⛺11 ; LDKS (Jurit Malam 2)

3K 726 190
                                    

🏡🏡🏡

"Jeno siapa?" Ucap sosok itu dengan suara parau.

"Lah ngelawak lu ya? Jangan bercanda dong, No. Gak lucu!"

Sosok itu terdiam. Bibirnya membentuk sebuah seringaian mengejek.

"Saya enggak bercanda."

Aliran darah segar perlahan keluar dari celah seringaian sosok itu. Jemari dingin miliknya hendak meraih lengan Somi.





Somi sontak menjerit dan pergi dari tempat itu dengan lari terbirit-birit. Demi Tuhan, Somi takut.

Mark mendengar jeritan yang sangat familiar di kupingnya, dan bergegas berlari ke sumber suara. Ditemuinya Somi yang pucat pasi.

"Kenapa dek ?!"

"J-jeno. Mas. Jeno. J-jadi. . . B-bukan Jeno. . . Mas. . . D-di. . . Situ. . ."

Somi terbata-bata berusaha menjelaskan kejadian tadi dan telunjuknya menunjuk ke arah Ia dan sosok tadi berbicara.

Wajah adiknya pucat, kayak habis ngeliat setan. Mark tau ada yang gak beres.

Segerombolan panitia langsung menuju arah yang ditunjuk Somi, sisanya menggiring peserta naik mobil bak untuk balik ke sekolah.





🏡🏡🏡








"Rin, lo sama Seonho tuh pacaran? Atau gimana?" Tanya Jeno, blak-blakan.

Herin tertawa cekikikan.

"Hush! Ketawanya jangan gitu anjir gue merinding!"

"Maaf maaf. Aku gak pacaran sama Seonho kok Kak. Hahaha"

"Terus, kok lu kayaknya getol banget deketin Seonho?" Jeno penasaran. Ternyata diem diem Jeno juga merhatiin Herin.

"Heheheh. Kalo mau deketin kakaknya, deketin dulu adeknya, Kak." Jawab Herin santai.

"Wahhh dasar perempuan. Jadi lu ngincernya Guanlin tapi ngedeketin Seonho dulu gitu ?!"

Herin ngangguk. "Seonho kayak herder gitu. Ibarat rumah mewah, kan harus permisi dulu sama satpamnya."

"Wah.. teknik lo boljug!" Canda Jeno. Mereka berdua ketawa terus di tengah-tengah perjalanan sunyi ini. Ngobrol aja, biar gak serem.


"Astaghfirullah ini dimana sih." Jeno ngecek googlemaps di handphonenya yang menurutnya ngaco.

"Masa Rin, kata maps gue ini di Tanggerang. Ngaco deh ini handphone harus diganti." Keluh Jeno.

"Udah dapet sinyal kan Kak? Telfon dong anak-anak di sekolah!" Seru Herin.

Tapi sayang beribu sayang, walaupun bar sinyal di handphone Jeno penuh, semua orang yang dia telfon gak ada yang jawab. Bahkan dialing pun enggak.

Herin dan Jeno hampir putus asa.







"K-kak Jeno! I-itu... kok... banyak cahaya ya?"


Jeno dan Herin segera berlari ke sumber cahaya yang daritadi menghampiri keduanya. Persetan dengan fatamorgana. Mereka yakin itu cahaya lampu kendaraan beneran. Atau... lampu gedung? Entah.

Prediksi Herin dan Jeno, mereka ada di sisi lain taman, karena di daerah situ emang banyak perumahan.

Jalannya agak sedikit menanjak. Tapi gapapa, yang penting mereka kembali ke keramaian.










Townhouse ( mianhaeng × k. idols)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang