikut berjalan dibelakang Andrian.

"DADDY MAU INIII" Rengek Queensyah

Andrian mengangguk.

"Ini jadi pak?" Tanya seorang

"Iya"

Mereka melanjutkan belanjaannya. Setelah berkeliling hampir satu jam lebih. Akhirnya alat tulis yang mereka perlukan sudah lengkap. Tarissa Andrian dan Queensyah menuju ke restoran cepat saji.

"Queensyah" Ucap suara lembut yang membuat mereka bertiga menoleh. Di sebelah meja Mereka Valeta sedang duduk bersama seorang lelaki yang tampan.

Valeta mendekat kearah mereka. Duduk dikursi yang memang tidak ada yang menempatinya.

"Syah mau sekolah ya nanti?" Tanya Valeta sambil mengacak rambut Queensyah sayang.

Tarissa tau apa yang dilakukan Valeta memang kasih sayang seorang ibu.

"Iya ma!" Jawab Queensyah girang.

"Udah beli semua alat tulis?" Tanya Valeta lagi.

Queensyah mengangguk mengiyakan lalu menunjukan kantong yang berada di dekatnya.

"Wah!!! mama mau tanya apa lagi yang Queensyah perluin tapi belum dibeli?"

"Kaos kaki ma!!"

"Oke mama beliin ya sayang"

"Nggak perlu" Ucap Andrian dingin.

"An, Queensyah anak aku juga emang aku nggak boleh beliin dia barang" Jawab Valeta terlihat sedih.

Entah kenapa Tarrisa menjadi kasian dengan Valeta dari cara dia menatap Andrian perempuan itu sangat merasa terluka tapi bagaimanapun dia sudah menyelingkuhi Andrian.

Tarrisa menoleh kearah Andrian meyakinkan Andrian agar lelaki itu mengiyakan permintaan Valeta. Dengan enggan Andrian akhirnya mengangguk. Valeta tersenyum senang.

"Ini aku mau kenalin kalian seseorang" Ucap Valeta lalu menarik lelaki yang tadi duduk bersama dia.

"Dia Alvin calon suami aku," Lanjut Valeta. Lelaki itu mengulurkan tangannya kepada Andrian.

Andrian menyambutnya sebentar lalu kearah Tarissa, Tarissa menerimanya lalu menyebut nama dia. Lelaki itu pun menyubit gemas pipi Queensyah.

Andrian menaikkan alisnya.

"Mau kamu kemanakan Dimas?" Tanya suara horor yang terdengar serius.

"Aku putus, Ternyata dia bermain dibelakang ku" Jawab Valeta lirih.

"Karma memang selalu ada, Syukurlah kamu tidak semenyedihkan kemarin"  Ucap Andrian terdengar sarkartis tapi Tarissa tau lelaki itu cukup peduli.

"Tar maafin aku ya" Ucap Valeta tulus dengan senyuman menghiasi wajahnya. Valeta juga mengulurkan tangannya yang diterima Tarissa dengan senyuman.

"An aku rasa kamu harus dengar penjelasan aku, Aku mohon An aku ngerasa nggak lega jika kamu belum dengar penjelasan aku" Jelas Valeta dengan nada memohon.

"Penjelasan apa lagi Val? Kamu sudah mau menikah apa kamu tidak cap-"

"An aku mohon" Lirih Valeta

Tarissa memberi kode mengiyakan untuk Andrian. Muka lelaki itu terlihat sangat masam dengan respon yang diberikan Tarissa.

Akhirnya Andrian mengangguk.

•••

ABSURD BANGET GILE,, MAKIN LAMA MAKIN ANEH JALAN CERITANYA WQWQ -_

My Hot DaddyWhere stories live. Discover now