Adalah Kim Jongdae, pemuda tampan bersurai coklat gelap, tengah berjalan menaiki tangga rumahnya. Jongdae menggenggam sebuah cangkir cokelat berisi teh hangat untuk sekedar menemaninya di sore hari nan sejuk itu.
Setelah sampai di lantai dua, ia bergerak menuju balkon depan. Menggeser pintu kaca lalu berdiri diujung balkon. Tangan kirinya ia taruh pada penyangga besi didepannya, dengan tangan lainnya yang masih memegang cangkir berisi teh.
Damai. Tenang.
Jongdae menyesap tehnya yang mulai berkurang kepulan asapnya. Hangat. Rasa yang menjalari tenggorokan pemuda berparas rupawan itu.
“Ternyata sudah hampir setahun…”
Sekelebat memori tentang seseorang kembali menghiasi ingatannya. Satu sosok gadis yang selalu bermain-main dibenaknya sejak awal mereka bertemu kini betah bersarang didalam kepalanya lagi. Berputar-putar dengan memampangkan wajah menawan yang selalu bisa menggetarkan organ tubuh didalam dadanya.
Jongdae merindukan gadis itu. Ya, mutlak saja.
“Hahaha…”
Jongdae tertawa seorang diri. Tidak. Bukan karena pemuda tampan itu tiba-tiba saja gila. Namun karena pendengarannya seperti mendengar suara gadis yang tengah dikenangnya.
“Tentu saja tidak mungkin─”
“Dae! Harus sampai kapan aku berteriak memangilmu, huh?!”
Jongdae berbalik. Matanya membelalak takjub mendapati imajinasinya menjadi nyata. Ya, gadis itu ada didepan matanya. Bersedekap dengan ekspresi kesal menatap Jongdae.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Jung Ryung?!”
##
“Baiklah sekarang jelaskan padaku mengapa kau tiba-tiba datang ke Korea? Muncul begitu saja tanpa diundang masuk ke kamarku ini.”
Jongdae mendesis melihat Ryung yang kini telah duduk pada kursi santai balkon kamarnya. Gadis dihadapannya merebahkan tubuh pada empuknya kursi berbahan beludru itu.
Ryung. Ia adalah gadis yang Jongdae cintai sejak kecil. Kalau dihitung-hitung sudah 15 tahun lamanya Jongdae dan Ryung bersama menjadi sahabat. Ya hanya sebatas SAHABAT. Sahabat sejak kecil. Sangat terdengar klasik bukan?
Percaya atau tidak, sampe detik ini, Ryung tidak menyadari perasaan Jongdae. Sedih memang. Sakitnya jangan ditanya.
Tapi Jongdae sudah lega sekarang. Setahun lalu lelaki itu telah rela melepaskan perasaannya dan membiarkan Ryung menyambut kebahagiaan abadinya.
Park Chanyeol namanya.
Adalah suami sah Ryung sejak setahun lalu. Memiliki wajah tampan jauh diatas rata-rata, bertubuh tinggi, mapan, baik dan berjiwa pemimpin adalah kecukupan kualifikasi yang dimiliki Chanyeol hingga Jongdae rela untuk menyerahkan Ryung'nya'.
