chapter 13

140 3 0
                                    

Reina's pov

Indah,nyaman dan tenang.
Itu yang ku rasakan saat ini.aku sedang berada di sebuah taman bersama dengan kak adit,di mana taman tersebut belum pernah aku datangi sebelum nya dan ini pertama kali nya aku melihat taman senyaman ini.saat ini hujan sudah redah aku duduk di salah satu bangku panjang dengan adit di salah satu taman tersebut seraya memejamkan mata menghirup udara segar dan sejuk

Aku membuka mata ku karna sejak tadi kak adit terus melihat ku dan aku merasa risih di pandang seperti itu.

"Kak"panggik ku dan dia hanya menaikan sebelah alis nya tanpa menjawab panggilan dari ku.sesaat kemudian aku mengernyit kan dahi ku sambil memandang nya dengan kesal dan di saat itu juga kak adit tersenyum.menurut ku itu senyuman yang berbeda kali ini senyuman nya bikin adem.

"Lo cantik"ucap nya pelan nyaris seperti berbisik pada ku,tapi aku masih tetap mendengar nya.

"Ha?apa?"tanya ku ingin mendengar ia mengulang kalimat nya barusan.

"Eh maksud gue lo gak capek?"bohong nya pada ku.sebenarnya aku mendengar dengan jelas apa yang dia kata kan tadi.

Lo cantik?  Kata itu lah yang aku dengar.

"Capek sih,tapi gak terasa capek nya karna tempat ini terlalu nyaman buat gue"jawab ku kepada kebohongan yang ia beri tadi.

"Kalau lo capek mending kita pulang,gue bisa ajak lo kapan aja ke sini,lagian udah mau malam juga nih,nanti takut nya lo di cariin sama keluarga lo"ucap nya dan aku menyetujui pernyataan tersebut.

Adit's pov

Aku merasa diriku berbeda dari biasa nya.entah apa itu aku belum menemukan jawaban nya.

"Nama nya reina ya?"gumam ku dalam hati sambil merebah kan tubuh ku di ranjang.

"Dia seperti anak perempuan yang enam tahun lalu aku temui".

Anak perempuan itu menangis tersedu sedu di makam seseorang dia seperti seorang anak yang sedang frustasi.aku ingin menghampiri nya tapi aku takut jika mengganggu kesedihan yang mungkin sedang ia rasa kan.

Aku mencoba mengamati nya dari jauh  dan beberapa menit kemudian dia meninggal kan makam tersebut dengan meninggal kan sebuket bunga lalu berjalan keluar dari area pemakaman.

Aku menghampiri nya,mencoba menyejajar kan langkah ku dangan langkah nya.

"Hai!"sapa ku,dia hanya melihat ku sekilas tanpa menjawab sapaan dari ku.keadaan nya sangat kacau.

"Kamu kenapa?"tanya ku dengan nada lembut.

"Apa kamu tidak melihat keadaan ku sekarang?"jawab nya.

"Aku tahu kamu sedang bersedih kan?aku bisa kok jadi teman kamu,jadi kamu jangan sedih ya"

"Kalau aku boleh tahu,makam siapa yang kamu tangisi tadi?"lanjut ku.

"Dia -"ucap nya terpotong dan di saat itu dia terdiam mata nya mulai berkaca kaca lagi,sedetik kemudian air mata yang tadi terbendung jatuh dengan leluasa nya.

Aku mencoba mengelus bahu nya berusaha menenang kan,tidak ada respin penolakan dari nyasaat aku melakukan itu.

"Maaf"lirih ku pada nya.

"Eh..sorry aku jadi nangis"

Aku mengangguk dan aku juga mengerti mungkin dia sedang sangat terpukul jadi aku yang salah karna telah menanyakan hal yang sensitif untuk nya.

"Hm...maaf aku belum bisa cerita sekarang ,mungkin lain waktu kalau kita bertemu kembali,aku sering ke sungai dekat sini mungkin kita bisa berjumpa di sana"jelas nya pada ku.

"Ugh...mimpi itu"aku terbangun dari mimpi ku atau bisa di sebut kisah masa lalu yang mungkin sudah aku lupa kan.

"Di mana ya dia sekarang?apa dia baik baik saja?"gumam ku dalam hati.






*
*
*
*

Huh...aku gak tau ni bakal buat ending nya kayak apa,masih bingung sama alur cerita aku sendiri.walaupun aku jarang update tapi aku tetap bakal selesai kan cerita ini meski lama selesai nya tapi gak apa apa lah ya,kalian para readers sabar aja.jangan lupa untuk vote nya ya....

Aku berharap kalian suka sama cerita aku,kalau misalkan ada yang kurang atau ada yang gak pas kata kata nya bisa di komen atau tanya langsung aja..

Terimakasih....

Hanya DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang